Perhatikan hal ini saat mendiversifikasi investasi

Selasa, 03 Mei 2016 | 13:30 WIB   Reporter: Harris Hadinata
Perhatikan hal ini saat mendiversifikasi investasi


JAKARTA. Untuk mengurangi risiko non-sistematis pada investasi, dalam menyusun portofolio, investor idealnya mendiversifikasi investasi ke beberapa instrumen. Bagaimana melakukan diversifikasi?

Sebelumnya, cermati aset Anda. Menurut Prita Hapsari Ghozie, Chief Financial Planner Zap Finance, pada dasarnya ada empat kategori aset, yaitu kas, instrumen pendapatan tetap, instrumen mixed atau balanced seperti emas dan properti, serta saham.

“Kita mengatur portofolio investasi berdasarkan hal itu, pastikan kita berpegang pada empat kelas aset tersebut,” terang Prita.

Melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen investasi perlu dilakukan saat Anda menyusun portofolio investasi untuk rencana keuangan. Dengan demikian, portofolio investasi Anda akan jadi lebih optimal dan bisa memberikan imbal hasil maksimal untuk mencapai rencana keuangan Anda.

Ada beberapa hal yang harus Anda perhitungkan saat menyusun portofolio yang optimal dan efisien bagi perencanaan keuangan Anda. Ini dia tahap-tahapnya:

  • Mengenali tiga hal dasar

Menurut Aakar Abyasa Fidzuno, Chief Executive Officer (CEO) sekaligus CoFounder Janus ID, ada tiga hal mendasar yang harus diketahui untuk menyusun portofolio investasi yang optimal. Istilah bekennya, basic triangle.

Pertama, Anda harus memahami terlebih dulu bagaimana kondisi keuangan Anda saat itu alias current statement. Ini bukan cuma sekadar catatan pemasukan dan pengeluaran, lo. Misalnya, apakah saat itu Anda masih memiliki utang? Kalau ya, utang apa saja dan berapa besarnya?

Kalau rencana keuangan Anda juga melibatkan keluarga, maka kondisi keuangan seluruh keluarga juga harus diperhitungkan. Misalnya, kalau suami atau istri juga bekerja, maka pendapatan pasangan juga harus diperhitungkan.

Selain itu, pertimbangkan juga potensi pemasukan dan pengeluaran ke depan. Misalnya akan ada pengeluaran untuk biaya sekolah anak mulai satu tahun ke depan.

Perhatikan juga prospek pekerjaan Anda, apakah bisnis perusahaan Anda akan terus bagus selama beberapa tahun ke depan, atau bahkan sampai Anda pensiun.

Kedua, profil risiko. Mengenali profil risiko merupakan hal mendasar yang harus dipertimbangkan untuk menyusun portofolio investasi yang bisa membantu Anda mencapai tujuan keuangan. “Kalau dia sudah menikah, profil risiko pasangan juga harus diperhatikan,” sebut Aakar.

Profil risiko suami dan istri harus dikompromikan saat menyusun portofolio investasi. Ambil contoh, bila si suami memiliki profil risiko agresif, sementara profil risiko istri cenderung konservatif, maka penyusunan portofolio investasi bisa dilakukan dengan parameter profil risiko moderat.

Ketiga, tujuan investasi. Pada dasarnya, tujuan investasi ini bisa dikategorikan menjadi dua macam, yakni tujuan investasi sebagai pondasi keuangan dan tujuan investasi sekunder.

Tujuan investasi yang menjadi pondasi di antaranya adalah menyiapkan dana darurat (emergency fund). Mungkin Anda sudah hapal, dana darurat merupakan prioritas utama pengelolaan keuangan. Anda harus memenuhi target dana darurat sebelum mulai berinvestasi untuk hal-hal lainnya.

Anda juga mungkin sudah tahu, kalau idealnya Anda memiliki dana darurat 6–8 bulan pemasukan. Sebaiknya, Anda bukan hanya menghitung pemasukan berupa uang. “Kalau misalnya dia dapat tunjangan kesehatan rutin dari kantor atau mobil dinas beserta tunjangan operasionalnya, sebaiknya itu juga dicatat sebagai pemasukan,” ujar Aakar.

Prioritas selanjutnya adalah asuransi. Ini untuk menjamin kenyamanan keluarga Anda di masa mendatang. Selanjutnya, perhatikan juga posisi utang Anda.

Ada baiknya Anda bebas dari utang-utang konsumtif sebelum Anda melakukan investasi untuk kebutuhan lainnya. Kalau misalnya Anda masih memiliki banyak utang kartu kredit, utamakan melunasi utang-utang tersebut. Lalu, kalau Anda memiliki lebih dari dua kartu kredit, ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah kartu kredit Anda.

