Merancang masa tua agar tidak Merana

Selasa, 05 Oktober 2010 | 18:25 WIB   Reporter: Martina Prianti, Hendra Gunawan
Merancang masa tua agar tidak Merana


ALANGKAH senangnya hidup ini kalau saat muda kita kaya raya dan ketika tua hidup tidak merana. Harapan itu bukan angan-angan kosong. Kalau Anda mau merencanakan hidup di masa depan sejak dini, hidup merana ketika usia senja tentu tak akan terjadi.

Karena itu, penting bagi Anda untuk menata dan merencanakan keuangan guna mempersiapkan masa pensiun. Apalagi "masa depan" para pegawai swasta seringkali hanya berbekal duit pesangon yang besarnya belum tentu mencukupi untuk kebutuhan hidup beberapa tahun setelah pensiun.

Menurut perencana keuangan yang juga penulis buku Bangun Kekayaan Sejak Belia, Andreas Freddy Pieloor, masa tua memerlukan dana yang besar sehingga butuh persiapan yang baik. Kondisi keuangan yang memadai di masa tua tak akan terwujud kalau kita hanya mengandalkan uang pesangon. "Untuk itulah, upayakan sekeras mungkin guna menyisihkan sebagian dari gaji untuk bekal di hari tua nanti," ujar Freddy.

Menurut Aidil Akbar, pakar perencana keuangan dari Akbar's Financial Check Up, perencanaan keuangan masa pensiun untuk setiap orang berbeda-beda karena kebutuhan setiap orang untuk hari tuanya juga berbeda. Meski begitu, ada satu hal terpenting yang harus ditanamkan pada diri sendiri dalam mempersiapkan hari tua, yakni konsistensi mempersiapkan pensiun, baik mengikuti program-program pensiun maupun berinvestasi secara mandiri. "Agar pensiun nyaman dan bisa hidup layak, perlu dipersiapkan secara serius," kata dia.

Makanya, Aidil menyarankan, kita mengalokasikan paling tidak 20% dari penghasilan untuk persiapan masa tua. Begitu pula bagi masyarakat yang memilih profesi sebagai wiraswasta. Mereka juga perlu menyisihkan sebagian keuntungan untuk masa tua.

Jalur pensiun

Menurut Wiwit Prayitno, konsultan keuangan dan pengelola situs asuransicerdas.com, semakin besar uang yang kita sisihkan, semakin besar manfaatnya di hari tua nanti.

Kunci pertama adalah menentukan usia pensiun, berapa dana yang ingin dicapai pada masa pensiun, serta bagaimana pola hidup waktu pensiun. Silakan bikin perhitungan sehingga ketahuan berapa besar uang yang harus kita sisihkan setiap bulan untuk mencapai target tersebut.

Menurut Wiwit, minimal dana yang harus kita sisihkan untuk pensiun adalah sebesar 10% dari penghasilan. "Siapkan sedini mungkin, jangan ditunda-unda. Semakin menunda, semakin besar dana yang harus disisihkan," kata dia.

Sebagai contoh, taruh kata Anda sekarang berusia 30 tahun dan memasang target memiliki Rp 1 miliar pada usia 55 nanti. Untuk mencapai angka itu, saban bulan, Anda harus menginvestasikan dana sebesar Rp 753.674 dengan minimal bunga atau imbal hasil sebesar 10% per tahun. Untuk mencapai target yang sama, jika Anda mulai berinvestasi pada usia 40 tahun, berarti Anda harus menyisihkan dana Rp 2.412.718 per bulan, dengan minimal keuntungan yang sama.

Kalau tak mau repot, Anda bisa mengikuti program asuransi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Namun, Freddy menyarankan, selain membiakkan duit di DPLK, kita bisa juga mengikuti mengikuti program asuransi, baik itu asuransi jiwa maupun asuransi jaminan hari tua (JHT).

Sesuai dengan namanya, program asuransi yang satu ini tentu saja tidak membidik nasabah yang telah memasuki masa senja. Segmen yang disasar biasanya nasabah yang berusia 25 tahun sampai 50 tahun.

Namun, Freddy mengingatkan, Anda juga harus cermat membeli produk JHT karena masa pertanggungannya sangat panjang, lebih dari sepuluh tahun. Anda perlu melihat reputasi perusahaan asuransi tersebut. Patut juga Anda perhatikan return atau imbal hasil serta premi yang Anda setorkan. "Kesalahan membeli produk hari tua akan menimbulkan kerugian ganda," ingat Freddy.

Mempersiapkan bekal untuk masa tua juga bisa Anda lakukan dengan cara berinvestasi sendiri. Menurut Freddy, wahana investasi yang sebaiknya Anda pakai untuk persiapan masa pensiun adalah reksadana atau saham. Sebab, imbal hasil investasi ini bisa lebih menjanjikan dalam jangka panjang.

Kalau tidak suka keduanya, investasi di sektor properti, misalnya dengan membeli tanah atau rumah, juga bisa menjadi pertimbangan. Yang terpenting, siapkan hari tua Anda sejak sekarang!

(Tulisan ini diambil dari Edisi Khusus KONTAN Mei 2010)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana

Terbaru