SURAT UTANG NEGARA (SUN) - JAKARTA. Penawaran masuk dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) terakhir jelang tutup tahun mencapai Rp 94,38 triliun, sedikit lebih rendah dari penawaran dalam lelang sebelumnya yang sebesar Rp 104,68 triliun. Penawaran masuk yang lebih rendah ini disinyalir karena tekanan pasar global yang kembali meningkat seiring dengan terus bertambahnya kaasus Covid-19 baik di Tanah Air maupun secara global.
"Permintaannya memang sedikit turun, salah satunya dipengaruhi yield SUN di pasar, yang saat ini sudah turun sekitar 10 basis poin (bps) dibanding yield saat lelang SUN 17 November," kata Head of Fixed Income Bank BNI Edy Pramono kepada Kontan.co.id, Selasa (1/12)
Edy juga menambahkan, capaian lelang SUN pada Selasa (1/12) masih didukung likuiditas pasar yang surplus hingga akhir tahun. Ditambah lagi, ada inflow dari investor asing yang tercatat meningkat sejak dua bulan terakhir.
Di samping itu, Edy juga melihat ke depan masih ada sentimen positif seperti hasil uji vaksin terbaru dari Moderna yang efektif lebih dari 94%. Untuk itu, risk appetite investor terhadap lelang SUN hari ini masih cukup terjaga.
Baca Juga: Penawaran masuk dalam lelang SUN terakhir tahun ini mencapai Rp 94,38 triliun
Jika diperhatikan, seri-seri dengan tenor jangka panjang lebih banyak dilirik investor pada lelang SUN kali ini. Menurut Edy, itu terjadi karena investor masih mencari yield yang cukup menarik.
Adapun terkait serapan pemerintah pada lelang SUN kali ini yang mencapai Rp 25,6 triliun, dinilai masih sesuai dengan target penerbitan SBN tahun ini yang sudah hampir tercapai.
"Ke depan, yield untuk tenor 10 tahun diprediksi berada di level 6,1% hingga 6,2%," tandasnya.
Selanjutnya: Minat investor tinggi, penawaran lelang SUN terakhir berpotensi capai Rp 100 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News