Tips Mengatur Keuangan untuk Gen Z agar Tidak Boros, Persiapan Menghadapi Masa Depan

Senin, 21 Maret 2022 | 12:37 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Tips Mengatur Keuangan untuk Gen Z agar Tidak Boros, Persiapan Menghadapi Masa Depan

ILUSTRASI. Tips mengatur keuangan untuk Gen Z, biar siap menghadapi kebutuhan masa depan.


MENATA KEUANGAN - Banyak generasi yang lahir tahun 1997-2012 atau biasa dikenal dengan generasi Z yang minim literasi tentang keuangan. Berikut ini tips mengatur keuangan untuk Gen Z.

Berdasarkan sebuah survei, sebanyak 85% Gen Z yang tidak memiliki tabungan dan tak terbiasa mengatur keuangan. Mereka cenderung gemar menghabiskan uang untuk kebutuhan sekunder atau bukan kebutuhan utama. 

Menurut Rininta Hanum, Ketua Program Inkubasi IBISMA (Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama) Universitas Islam Indonesia (UII), kemudahan era digital cenderung membuat masyarakat boros. 

Dampak negatif dari era digital adalah penawaran diskon dan promo bisa ditemukan di mana saja. Strategi marketing saat ini beralih ke media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, nyatanya membawa banyak dampak. 

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa Djarum Plus 2022 Sudah Dibuka, Ini Syarat Daftarnya

Banyak Gen Z yang terjebak gengsi

Jika tidak memiliki strategi khusus, maka Anda perlu bersiap tidak memiliki tabungan atau dana simpanan. Uang yang tidak dibelanjakan dengan tepat justru akan terbung sia-sia ke hal yang tidak penting. 

Melihat fenomena tersebut, Rininta mengingatkan Gen Z agar berhemat. Selain itu, juga harus berpikir realistis mengingat kebutuhan di masa yang akan datang akan semakin meningkat. 

“Jadikan sikap hemat dan rajin menabung menjadi kebiasaan,” jelasnya, dikutip dari laman UII, Senin (21/3).

Raninta menambahkan, kebiasaan keuangan yang cerdas adalah melakukan rencana keuangan, hidup sesuai kemampuan, dan mencari pemasukan dari sumber lain. 

Tidak sedikit Gen Z yang hidup berdasarkan gengsi yang mengakibatkan anggaran pengeluaran lebih dari kemampuan mereka. “Paling banyak pengeluaran Gen Z sebesar 35% adalah untuk liburan,” terangnya. 

Sebanyak 25% sisanya adalah untuk nongkrong, 20% makan, 13% fashion kecantikan, dan hanya 7% untuk investasi. 

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan money-smart people yang berorientasi pada masa depan, sabar, dan mampu menunda kesenangan demi kestabilan.

Baca Juga: BUMN PTPN XII Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya ini

Tips jitu mengatur keuangan agar tidak boros

Agar pengeluaran tidak lebih besar dari kemampuan, Rininta memberikan beberapa tips sederhana yang bisa diterapkan oleh Gen Z. Tips jitu dan sederhana dari Rininta agar Gen Z dan juga generasi milenial bisa mengatur keuangan dengan baik di antaranya:

  • Harus menabung sejak dini dan harus memiliki komitmen
  • Harus mampu mengelola pemasukan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
  • Memiliki asuransi atau investasi
  • Memiliki dana darurat

“Pentingnya dana darurat adalah karena kita tidak bisa memastikan masa depan,” ucapnya. 

Rininta kemudian memberikan contoh cara mengelola keuangan yang mudah untuk mahasiswa seperti berikut:  

Misalnya, mahasiswa setiap bulan diberi uang saku sebesar Rp 1.000.000 oleh orangtuanya. Maka ia harus mengatur uang sakunya dengan metode 50/20/30. Rp 500.000 untuk kebutuhan, Rp 200.000 untuk menabung, dan 300.000 adalah keinginan.

“Kendalikan pengeluaran yang bersifat impulsif,” pesannya.

Baca Juga: H-2 Pendaftaran UTBK-SBMPTN 2022, Cek Biaya, Alur Pendaftaran, dan Materi Tesnya

Selain itu, dia juga memberikan tips lain untuk membantu Gen Z mengatur keuangan yaitu memisahkan rekening tabungan dan rekening harian. 

Selain memisahkan rekening, mahasiswa bisa membuat catatan pengeluaran keuangan. Jangan tergiur dengan banyaknya promo diskon yang banyak beredar di platform online maupun offline dan membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan. 

Public Relation ISP Semarang Raissa Shofi Amani juga berpendapat sama. Dia menekankan, bagi siapa saja yang ingin melakukan investasi, agar tidak hanya bermodal mengikuti tren.

Sebab, semua produk investasi memiliki risiko yang berbeda. “Investasi bukan alat untuk menjadi kaya, melainkan memenuhi kebutuhan masa depan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru