JAKARTA. Jika ingin mengejar kuda, tunggangi kuda yang lain. Jangan mengejar kuda dengan keledai, niscaya tak bakal tersusul. Ungkapan ini dapat menggambarkan laju biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berlari kencang tiap tahun, bahkan sering melonjak lebih tinggi di atas inflasi tahunan. Kita perlu instrumen investasi dengan kemampuan setara tapi aman untuk mengimbangi laju biaya pendidikan tersebut.
Salah satu instrumen investasi yang sering digunakan sejak dulu sebagai sarana lindung nilai dari gerusan inflasi adalah emas. Perencana Keuangan Shildt Financial Planning Joannes Widjajanto memperkirakan, keuntungan yang dipetik dari investasi emas berkisar 15% - 20% per tahun.
Emas juga tergolong likuid karena dapat dijual atau digadaikan sewaktu-waktu. Menurut Direktur Operasional Perum Pegadaian Edy Prayitno, setiap tahun ajaran baru tiba, omzet gadai emas selalu melonjak 20% lebih tinggi ketimbang bulan biasa.
Nah, kapan kita harus memulai menabung emas? Joannes menyarankan, idealnya setiap keluarga menyiapkan biaya pendidikan anak sejak anak baru lahir. Dengan demikian beban yang harus ditanggung untuk biaya pendidikan pada 18 tahun - 20 tahun mendatang akan terasa ringan. Selain itu, keluarga muda biasanya masih belum terbebani banyak kebutuhan, sehingga lebih mudah menyisihkan uang untuk membeli emas. Mereka bisa menabung emas secara berurutan dimulai dari persiapan untuk biaya SD, disusul investasi untuk SMP dan selanjutnya SMA.
Anda memiliki pilihan menyimpan emas perhiasan ataupun batangan. Jika ingin berinvestasi sekaligus memakainya, Anda dapat membeli perhiasan. Namun, harga jual emas perhiasan lebih rendah dibandingkan emas batangan karena ada komponen harga pembuatannya.
Layaknya merencanakan keuangan, yang harus dilakukan pertama kali adalah menetapkan target jumlah dana yang ingin dikumpulkan. Misalnya, mengacu biaya pendidikan di sekolah favorit yang diidamkan sang orang tua atau anak.
Joannes menyarankan Anda menghitung dulu prediksi biaya pendidikan menggunakan fair value. Misalnya, dalam 10 tahun, asumsi kenaikan biaya pendidikan rata-rata 10% tiap tahun. "Inflasi pendidikan dan proyeksi kenaikan harga emas 15%-20% per tahun itu dapat menghitung berapa gram emas yang harus ditabung," katanya.
Sedangkan Achmad Gozali, perencana keuangan dari Safir Senduk Rekan and Financial Services Consultant, mempunyai perhitungan yang lebih sederhana. Indikatornya, jumlah biaya masuk sekolah yang dituju, besaran kebutuhan dana bulanan, lalu dikonversikan ke harga emas.
Misalnya, diketahui kebutuhannya sebesar 30 gram - 40 gram emas untuk biaya masuk SMP atau SMA. Setelah mengetahui target itu, Anda tinggal memilih cara yang paling pas dengan mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi. Berikut ini simulasi investasi emas untuk biaya pendidikan anak.
Menabung emas
Menabung emas untuk biaya pendidikan anak adalah cara paling konvensional yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Metode menabung memakai emas masih layak digunakan saat sekarang. Orangtua bisa menyiapkan pendidikan anak dengan cara membeli emas secara mencicil.
Contohnya, Anda ingin menyekolahkan anak di SMP swasta favorit. Perkiraan biaya masuk tahun ini sebesar Rp 20 juta. Sementara biaya sekolah tiap bulan dan uang daftar ulang selama tiga tahun masa sekolah diperkirakan mencapai Rp 20 juta. Jika harga emas sekarang Rp 500.000 per gram, maka logam mulia yang dibutuhkan untuk menyekolahkan anak di SMP dengan nilai sekarang mencapai berat 40 gram emas.
Kalau sekarang si anak masih duduk di kelas tiga SD, berarti masih ada waktu tersisa tiga tahun untuk mengumpulkan emas 40 gram tersebut. Otomatis, tiap tahun Anda harus membeli emas minimal seberat 13,33 gram atau 1,11 gram per bulan. Kalau dengan harga emas yang berlaku sekarang, berarti Anda harus menyisihkan dana Rp 555.000 juta untuk membeli 1,1 gram emas saban bulan.
