Waktu sudah mepet tapi dana pendidikan belum cukup, ini langkah menyiasati

Rabu, 10 April 2019 | 05:42 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Waktu sudah mepet tapi dana pendidikan belum cukup, ini langkah menyiasati


BIAYA PENDIDIKAN - Anda tengah puyeng menyiapkan dana pendidikan bagi putra-putri Anda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, sedang tenggat waktu pembayaran sudah mepet? Kondisi ini acapkali dirasakan para orang tua yang belum menyiapkan dana pendidikan sejak dini bagi buah hati.

Banyak sekolah swasta yang kini mengatur jadwal pembayaran bagi siswa baru lebih dini. Saat anak baru masuk ke semester terakhir, ujian kelulusan belum berlangsung, tetapi orang tua sudah harus membayar uang pangkal dan uang kegiatan ke sekolah lanjutan yang diincar.

Nah, dalam kondisi seperti itu, apa saja yang bisa Anda lakukan? Bagaimana cara menyiasati agar Anda mengumpulkan dana pendidikan ke jenjang berikutnya dalam waktu singkat?

Pertama, berunding dengan pihak sekolah untuk meminta kelonggaran jadwal pembayaran. Silakan terangkan kemampuan Anda membayar secara bertahap, terutama untuk uang pangkal dan uang kegiatan. Tentu saja, sebelumnya, Anda sudah memperkirakan kemampuan finansial Anda baik untuk pembayaran awal maupun tahapan berikutnya.

Kedua, setelah selesai bernegosiasi dengan pihak sekolah, Anda harus menghitung jumlah uang yang harus Anda bayarkan sesuai dengan hasil kesepakatan dengan pihak sekolah.

Ketiga, segera cek tabungan atau deposito yang Anda miliki yang bisa cair untuk membayar sesuai kesepakatan tadi. Membedah celengan dalam bentuk deposito mauoun tabungan merupakan langkah paling masuk akal untuk mengatasi kondisi ini, “Hanya bisa dicapai dengan produk yang risikonya rendah dengan keamanan pokok dana seperti deposito,”ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting.

Keempat, jika dana hasil membedah tabungan atau deposito masih belum mencukupi, apa boleh buat, Anda mesti merelakan sebagian aset yang bernilai untuk dijual. Salah satu pilihan paling mudah adalah menjual emas perhiasan yang Anda miliki.

Jika masih kurang juga, ya, mulai lirik aset lain yang masih mungkin bisa Anda cairkan, misalnya, kendaraan pribadi. Namun, ingat, jangan terburu-buru melepas aset produktif. Jika mobil atau sepeda motor yang Anda miliki merupakan alat utama mencari nafkah, hindari menjualnya.

Mungkin terasa pahit, tapi bagaimanapun pendidikan anak merupakan salah satu prioritas keluarga, bukan? Percayalah, jerih payah Anda akan terbayar lunas saat kelak mendampingi dalam acara anak wisuda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
Terbaru