Waktu yang tepat
Menurut Hari, saat ini waktu yang tepat bagi para pengembang kecil untuk mengembangkan bisnisnya. Alasannya harga tanah dalam setahun terakhir terus menurun bahkan sampai 40%.
Pengamat properti dari Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, menambahkan, untuk menarik minat konsumen, unit properti harus memiliki akses transportasi umum. "Lalu, pertimbangkan juga lingkungan yang ramah dan kedekatan ke sarana kesehatan seperti rumahsakit," kata Ferry.
Setelah itu, develepor perlu melakukan promosi secara gencar, yang memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk mempromosikannya, maka Anda bisa memanfaatkan berbagai sosial media. Pilihannya omnichannel, banyak sosial media yang dapat dimanfaatkan, seperti Facebook, Twitter, Instagram, blog, website, dan yang lainnya.
Baca Juga: Cara Bijak Membeli Rumah atau Apartemen Melalui Sistem Over Kredit
Pendapat senada diungkapkan Damar. Dia bilang, selain melakukan promosi di media sosial, pengembang kecil juga harus menawarkan produknya di marketplace online. "Selain itu menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan agen properti agar jangkauan pasar lebih luas," katanya.
Bukan cuma itu. Berdasarkan pengalamannya menjadi pengembang properti sejak empat tahun lalu, Damar juga kerap melakukan inovasi metode transaksi pembayaran. Misalnya, selain menyediakan fasilitas cash keras, dia juga melayani pembayaran cash bertahap dan tenor kredit pemilikan rumah (KPR) hingga 20 tahun.
Saat ini, lanjut Damar, ia telah menyelesaikan empat proyek perumahan yang fokus lokasinya di sekitar Bantul, Yogyakarta, dan daerah Jawa Tengah. Unit rumah tapak yang dibangun Damar memiliki luas lahan berkisar dari 65 meter persegi sampai 90 meter persegi. "Untuk luas bangunan rata-rata 45 meter persegi sampai 80 meter persegi," katanya.
Baca Juga: Menumpuk Harta agar Masa Depan Anak Berharga
Adapun dalam satu proyek rumah tapak, Damar biasa membangun sekitar 5 sampai 30 unit rumah. Ada dua model bangunan rumah tapak yang dibangun Damar. Yakni, unit satu lantai dan dua lantai.
Untuk unit yang satu lantai, banderolnya berkisar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta per unit. Sedangkan untuk unit yang dua lantai dijual dari harga Rp 450 juta hingga Rp 600 juta per unit.
Damar menambahkan, sebagai pengembang kecil, ia tidak memiliki lahan atau land bank yang terhitung luas. Dalam satu proyek, lahan rumah tapak yang dibangun perusahannya hanya memiliki luas antara 700 meter persegi hingga 3.100 meter persegi.
Ke depan, Damar masih akan merampungkan proyek rumah tapak di Yogyakarta. "Kami menargetkan dalam di tahun ini bisa membangun rumah tapak hingga 50 unit," katanya.
Selanjutnya: Ini tips investasi properti dari Direktur Bestprofit Futures Syaiful Rachman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News