Portofolio Berkshire Hathaway: 25% di Apple dan Amazon di Era AI

Selasa, 04 November 2025 | 09:12 WIB
Portofolio Berkshire Hathaway: 25% di Apple dan Amazon di Era AI

ILUSTRASI. Portofolio Berkshire Hathaway: 25% di Apple dan Amazon di Era AI.


Sumber: Yahoo Finance  | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Investor legendaris Warren Buffett dikenal sebagai sosok yang disiplin dalam berinvestasi, terutama pada saham bernilai tinggi dengan prospek jangka panjang.

Meski kerap menghindari saham teknologi murni, dua perusahaan besar berbasis kecerdasan buatan (AI) justru menjadi bagian penting dari portofolionya.

Mengutip dari Yahoo Finance, sekitar 25 persen dari total portofolio Berkshire Hathaway senilai US$315 miliar saat ini diinvestasikan dalam dua saham raksasa: Apple dan Amazon.

Baca Juga: Masayoshi Son: Kekayaan Melonjak Berkat AI, Salip Pendiri Uniqlo

Buffett mengambil alih kepemimpinan Berkshire Hathaway pada 1965 dan sejak itu mencatatkan pertumbuhan luar biasa. Hingga akhir 2024, nilai per saham perusahaan melonjak lebih dari 5,5 juta persen, jauh melampaui kenaikan indeks S&P 500 yang hanya sekitar 39 ribu persen.

Keberhasilan ini membuktikan kepekaan Buffett dalam memilih saham yang mampu bertahan menghadapi perubahan zaman, termasuk di era AI.

Apple: Pilar Utama dalam Portofolio Buffett

Apple menjadi saham terbesar di portofolio Berkshire Hathaway, menyumbang sekitar 24,3 persen dari total nilai investasi. Buffett sendiri pernah menyebut Apple sebagai salah satu dari tiga saham yang tidak akan pernah dijualnya.

Meskipun banyak orang menilai Apple sebagai perusahaan teknologi, Buffett lebih melihatnya sebagai perusahaan barang konsumsi.

Produk-produknya seperti iPhone, MacBook, dan iPad membentuk ekosistem yang saling terhubung dan menciptakan basis pengguna yang sangat loyal. Para pengguna Apple umumnya cenderung membeli produk dalam satu ekosistem, menjadikan merek ini tidak sekadar teknologi, tetapi juga gaya hidup.

Penjualan iPhone masih menjadi motor utama pendapatan Apple, mencapai sekitar separuh dari total penjualan perusahaan.

Peningkatan pembelian model terbaru menunjukkan loyalitas pengguna yang kuat, terutama setelah pandemi ketika digitalisasi meningkat pesat.

Di sisi lain, beberapa analis sempat mengkhawatirkan posisi Apple dalam perlombaan AI karena dianggap tertinggal dari pesaing. Namun, peningkatan penjualan iPhone menandakan bahwa pengguna tetap puas dengan performa perangkatnya, termasuk fitur berbasis AI yang disematkan.

Inilah alasan mengapa Buffett tetap menaruh kepercayaan tinggi pada Apple, bukan hanya karena teknologinya, melainkan karena kekuatan merek dan loyalitas konsumennya.

Amazon: Kecil di Portofolio, Besar di Potensi AI

Meski porsi saham Amazon hanya sekitar 0,7 persen dari portofolio Berkshire Hathaway, peran perusahaan ini dalam dunia AI sangat signifikan.

Dikutip dari Yahoo Finance, Amazon merupakan salah satu pemain utama di sektor AI berkat inovasi di layanan cloud miliknya, Amazon Web Services (AWS).

Melalui AWS, Amazon menyediakan infrastruktur dan alat bagi pengembang untuk membangun model bahasa besar (LLM) serta mengakses berbagai model melalui platform Bedrock.

Perusahaan juga menginvestasikan ratusan juta dolar untuk memperluas layanan AI-nya, dan kini mencatatkan pendapatan tahunan dari AWS yang menembus US$100 miliar.

CEO Amazon, Andy Jassy, bahkan menegaskan bahwa hampir seluruh aspek pekerjaan manusia akan dipengaruhi secara signifikan oleh AI.

Tonton: Harga Emas Antam Kembali Menghijau Hari Ini (4 November 2025)

Karena itu, Amazon terus memperkuat fondasi bisnisnya, termasuk mengembangkan chip dan perangkat keras sendiri untuk mendukung efisiensi biaya dan memperluas daya saing di sektor ini.

Menariknya, Buffett tidak membeli saham Amazon karena ingin mendapatkan eksposur terhadap teknologi AI semata.

Keputusan tersebut didasari keyakinannya bahwa Amazon memiliki fondasi bisnis konsumen yang kuat, ditopang oleh inovasi yang terus berkembang dan peluang jangka panjang yang besar.

Kombinasi Nilai dan Inovasi

Keputusan Warren Buffett menempatkan porsi besar investasinya di Apple dan sebagian kecil di Amazon menunjukkan pola pikir khasnya: mencari perusahaan dengan nilai jangka panjang, manajemen solid, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman.

Meskipun Buffett dikenal berhati-hati terhadap teknologi baru, strategi ini membuktikan bahwa ia mampu menyeimbangkan nilai klasik dan inovasi modern.

Dengan Apple yang menguasai loyalitas konsumen dan Amazon yang menjadi motor penggerak AI global, keduanya menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan berbasis teknologi dapat tetap menjadi pilihan favorit investor legendaris dunia seperti Warren Buffett.

Selanjutnya: IHSG Dibuka Menguat ke 8.289, Top Gainers LQ45: JPFA, INCO dan TLKM, Selasa (4/11)

Menarik Dibaca: Berbalik Arah, Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 4 November 2025 Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru