JAKARTA. Asuransi jiwa berjangka boleh dibilang mati suri. Banyak perusahaan asuransi yang enggan menjual produk ini dengan alasan peminat minim. Padahal, produk ini adalah asuransi murni yang paling dasar dengan premi sangat ramah di kantong.
Nah, berbekal beberapa panduan yang sebelumnya sudah dituturkan oleh perencana keuangan (bagian 1), Anda dapat memulai memilih produk asuransi jiwa berjangka sebagai bekal untuk keluarga dan keturunan di kemudian hari.
Sebagai gambaran buat Anda, berikut ini dua produk asuransi Term Life besutan Sun Life Financial dan Asuransi Berjangka milik CAR Life Insurance.
Term Life
Produk asuransi jiwa berjangka Sun Life Financial Indonesia ini cukup unik karena usia tertanggungnya mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. "Memang sangat muda karena ada saja orangtua yang ingin mengasuransikan anaknya," kata Aswin Sitanggang, Head of Product Marketing Agency Channel PT Sun Life Financial Indonesia. Dalam kasus ini, tentu saja yang membayar premi adalah orangtua.
Masa waktu pertanggungan produk ini dibagi atas jangka 5, 10,15 atau 20 tahun. Masa waktu pertanggungan tersebut dapat diperpanjang sesuai kebutuhan nasabah. Sementara cara pembayarannya cukup fleksibel. Nasabah bisa memilih pembayaran premi saban bulan, per tiga bulan, enam bulan atau per tahun.
Sedangkan minimum uang pertanggungan yang ditetapkan sebesar Rp 50 juta, dengan pembayaran premi hanya Rp 300.000 per tahun. Masa waktu pertanggungan selama 20 tahun. "Premi produk ini memang sangat rendah," imbuh Aswin.
Seperti produk asuransi lain sekarang, Term Life besutan Sun Life ini menawarkan perlindungan tambahan sesuai dengan keinginan si pembeli polis. Tawarannya adalah asuransi kecelakaan, asuransi penyakit kritis, santunan rawat inap dan operasi pembedahan. Perlindungan tambahan yang diberikan juga mencakup pembebasan premi jika si tertanggung mengalami sakit kritis atau cacat total.
Namun, yang harus dipahami adalah, produk asuransi jiwa menganut azas utmost good faith atau itikad baik dari kedua pihak, baik nasabah maupun pihak asuransi. Sepanjang semua informasi keadaan nasabah dijelaskan dengan jujur, seperti kondisi kesehatan tertanggung, dan tidak ada yang disembunyikan, maka semua isi kontrak akan berjalan normal. "Jika ada pelanggaran bisa diputus kontraknya, atau klaimnya tidak dibayar jika menipu," kata Aswin.
Sayang, produk Term Life racikan Sun Life ini kurang diminati. Itu terlihat dari jumlah polis aktif (policy in force) pada semua produk asuransi besutan Sun Life per September 2011, sebanyak 200.000 polis. Dari jumlah tersebut, polis asuransi jiwa berjangka kurang dari 2%.
Begitu pula jika dilihat dari total premi asuransi yang dihimpun oleh Sun Life. Per akhir Juni 2011, total premi mencapai Rp 370,2 miliar. Jumlahnya naik 15% dibandingkan periode sama tahun 2010. Namun, dari sisi penerimaan premi Term Life, porsinya hanya 1,5%.
Asuransi Berjangka
Sejak awal, CAR Life Insurance mengusung konsep usaha yakni menjadi supermarket asuransi. Alhasil, meski peminatnya sedikit dan terus menurun, mereka tetap mempertahankan produk asuransi jiwa berjangka. "Jika ada yang bertanya, kami akan jelaskan dan tawarkan," ujar Antony Japari, Direktur Pemasaran CAR Life Insurance.
Minimum uang pertanggungan produk jiwa berjangka milik CAR Life ini sebesar Rp 30 juta. Jika memiliki dana lebih, sebenarnya nasabah bisa memaksimalkan nilai pertanggungan hingga Rp 1 miliar. Sementara masa pertanggungan antara satu tahun hingga 30 tahun. Berbeda dengan asuransi jiwa berjangka buatan Sun Life, usia masuk tertanggung bagi produk ini dimulai sejak 20 tahun hingga 69 tahun.
Bagi nasabah yang berminat, CAR Life akan memberikan manfaat tambahan (rider) berupa manfaat atas risiko kecelakaan atau personal accident dan biaya rumahsakit atau hospital cash plan. Tentu saja ada tambahan nilai premi yang harus dibayarkan nasabah.
Menurut Antony, total premi CAR Life untuk semua produk asuransinya hingga akhir tahun lalu berjumlah sekitar Rp 600 miliar. "Tahun ini kami menargetkan menjadi sekitar Rp 999 miliar," ujarnya.
Sayang, dari jumlah tersebut, premi yang diperoleh dari produk asuransi berjangka masih sangat kecil. Yang terbesar adalah premi dari produk asuransi berbalut unitlink sebesar 60%. Sisanya adalah premi dari asuransi umum dan berjangka.
Antony mengakui, kebanyakan nasabah asuransi memilih bersikap atau berpikir praktis. Mereka mencari produk asuransi yang sekaligus bisa memberikan keuntungan dari sisi investasi. Solusinya adalah produk asuransi berbalut unitlink. Otomatis, pihak asuransi menyediakan apa yang jadi keinginan masyarakat itu.
"Banyak yang ingin mendapat banyak manfaat, hanya dari satu produk," imbuh Antony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News