JAKARTA. Buat Anda yang gemar berinvestasi di reksadana, pekan ini ada acara istimewa untuk Anda. Pada 27 Januari-30 Januari nanti, bakal ada Pesta Reksadana 2016. Acara ini bakal digelar di lobi dan main hall Bursa Efek Jakarta.
Tujuan Pesta Reksadana ini adalah untuk meningkatkan edukasi pasar modal secara langsung ke masyarakat. BEI melihat, reksadana bisa menjadi entry point bagi masyarakat yang baru mau memulai investasi di pasar modal.
Apalagi, pertumbuhan reksadana di 2015 cukup tinggi. "Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 23 Desember 2015, ada 1.083 produk reksa dana yang terdaftar di OJK dengan jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebanyak Rp268,44 triliun, naik dari 2014 yang sebesar Rp 241,47 triliun," kata Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan BEI Dwi Shara Soekarno dalam siaran pers.
Anda tertarik memiliki reksadana? Asal tahu saja, Anda tidak harus memiliki uang segudang untuk berinvestasi di reksadana.
Memang, ada reksadana yang mensyaratkan setoran modal minimum hingga puluhan juta. Tapi, banyak juga reksadana yang mensyaratkan investasi awal cuma Rp 100.000.
Berapa, sih, sebenarnya setoran ideal saat berinvestasi reksadana? Chief Financial Planner ZAP Finance Prita H. Gozhie menyarankan investor bisa menyisihkan sekitar 10%-20% dari total penghasilan per bulan untuk investasi.
Dengan asumsi si investor tidak berinvestasi di instrumen lain, maka setoran untuk investasi di reksadana bisa mencapai 10%-20% dari total penghasilan bulanan tadi.
Nah, porsi investasi untuk pria dan wanita sebaiknya berbeda. Prita menyarankan, wanita berinvestasi lebih banyak dari pria. "Kalau saya bahkan menginvestasikan 50% dari penghasilan bulanan saya," cetus dia.
Prita beralasan, wanita biasanya usianya lebih panjang dari pria. Karena itu, ketika suaminya sudah meninggal dunia, si wanita juga sudah punya persiapan dana untuk hidup sendiri.
Saat ini, pemerintah juga sudah memiliki program dana pensiun. "Tapi teman-teman karyawan diambil cuma 5,7% dari penghasilan per bulannya, benar enggak?" kata Prita.
Nah, jumlah tersebut tidak akan mencukupi kebutuhan pensiun di masa mendatang. Karena itu, sebaiknya porsi investasi bulanan ditambah, hingga setidaknya mencapai 10% dari pengeluaran per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News