Begitu juga asumsi untuk biaya pendidikan SMA maupun perguruan tinggi. Anda dapat membuat perencanaan sesuai dengan target sekolah yang Anda inginkan. "Berapa besar tabungan emas yang ideal, harus menyesuaikan dengan biaya di sekolah yang hendak dituju," ujar Gozali.
Menurut Joannes, menabung emas ini cocok bagi investor tipe konservatif. Menabung emas dapat digunakan untuk investasi jangka panjang di atas 10 tahun.
Cicilan emas
Cara kedua yang bisa dipilih untuk mempersiapkan biaya sekolah anak dengan emas, yakni membeli emas dengan cara mencicil. Prinsipnya sama, kita membeli emas secara mencicil di perusahaan pegadaian atau bank syariah.
Di Perum Pegadaian, pembelian emas secara cicilan ini disebut dengan produk Kredit Mulia. Edy Prayitno menjelaskan, syaratnya nasabah atau investor hanya perlu menyerahkan fotokopi kartu identitas diri yang sah dan membayar uang muka 10% dari total harga emas yang ingin dibeli dengan cara cicilan. Berat minimal emas yang bisa dibeli secara kredit adalah lima gram dan cicilan maksimal selama dua tahun.
Sedangkan BRI Syariah menawarkan kepemilikan logam mulia dengan berat minimum 10 gram dan maksimum angsuran tiga tahun. Ada pula pinjaman dengan berat maksimum 14 kilogram dengan batas waktu cicilan sampai 15 tahun.
Yang perlu diingat jika membeli emas dengan cara ini, Anda akan dikenakan biaya penyimpanan emas untuk bank syariah. Biaya ini harus dibayar tiap bulan. Sedangkan Pegadaian memungut biaya administrasi 1%.
Sebagai ilustrasi, jika Anda ingin membeli emas seberat 25 gram dengan harga senilai Rp 12,44 juta, maka uang muka yang harus disediakan sebesar minimal Rp 1,86 juta atau setara 15% dari harga emas itu. Dengan asumsi biaya penyimpanan Rp 4.500 per gram, maka Anda harus membayar cicilan pinjaman bank sebesar Rp 993.455 per bulan selama 12 bulan untuk mengumpulkan 25 gram emas dalam setahun.
Begitu pula jika mempersiapkan biaya pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Dengan asumsi biaya pendidikan SMA sama dengan SMP, Anda perlu mengumpulkan sekitar 25 gram emas per tahun. Sedangkan untuk biaya kuliah bisa mengoleksi sekitar 35 gram per tahun.
Sementara jika ingin memenuhi biaya di semua level pendidikan, Anda perlu membeli gadai emas seberat 85 gram per tahun (asumsi harga emas batangan LM pecahan 10 gram Rp 5 juta, 25 gram sebesar Rp 12,44 juta, dan 50 gram senilai Rp 24,8 juta). Perkiraan cicilan bulanan sekitar Rp 3,7 juta selama 12 bulan.
Gozali mengingatkan, kalau memilih investasi emas untuk pendidikan dengan cara ini, maka Anda harus bersiap memperhitungkan kenaikan biaya penyimpanan. Biasanya bank atau pegadaian meninjau ulang biaya penyimpanan tiap empat bulan atau saban tahun. "Kalau biaya penyimpanan naik lebih besar dibandingkan kenaikan harga emas dalam setahun, arus kas Anda bisa terganggu," imbuh Gozali.
Bagi Joannes, menyiapkan biaya pendidikan dengan cicilan emas seperti ini cocok untuk investor konservatif dan dapat dipakai untuk investasi jangka pendek dan menengah.
Perlu diketahui, jika Anda menjadi nasabah bank syariah dan membeli emas dengan cara tersebut, maka nama Anda akan masuk dalam Sistem Informasi Debitur di Bank Indonesia (BI). Otomatis, Anda dianggap punya cicilan atau kredit senilai emas yang dibeli itu. Kondisi ini akan menyulitkan Anda untuk mendapat kredit di bank konvensional. Karena itu, Gozali menyarankan, jika ingin mendapatkan pembiayaan tambahan setelah memiliki cicilan beli gadai emas, sebaiknya di bank syariah lagi. "Bank syariah tidak menganggap beli gadai ini sebagai pinjaman," tukasnya. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News