Meski Warren Buffett menghindarinya, ini lima alasan memilih emas untuk investasi

Kamis, 21 November 2019 | 15:00 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie
Meski Warren Buffett menghindarinya, ini lima alasan memilih emas untuk investasi

ILUSTRASI. Koin emas. REUTERS/Michael Dalder


EMAS - NEW YORK. Emas tidak cocok dengan filosofi investasi Warren Buffett, sang investor kawakan. Prinsip investasi sentral yang memungkinkan Buffett membangun Berkshire Hathaway menjadi konglomerat besar yang saat ini tidak termasuk emas dan sebagian besar aset lain yang dianggap sebagai pelindung nilai.

Kendati demikian, emas dihargai di seluruh dunia karena nilai dan sejarahnya yang kaya, yang telah terjalin ke dalam budaya selama ribuan tahun. Koin yang mengandung emas muncul sekitar 800 SM, dan koin emas murni pertama dipukul pada masa pemerintahan Raja Croesus dari Lydia sekitar 300 tahun kemudian.

Selama berabad-abad, orang terus memiliki emas karena berbagai alasan. Masyarakat, dan sekarang ekonomi, telah menempatkan nilai pada emas, sehingga melestarikan nilainya. Ini adalah logam yang kita gunakan ketika bentuk mata uang lain tidak berfungsi. Artinya, emas selalu memiliki nilai sebagai asuransi saat masa-masa sulit.

Baca Juga: Harga emas spot semakin tenggelam di US$ 1.470,14 per ons troi

Berikut adalah delapan alasan potensial untuk memiliki emas hari ini seperti yang dikutip dari berbagai sumber:

  • Nilai emas tercatat dalam sejarah

Tidak seperti mata uang kertas, koin atau aset lainnya, emas telah mempertahankan nilainya sepanjang zaman. Orang melihat emas sebagai cara untuk meneruskan dan menjaga kekayaan mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Baca Juga: Tak punya dana pensiun? Warren Buffett punya tips jitu untuk simpanan hari tua

Sejak zaman kuno, orang telah menghargai sifat unik dari logam mulia ini. Emas tidak menimbulkan korosi dan dapat meleleh di atas nyala api biasa, sehingga membuatnya mudah untuk digunakan dan dicap sebagai koin. Apalagi emas memiliki warna yang unik dan indah, tidak seperti elemen lainnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru