KOCEK BELANJA - Bagi sebagian orang, punya mobil pribadi menjadi impian yang mendesak untuk diwujudkan. Tak jarang, orang rela mencicil demi memiliki mobil.
Ketersediaan transportasi umum yang terbatas memang mendorong seseorang membeli mobil. Namun, seiring kehadiran transportasi umum berbasis aplikasi yang makin marak, seperti Uber, Go-Car, dan Grab-Car, bepergian ke mana pun menjadi mudah dan nyaman.
Makanya, bagi sebagian orang, memiliki mobil pribadi tidak lagi menjadi kebutuhan mendesak. Dibanding membeli mobil, Safir Senduk, Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan, mengatakan, menggunakan transportasi daring lebih murah.
Di tengah kondisi jalan yang sering macet, menaiki transportasi daring juga lebih nyaman ketimbang harus menyetir mobil sendiri.
Buat Anda yang sudah memiliki mobil, menggunakan transportasi daring untuk pergi ke tempat kerja tentu bisa lebih mahal. Safir mencontohkan, ia saban hari harus pergi ke kantornya di Jakarta dari rumahnya yang berada di Tangerang.
“Jika harus naik transportasi daring, biayanya bisa untuk beli bensin berkali-kali,” ujar Safir.
Namun, bagi yang belum memiliki mobil, Anda perlu mempertimbangkan ulang rencana membeli mobil. Apalagi, Safir bilang, jika pekerjaan tidak menuntut untuk selalu mobil alih-alih lebih banyak tinggal di kantor, ada baiknya Anda mengurungkan membeli mobil, apalagi jika harus mencicil.
Tentu, berbeda kasusnya jika Anda bekerja di bagian pemasaran atau bagian lain yang menuntut selalu mobile. Anda bisa mempertimbangkan membeli mobil dibanding mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk naik transportasi daring.
Pertimbangan biaya
Nah, yang perlu Anda ingat, pertimbangan membeli mobil atau menggunakan taksi daring bukan sekadar membandingkan biaya pemakaian. Risza Bambang, Perencana Keuangan OneShildt, mengatakan, ada lima jenis biaya yang perlu Anda perhatikan.
Pertama, biaya pemakaian. Termasuk dalam jenis biaya ini adalah biaya bensin, parkir, dan biaya mencicil kredit mobil.
Kedua, biaya pemeliharaan. Termasuk di dalamnya adalah biaya servis, ganti oli, suku cadang, ban, dan lain sebagainya.
Ketiga, biaya penyimpanan. Risza bilang, memiliki mobil berarti harus memiliki garasi.
Nah, jika garasi terbuka, Anda harus membeli asuransi kendaraan. “Jika terjadi apa-apa, Anda tidak rugi,” ujar Risza.
Keempat, biaya pajak. Seperti Anda tahu, saban tahun, Anda harus membayar pajak kendaraan. Saat membeli mobil baik baru maupun bekas, Anda juga harus mengeluarkan duit untuk membayar biaya balik nama.
Kelima, penurunan nilai jual mobil. Nilai jual mobil makin lama makin menurun.
Ini berbeda dengan aset seperti rumah yang nilainya akan terus naik. Saat nilai jual turun, otomatis nilai aset Anda ikut tergerus.
Beda jika Anda menggunakan transportasi berbasis aplikasi. Anda tak perlu mengeluarkan berbagai macam biaya. “Kalau pakai taksi daring, kita hanya mengeluarkan biaya pemakaian,” ujar Risza.
Safir menambahkan, Anda juga perlu mempertimbangkan biaya transportasi yang ideal. Ada dua pertimbangan.
Pertama, pertimbangan jarak rumah ke tempat kerja. Kedua, pertimbangan jenis pekerjaan.
Menurut Safir, alokasi biaya transportasi sebesar 10% dari total penghasilan sudah sangat besar. Jadi, biaya transportasi sebaiknya tidak lebih dari 10% terhadap penghasilan Anda.
Di luar urusan keuangan, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan. Dari sisi penggunaan, memiliki mobil sendiri lebih enak karena Anda bisa menggunakan kapan pun dan di mana pun.
Jika mengandalkan taksi daring, Anda harus menunggu beberapa saat hingga taksi tiba. Taksi daring juga belum tentu ada di setiap daerah.
Namun, Risza mengingatkan, Anda yang tinggal di kota besar juga harus memikirkan kepraktisan. Sebab, mencari lahan parkir semakin sulit. Tarif parkir juga kian mahal.
Silakan menimbang ulang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News