-
JAKARTA. Bloomberg mencatat, sepanjang kuartal keempat berjalan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menguat 23,38%. Di periode berjalan Desember 2020, indeks telah menguat 7,06%. Bagaimana dengan rekomensasi saham untuk Januari 2021?
Sejumlah analis memproyeksikan IHSG akan melanjutkan relinya lewat January effect. January effect merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada pasar modal dengan menguatnya harga-harga saham di bulan Januari.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai, January effect masih berpotensi terjadi tahun depan. Hal ini seiring optimisme investor menyongsong tahun yang baru. Meski demikian, Zamzami menilai January effect akan terjadi dengan kenaikan yang tidak terlalu tinggi.
Per Rabu (23/12), IHSG bertengger di atas level 6.000, tepatnya di 6.008,71. Proyeksi Zamzami, di Januari tahun depan, IHSG bisa bergerak dengan rentang 6.020 hingga 6.239.
Baca Juga: January effect masih berpotensi terjadi tahun depan, ini pendorongnya
Untuk sentimen, lanjut Zamzami, pasar masih menunggu kepastian stimulus bill yang disetujui oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.” Ada juga realisasi penyerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), perbaikan data ekonomi seperti inflasi, purchasing manager’s index (PMI), dan juga data penjualan ritel,” ujar Zamzami kepada Kontan.co.id, Minggu (27/12).
Sementara itu, Zamzami menilai saham cyclical masih bisa menjadi pilihan seperti saham berbasis komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), saham emiten ternak (poultry), serta saham perbankan big four. Selain itu, saham defensive seperti telekomunikasi juga masih menarik untuk menyambut efek Januari tahun depan.
Baca Juga: IHSG sudah naik signifikan, bagaimana peluang January effect?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News