Setelah ketiga hal tersebut terpenuhi, Anda bisa mulai merencanakan tujuan keuangan sekunder. Misalnya Anda berniat liburan ke luar negeri, atau berniat membeli mobil baru.

  • Memanfaatkan produk bank

Pastikan Anda memiliki dana yang tersimpan di bank, sebagai bagian dari diversifikasi dana Anda. Anda bisa memilih produk bank yang cocok untuk Anda, entah itu tabungan, deposito, giro atau produk bank lainnya. Kenapa begitu? “Karena dana nasabah yang ditempatkan di bank sampai nilai tertentu dijamin oleh pemerintah,” papar Aakar. Hal ini menghilangkan risiko dana Anda hilang bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Anda bisa memanfaatkan produk perbankan untuk penyimpanan dana darurat. Atau Anda juga bisa menggunakan produk bank untuk menyimpan dana yang akan dibutuhkan dalam jangka pendek, misal dalam waktu setahun ke depan.

Tapi, Anda juga harus hati-hati. Saat ini sudah lazim bank juga menawarkan produk asuransi atau menjadi agen penjual reksadana. Jangan menganggap instrumen tersebut sebagai produk perbankan.

  • Memilih properti

Properti merupakan investasi favorit masyarakat Indonesia. Tapi, investasi properti yang seperti apa yang optimal?

Aakar menyebut, bila Anda memiliki investasi properti, imbal hasil total dari investasi tersebut harus mencapai minimal 15% per tahun, atau lebih. Imbal hasil total merupakan gabungan dari kenaikan harga dan pendapatan dari sewa, dan sudah dikurangi biaya-biaya, termasuk juga pajak.

Kalau Anda mendapat penawaran membeli suatu properti, tetapi imbal hasil gabungan dari properti tersebut kurang dari 15% per tahun, sebaiknya Anda mempertimbangkan lagi tawaran tersebut. “Kalau return-nya cuma sekitar 10%, masih bisa kita dapat dari instrumen investasi lain,” ujar Aakar.

  • Investasi di pasar modal

Berinvestasi di pasar modal dianggap efektif untuk meningkatkan nilai investasi Anda dalam waktu relatif cepat. Pasalnya, karena fluktuasi di pasar modal cukup besar, potensi keuntungannya juga besar. Tapi, sebaliknya, risiko dari investasi di pasar modal juga besar.

Ada dua kelas aset yang menjadi instrumen investasi di pasar modal, yakni aset pendapatan tetap seperti obligasi dan saham. Untuk mendiversifikasi portofolio investasi, Anda bisa menempatkan investasi Anda di dua instrumen tersebut.

Saat ini, investor ritel makin mudah berinvestasi di obligasi. Pemerintah setiap tahun rutin menerbitkan obligasi negara ritel atawa ORI. Selain itu juga ada sukuk negara ritel atau Sukri. Yang paling anyar, pemerintah kini juga menerbitkan saving bonds ritel (SBR).

Aakar menyebut, investasi di dua instrumen tadi sudah cukup untuk melakukan diversifikasi dengan instrumen pasar modal. Investor tidak perlu lagi menambah investasi dengan membeli reksadana atau unitlink.

Dengan cara begini, hasil investasi si investor bisa lebih optimal. Investor akan menikmati sendiri seluruh hasil investasinya. Sementara di reksadana atau unitlink, investor masih harus dibebani berbagai biaya.

Misalnya saja di reksadana, investor harus membayar biaya penarikan (redemption fee) bila ingin menarik dana. “Kalau saya investasi langsung di saham dan saya mau tarik keuntungan Rp 20 juta, saya bisa langsung tarik. Di reksadana, saya harus bayar redemption fee lagi, sehingga uang yang saya terima pada dasarnya tidak mencapai Rp 20 juta,” kata Aakar.

Meski begitu, investor yang malas atau belum berani mengelola investasinya sendiri bisa memanfaatkan reksadana. “Harus ingat, reksadana sudah merupakan sebuah portofolio investasi,” cetus Prita.

  • Melakukan evaluasi

Agar investasi lebih optimal, awasi dan evaluasi portofolio investasi Anda. “Lakukan evaluasi setidaknya setiap tiga bulan,” jelas Prita.

Pada dasarnya, investor bisa leluasa menetapkan porsi investasi di suatu instrumen. Bila ia melihat saham berpotensi positif, ia bisa memperbesar porsi investasi di saham. Saat saham merosot, ia bisa mengurangi porsi di saham.

Investor juga jangan santai-santai saja melihat portofolio investasinya naik tinggi. Kalau investasi di suatu instrumen sudah mencapai target, sebaiknya investor langsung merealisasikan keuntungan dari investasi tersebut.

Jadi, jangan memilih dengan cara hitung kancing, ya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 4 Tampilkan Semua
Editor: Harris Hadinata

Terbaru