Pahami 5 risiko ini sebelum menggunakan Pay Later

Sabtu, 28 September 2019 | 02:05 WIB   Reporter: Dityasa H Forddanta
Pahami 5 risiko ini sebelum menggunakan Pay Later


EVALUASI KEUANGAN - JAKARTA. Gelaran Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 yang baru saja usai menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai target inklusi keuangan 75% pada akhir tahun ini.

Diantara usaha tersebut termasuk membangun ekosistem fintech dan mewadahi berbagai inovasi teknologi di industri yang terus mendisrupsi penggunaan keuangan masyarakat.

Salah satu tren yang diminati belakangan ini adalah pay later, berbagai perusahaan aplikasi besar berlomba-lomba mempromosikan kemudahan untuk fasilitas beli sekarang bayar belakangan yang dapat dipakai untuk travelling, pembelian makanan, transportasi hari-hari hingga banyak produk konsumsi lainnya.

Baca Juga: Siap liburan ke luar negeri? Cek harga promo super deal Malindo Air

Terkesan memudahkan bagi konsumen, namun jika tidak berhati-hati risiko lilitan utang menanti. Grant Thornton, organisasi global terkemuka yang menyediakan jasa assurance, tax, dan advisory merangkum 5 risiko penggunaan pay later yang perlu dipahami sebelum menggunakan pay later sebagai berikut.

Perilaku konsumtif berlebihan

Tanpa disadari dengan kemudahan untuk beli sekarang bayar belakangan memberikan dorongan impulsif dalam keputusan pembelian yang seringkali justru jatuh kepada barang-barang yang tidak diperlukan, jangan lupa pelaku usaha juga memiliki strategi melakukan promo untuk menghabiskan produk mereka yang tidak terlalu laku.

Biaya yang tidak disadari

Masyarakat terutama milenial sangat menyukai kecepatan dan kepraktisan, terkadang mereka tidak memahami berbagai biaya yang langsung aktif di saat mereka menggunakan fitur pay later seperti biaya subscription, biaya cicilan dan biaya lainnya yang dapat berbeda dari tiap aplikasi. Biaya ini seringkali memberatkan di saat tagihan datang.

Baca Juga: G20 agrees to push ahead with digital tax

Editor: Noverius Laoli

Terbaru