Berbagai masalah pada arus kas

Selasa, 05 Juli 2016 | 12:10 WIB   Reporter: Francisca Bertha Vistika
Berbagai masalah pada arus kas


JAKARTA. Dalam pengelolaan keuangan, kadang-kadang kita mengalami masalah pada arus kas. Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, mengatakan, masalah cash flow akan terjadi apabila antara dana yang masuk dan dana keluar tidak seimbang.

Masalah akan muncul baik saat dana yang keluar lebih banyak ketimbang dana masuk, maupun saat dana yang masuk justru lebih banyak dari yang keluar. “Jadi sebenarnya cash flow yang baik adalah cash flow yang seimbang, di mana dana yang masuk sama dengan yang akan keluar,” kata Eko.

Dengan demikian, pada dasarnya masalah pada cash flow bisa dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni arus kas yang defisit, arus kas yang pas-pasan dan arus kas yang surplus. Mana masalah yang menimpa arus kas Anda?

Defisit

Mungkin masih banyak orang yang mengalami arus kas defisit. Hal ini terjadi saat pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Biasanya, orang dengan kas yang defisit terpaksa akan berutang untuk menutupi pengeluarannya.

Defisit merupakan masalah arus kas paling berat. Budi Raharjo, perencana keuangan dan Direktur OneShildt Financial Planning, menyebut, masalah ini kerap terjadi karena orang gegabah dalam melakukan keputusan keuangan. Kas menjadi defisit lantaran orang tersebut seringkali mendahulukan keinginan dan kepuasan pribadi ketimbang kebutuhan, bahkan sampai rela berutang.

Bila utang sampai menumpuk, hal ini bisa menjadi masalah keuangan di kemudian hari. ”Bahayanya, aset-aset yang telah dikumpulkan akan berkurang, bahkan jika aset habis akan berujung pada utang yang ditutup utang lagi,” kata Budi. Hal ini akan mengakibatkan keuangan orang tersebut rentan terhadap krisis, serta bisa mengakibatkan kebangkrutan.

Lalu, bagaimana cara mengembalikan kas yang defisit menjadi sehat? Budi menyebut, hal pertama yang perlu dilakukan adalah meneliti semua pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama satu periode. Sebab, defisit seringkali terjadi bukan karena pendapatan yang kurang, tetapi karena pengeluaran terlalu banyak.

Karena itu, cara memperbaiki agar kas tidak lagi defisit, orang tersebut harus bisa menurunkan pengeluaran. Susun daftar semua pendapatan dan pengeluaran di satu periode. Setelah semua pengeluaran didata, susunlah prioritas keuangan. Kategorikan mana pengeluaran yang merupakan kebutuhan dan mana kebutuhan yang merupakan keinginan.

Agar bisa menurunkan pendapatan, hapuslah pengeluaran yang tidak diperlukan, sesuai prioritas yang sudah disusun tadi. “Seimbangkan antara kebutuhan dan keinginan,” ujar Budi.

Kalau langkah tersebut belum cukup untuk kembali menyehatkan arus kas, cobalah kurangi frekuensi dan jumlah pengeluaran yang kurang menjadi prioritas. Kalau masih belum cukup juga, orang tersebut perlu mengganti pengeluaran yang prioritasnya tidak terlalu tinggi dengan produk atau jasa sejenis dan memberi kepuasan serupa, namun harganya lebih murah.

Tapi, bagaimana kalau defisit yang terjadi pada kas orang tersebut sudah sangat parah? Misalnya saja, utang orang tersebut sudah menggunung. Bila hal ini terjadi dan pendapatan orang tersebut tidak bisa lagi mencukupi untuk menanggung pengeluaran bulanan, maka ia perlu menaikkan pendapatan.

Ada beberapa cara menaikkan pendapatan, misalnya dengan mencari pekerjaan sampingan, sehingga gaji bertambah. Atau, bila sebelumnya hanya suami yang bekerja, selanjutnya istri juga ikut bekerja agar penghasilan bertambah.

Eko juga mengingatkan, perhatikan juga sumber tambahan pendapatan tersebut. Jangan sampai menambah pendapatan melalui utang.

Editor: Harris Hadinata

Terbaru