Dia menilai, prospek investasi di bidang properti juga memiliki prospek yang baik dan menjanjikan. Meski harga properti saat ini terbilang masih terkoreksi, tetapi pada saat ini dan tahun depan adalah waktu yang tepat untuk memulai investasi di properti. “Walaupun kadang-kadang ada koreksi, tapi dalam jangka panjang properti bisa dijadikan salah satu alternatif untuk likuiditas yang cukup baik,” kata Risza.
Meski begitu, Risza tidak menyarankan untuk berinvestasi di valuta asing. Ia menilai investasi ini salah satunya bergantung pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Investasi valas ini dinilai dapat berdampak pada Indonesia. Misalnya, jika nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap rupiah, maka kemungkinan perekonomian Indonesia sedang kurang baik.
“Saya tidak rekomendasi kalau valas karena itu mempengaruhi ekonomi Indonesia. Jadi kita kalau investasi tidak boleh egois juga. Kita juga harus melihat apa dampaknya bagi makroekonomi,” ucap Risza.
Sementara itu, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai harga emas akan meningkat jika perekonomian global diliputi kekhawatiran. Sedangkan, jika dalam kondisi yang biasa saja, maka harga emas cenderung flat (mendatar).
Baca Juga: BNP Paribas AM: Perkembangan Covid-19 berbalik menjadi sentimen positif
Ariston menyebut, naik turun harga emas di tahun depan kemungkinan akan dipengaruhi seberapa lancar dan sukses vaksinasi. Kemudian, apakah perekonomian global masih diliputi tekanan sehingga masih membutuhkan stimulus. Baik stimulus fiskal maupun stimulus moneter. Hal ini yang membantu menahan penurunan harga emas saat ini.
“Ini masih belum kelihatan ya apakah vaksin itu akan efektif distribusinya, akan lancar. Kalau itu lancar, skenarionya bagus, kemungkinan emas akan tertekan lebih lanjut. Jadi prospeknya dibandingkan tahun ini agak berkurang,” ujar Ariston ketika dihubungi, Selasa (8/12).
Ariston menilai, investasi emas dalam jangka panjang bisa menjadi salah satu opsi untuk investasi. Menurut dia, secara historikal dalam beberapa tahun ke belakang, ada saja yang bakal membuat harga emas naik dan ini bisa terulang lagi. “Secara historikal, ada saja kejadian krisis yang membuat harga emas naik lagi,” ucap dia.
Dalam setahun ini, harga emas global meningkat lebih dari 21% sejak awal tahun. Tapi ingat, kenaikan harga emas ini cenderung terbatas. Bahkan, bulan lalu harga emas turun tajam dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Berikut reksadana paling kuat di tahun ini dan prospeknya di tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News