ASET KRIPTO - Uang kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin akhir-akhir ini digemari sebagai pilihan investasi. Banyak masyarakat terutama kaum milenial yang tertarik untuk berinvestasi dengan mata uang digital ini.
Namun sebelum Anda memutuskan terjun dalam investasi jenis ini, ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu.
Prof. Dian Masyita, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), memaparkan beberapa risiko besar dari aset uang kripto.
Seperti dilansir dari laman Unpad, Prof Dian menjelaskan jika investasi pada cryptocurrency memiliki ketidakpastian yang tinggi.
Mekanisme permintaan atau demand dan ketersediaan atau supply menciptakan ketidakpastian harpa dari uang kripto.
Harga mata uang digital seperti Bitcoin akan meningkat jika ada banyak permintaan. Namun sebaliknya, harta uang kripto akan jatuh jika para investor melakukan aksi jual.
Dari hal inilah bisa disimpulkan jika harga cryptocurrency banyak dipengaruhi faktor ketersediaan dan permintaan. Uang kripto jelas tidak memiliki nilai yang ada di dalam sesuatu yang bisa berdiri sendiri atau nilai intrinsik.
“Tidak ada sektor riil atau aset riil yang berputar sebagai underlying bisnisnya. Kalau menganalisis saham, ada analisis fundamentalnya (kondisi bisnis di sektor real perusahaan tersebut), sedangkan menganalisis cryptocurrency kebanyakan pakai analisis teknis saja,” papar Prof. Dian.
Fluktuasi nilai uang kripto tersebut sudah memperlihatkan seberapa besar risiko dari investasi ini. Harganya yang fluktuatif membuat aset kripto hanya menjadi alat spekulasi belaka. Prof. Dian juga menyebutkan jika investasi kripto sama seperti permainan lotere yang menantikan keuntungan.
Baca Juga: UI ranking 1, universitas terbaik Indonesia versi Asia University Rankings 2021
Bukan pilihan investasi masa depan yang menjanjikan
Beberapa negara melarang cryptocurrency sebagai mata uang untuk transaksi. Jika diizinkan, kripto hanya sekedar komoditas yang diperjualbelikan.
Lebih lanjut, Prof. Dian juga tidak setuju dengan menjadikan kripto sebagai salah satu pilihan investasi. Ketidak jelasan tempat dana berputar menjadi alasan kripto bukan pilihan tepat sebagai investasi masa depan.
"Tidak ada yang bisa menjamin kripto bisa menjadi investasi masa depan dan mampu bertahan. Ekosistem kripto harus terbentuk terlebih dahulu agar bisa mendapatkan banyak dukungan (followers) agar aset kripto bisa diperdagangkan,” jelasnya seperti dikutip dari laman Unpad.
Dalam dunia keuangan terdapat rule of the thumb dimana suatu keputusan keuangan secara rasional diambil dengan mempertimbangkan banyak variabel dan informasi yang mendasarinya.
Namun, ada banyak hal teknis pengambilan keputusan keuangan yang sulit dijawab saat akan membeli aset kripto.
Hal inilah yang membuat Prof. Dian menyampaikan sulit untuk berinvestasi pada mata uang digital ini. Menurutnya, orang-orang yang berani mengambil risiko lebih cocok bermain dengan aset kripto ini.
Mempelajari mekanisme dengan benar, memiliki dana yang menganggur atau dana yang tidak dibutuhkan dalam jangka pendek, serta mempelajari siapa pengembang di balik aset kripto menjadi hal mendasar yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada cryptocurrency.
Banyak anak muda yang tergiur kripto
Keuntungan yang besar dalam waktu yang cukup singkat membuat banyak orang terutama generasi muda yang tertarik berinvestasi pada uang kripto.
Karenanya, anak-anak muda penting untuk memahami dasar-dasar atau logika dasar keuangan dan investasi sebelum membeli aset kripto.
Prof. Dian menyarankan jika tidak ingin mengambil risiko yang besar, pilihan investasi di sektor lain seperti sektor keuangan atau riil bisa bisa menjadi pilihan.
“Semua investasi ada risikonya masing-masing. Rule of thumb, kalau berharap untung besar tanpa banyak usaha, rasanya tidak mungkin di era keterbukaan dan dalam struktur pasar persaingan sempurna ini. Kalau pun ada untung besar, itu sifatnya sementara saja setelah itu mekanisme pasar akan segera menyeimbangkannya kembali,” jelasnya.
Pola spekulasi keuangan bisa membuat terjebak dalam money game atau zero sum game. Banyak ahli keuangan yang menyebutkan jika uang kripto memiliki zero sum game yang artinya saat ada yang untuk maka ada orang lain yang mengalami kerugian.
Baca Juga: Seleksi mandiri UGM 2021 sudah dibuka, ini syarat dan prosedur pendaftarannya
Kripto dari sisi syariah
Dari sisi keuangan syariah, aset kripto sangat bertentangan dengan konsep ekonomi Islam.
Islam mengajarkan untuk berekonomi di sektor riil melalui perdagangan barang dan jasa, serta bekerjasama dalam suatu bisnis riil dengan berbagi risiko. Konsep ini memiliki istilah profit loss sharing.
Tingkat pengangguran bisa berkurang dan kesejahteraan pelaku usaha bisa terjaga imbas dari efek multiplier yang dibawa oleh sektor riil.
Pemilik modal tidak serta merta selalu untung, tetapi juga bisa rugi sesuai dinamika bisnis yang dijalankan.
“Dari keterangan di atas apakah cryptocurrency memenuhi karakteristik ekonomi syariah tersebut? Sepertinya masih jauh. Berita baiknya, semoga teknologi blockchain yang menjadi plaiorm cryptocurrency bisa dikembangkan untuk produk ekonomi dan keuangan syariah di masa depan,” jelas Prof. Dian.
Selanjutnya: Daftar lengkap jadwal UM universitas di Jateng 2021, dari Undip hingga Unsoed
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News