ANGGARAN - Ramadan malah jadi boros? Kenaikan harga sembako pun dianggap biang keladi. Padahal sejatinya bulan Ramadan adalah bulan untuk pengendalian diri dari segala hawa nafsu, bukan saja sekedar menahan lapar dan haus seharian.
Inilah saatnya Anda juga menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan rumah tangga, agar saat merayakan hari raya Idul Fitri Anda bisa sepenuh hati, tanpa terbebani masalah keuangan selama Ramadan.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya Anda sering mengalami masalah keuangan di bulan Ramadan, sehingga pengeluaran membengkak dan tagihan kartu kredit pun melonjak, kini saatnya Anda evaluasi. Hal ini bertujuan agar Anda tidak terjebak persoalan yang sama saat Ramadhan tiba.
Faktor apa saja yang harus dievaluasi saat Ramadan?
Pertama, identifikasi kebiasaan Anda berbelanja saat Ramadan ketimbang bulan-bulan lainnya. Kedua, pos pengeluaran mana saja yang menyita anggaran cukup besar.
Ketiga, kegiatan buka bersama dengan komunitas mana saja dan berapa perkiraan anggaran yang Anda keluarkan. Keempat, identifikasi pengeluaran yang rutin terjadi hanya di bulan Ramadhan.
Kegiatan evaluasi yang mencakup empat hal di atas bisa menjadi pedoman saat Anda hendak memperbaiki pengaturan anggaran rumah tangga pada bulan Ramadan kali ini. Tentu saja, agar tidak melenceng dalam membelanjakan anggaran, Anda terlebih dahulu membuat rencana keuangan selama bulan Ramadan hingga tiba hari raya Idul Fitri.
Mungkin saat bulan-bulan lainnya Anda tidak pernah mencatat atau pun membuat rencana keuangan, tapi saat Ramadan ini alangkah baiknya jika Anda membuat rencana keuangan secara lebih detil.
Dengan demikian akan memudahkan Anda dalam mengalokasikan dana sesuai pos pengeluaran yang sudah direncanakan. Jadi, Anda tidak akan sembarangan belanja ini-itu di luar rencana.
Bagaimana menyusun rencana keuangan saat Ramadan?
Prinsip utama menyusun rencana keuangan adalah menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran. Jadi, gunakan penghasilan bulanan Anda tetap bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga mulai dari yang rutin hingga yang spesifik saat bulan puasa ini.
Catat semua pengeluaran rutin bulanan, seperti cicilan rumah, kendaraan hingga pembayaran listrik, transportasi/BBM, uang sekolah anak, telepon/internet, iuran kebersihan/keamanan komplek.
Setelah dikurangi semua pembayaran rutin tersebut, itulah anggaran yang bisa Anda gunakan untuk belanja kebutuhan konsumsi selama Ramadhan.
Lantas apa yang perlu dicermati dalam belanja bulanan untuk kebutuhan konsumsi ini? Jika kondisi arus keuangan Anda tergolong pas-pasan alias tidak berlebih, Anda sebaiknya lebih teliti menyiapkan menu selama sebulan berpuasa.
Kalau pada bulan lainnya sekeluarga terbiasa makan 3 kali, sarapan, bekal makan siang hingga makan malam, saat bulan puasa ini sekeluarga hanya perlu 2 kali makan yakni sahur dan makan malam.
Menu sahur tentu Anda akan pilih yang praktis mengingat keterbatasan waktu persiapan penyajian. Lauk yang kering dan tahan lama, bisa Anda siapkan sebelumnya.
Nah terkait menu berbuka puasa inilah yang seringkali menyebabkan anggaran belanja membengkak. Saat berbuka puasa seringkali menu berlebihan dari makanan takjil untuk berbuka hingga menu makan malam. Padahal seringkali saat menyantapnya justru menjadi lebih cepat kenyang, sehingga hidangan bersisa.
Kebiasaan tiap anggoata keluarga saat sahur juga perlu Anda perhatikan. Anda bisa belanja bahan-bahan makanan sesuai dengan rencana menu-menu sahur dan berbuka di rumah.
Saat Ramadan biasanya bertaburan penjual takjil yang menggoda untuk dibeli. Padahal seringkali rasanya tak sesedap tampilannya. Nah, jika Anda suka membuat cemilan, tak ada salahnya saat Ramadan ini Anda berkreasi membuat sendiri makanan takjil yang sederhana, tetapi disukai seluruh anggota keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News