KONTAN.CO.ID - Menghitung premi asuransi kesehatan non BPJS membutuhkan pemahaman menyeluruh mengenai cara perusahaan asuransi menentukan biaya perlindungan bagi setiap peserta.
Besaran premi tidak ditetapkan secara sembarangan karena perusahaan menggunakan prinsip aktuaria untuk menilai risiko kesehatan individu.
Melansir situs AXA Mandiri, pengaruh usia dan penghasilan berpengaruh dalam struktur premi. Banyak orang membeli produk asuransi tanpa memahami cara hitung premi sehingga sering merasa biaya yang ditawarkan kurang sesuai.
Baca Juga: Strategi Dana Pensiun: Target 10 Kali Gaji untuk Masa Tua
Faktor Utama Penentu Premi Asuransi Kesehatan
Penetapan premi menggunakan kombinasi berbagai faktor risiko. Perhitungan premi selalu mempertimbangkan usia, kondisi kesehatan, riwayat penyakit, kebiasaan hidup, dan pilihan manfaat.
Melansir situs One by IFG Life, besar premi sangat terkait dengan tingkat risiko yang harus ditanggung perusahaan asuransi. Berikut penjelasannya.
1. Usia Peserta
Usia merupakan penentu paling signifikan dalam premi. Semakin tinggi usia seseorang, maka semakin besar risiko penyakit dan semakin tinggi biaya klaim yang mungkin timbul. Oleh sebab itu, perusahaan menaikkan premi secara bertahap dalam rentang usia tertentu. Selisih usia lima tahun saja dapat meningkatkan premi secara signifikan.
2. Kondisi Kesehatan dan Riwayat Penyakit
Perusahaan akan menilai apakah calon peserta memiliki riwayat penyakit tertentu. Semakin banyak kondisi medis yang pernah dialami, semakin tinggi risiko klaim di masa depan. Kondisi kesehatan awal digunakan untuk menentukan apakah peserta dikenakan tambahan premi atau pengecualian manfaat tertentu.
3. Kebiasaan Hidup dan Jenis Pekerjaan
Kebiasaan merokok, kurang olahraga, atau pekerjaan berisiko tinggi akan membuat premi meningkat. Hal ini karena perusahaan harus menyiapkan cadangan dana lebih besar untuk risiko kesehatan yang mungkin terjadi.
4. Jumlah dan Jenis Manfaat
Manfaat asuransi seperti rawat inap, rawat jalan, kamar perawatan, biaya pembedahan, dan tambahan manfaat lain sangat memengaruhi premi. Semakin luas manfaat, semakin tinggi nilai premi yang ditetapkan.Premi sering dibedakan berdasarkan batas tahunan pertanggungan dan jenis kamar yang dipilih.
5. Pendapatan Peserta
Ppremi ideal sebaiknya tidak melebihi persentase tertentu dari pendapatan bulanan agar tidak membebani keuangan jangka panjang. Banyak perusahaan juga menawarkan pilihan paket yang menyesuaikan kemampuan finansial peserta.
Baca Juga: Investor Pemula: Mulai Investasi Saham Dengan 7 Cara Ini
Cara Menghitung Premi Berdasarkan Usia
Perusahaan menggunakan tabel aktuaria untuk menentukan premi sesuai usia peserta.
Misalnya peserta berusia 25 tahun akan membayar premi lebih rendah dibanding peserta berusia 40 tahun karena tingkat risiko kesehatan pada usia 25 tahun lebih rendah.
Kesenjangan premi tersebut merupakan penyesuaian risiko jangka panjang yang telah dihitung berdasarkan data klaim.
Cara Menghitung Premi Berdasarkan Manfaat
Jenis manfaat menentukan komponen biaya. Berikut gambaran umum cara perusahaan menyesuaikan premi terhadap manfaat:
- Manfaat rawat inap standar: premi lebih rendah
- Manfaat rawat inap plus rawat jalan: premi meningkat
- Manfaat dengan limit tahunan besar: premi meningkat tajam
- Manfaat tambahan seperti persalinan atau penyakit kritis: premi naik sesuai tingkat risiko
Perusahaan asuransi menghitung premi berdasarkan nilai pertanggungan yang dipilih peserta sehingga semakin tinggi batas perlindungan maka semakin besar biaya premi tahunannya.
Cara Menghitung Premi Berdasarkan Pendapatan
Beberapa perusahaan menetapkan kisaran premi berdasarkan kemampuan finansial. Premi ideal berada di kisaran 5 hingga 10 persen dari pendapatan bulanan.
Pendekatan ini digunakan agar peserta dapat mempertahankan pembayaran premi secara jangka panjang.
Contoh Perhitungan Premi Asuransi Kesehatan Non BPJS
Agar penjelasan lebih mudah dipahami, berikut contoh ilustrasi premi. Perlu diingat bahwa contoh ini bukan angka resmi produk tertentu, tetapi mengikuti prinsip perhitungan yang umum diterapkan industri asuransi.
Profil Peserta
- Usia: 30 tahun
- Tidak merokok
- Tidak memiliki riwayat penyakit berat
- Memilih manfaat rawat inap dengan batas pertanggungan Rp 300 juta per tahun
- Memilih kamar rawat inap kelas standar
Tahap Perhitungan Premi
1. Premi Dasar Berdasarkan Usia
Misalnya premi dasar untuk kelompok usia 30 tahun adalah Rp200.000 per bulan.
2. Penyesuaian Berdasarkan Kondisi Kesehatan
Peserta tidak memiliki riwayat penyakit sehingga tidak dikenakan tambahan premi.
Premi tetap: Rp200.000
3. Penyesuaian Berdasarkan Manfaat Dipilih
Manfaat rawat inap dengan batas pertanggungan tinggi dapat meningkatkan premi sebesar 60 persen.
Perhitungan:
Rp 200.000 × 60 persen = Rp 120.000 tambahan premi
Premi sementara:
Rp 200.000 + Rp 120.000 = Rp 320.000
Tonton: Menkeu Purbaya Desain Ulang Subsidi Energi, Jatah untuk Orang Kaya Dipangkas
4. Penyesuaian Berdasarkan Kamar Perawatan
Jenis kamar standar biasanya menambah premi sekitar 15 persen.
Perhitungan:
Rp 320.000 × 15 persen = Rp 48.000
Premi sementara:
Rp 320.000 + Rp 48.000 = Rp 368.000
5. Penyesuaian Risiko Tambahan
Jika peserta memiliki pekerjaan berisiko rendah, maka tidak ada tambahan premi. Jika risiko tinggi, perusahaan dapat menambah premi sekitar 10 hingga 20 persen. Pada contoh ini, risiko rendah sehingga nilai premi tidak berubah.
Premi akhir: Rp 368.000 per bulan
Dengan profil peserta tersebut, premi asuransi kesehatan non BPJS menjadi sekitar Rp 368.000 per bulan. Nilai dapat berbeda pada setiap perusahaan karena perhitungan detail mengikuti kebijakan masing-masing perusahaan.
Bagi masyarakat yang tertarik untuk mendaftar asuransi kesehatan, perhatikan baik-baik premi asuransi yang Anda pilih.
Anda juga bisa meminta penjelasan dan ilustrasi perhitungan premi pada petugas asuransi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News