Strategi agar studi di luar negeri berjalan lancar

Senin, 28 September 2015 | 15:21 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Strategi agar studi di luar negeri berjalan lancar


 

Perhitungkan uang jaminan

Beberapa negara memiliki persyaratan khusus terkait penjamin biaya sekolah/kuliah bagi pengajuan visa pelajar. Negara tersebut antara lain Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand dan Belanda.  

Aturan ini berlaku bagi penjamin orangtua atau kerabat bagi pelajar/mahasiswa yang hendak sekolah di negara-negara tersebut di atas.

Simak pengalaman Janet Tatuil saat hendak mengurus visa bagi putri pertamanya, Jelycia Tatuil Gosal untuk melanjutkan kuliah di Curtin,  Sidney. “Waktu pengajuan visa pelajar tahun 2010, kami sebagai orangtua diminta bukti rekening koran selama 3 bulan terakhir dengan saldo minimal Rp 350 juta,” ujar Janet.

Lain  halnya dengan Jerman. Menurut Prasasti Wijayanti yang mengurus sendiri visa pelajar bagi anaknya Ananda Chiesa, ia harus memiliki saldo sebesar EUR 10.000 di rekeningnya di Deutsche Bank. ‘‘Bukti email dari Deutsche Bank dicetak dan dibawa ke Kedutaan Jerman,’’jelasnya.

Beda lagi soal akomodasi. Saat Jelycia kuliah di Sidney tinggal di apartemen tipe studio, itu pun harus berbagi ruang dengan rekannya dari Indonesia. Maka kini Jelycia memilih menyewa rumah di pinggiran kota Sidney. Alasannya meski cukup jalan kaki ke kampus, namun ruang gerak di apartemen sangat sempit. Sedang menyewa rumah di pinggiran lebih luas dan tersedia kereta api menuju kampus. “Itu cukup 5 menit jalan kaki ke stasiun kereta,” imbuh Janet.

Namun menyewa rumah di Australia bagi warga asing juga dikenai biaya jaminan. “Besarnya sekitar Rp 60 jutaan dan nanti dikembalikan jika sudah selesai kontrak rumah,” jelas Janet.

Perhitungkan adanya dana ekstra bagi jaminan ini.   

    

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru