Lokasi lahan
Selain itu, dalam pengerjaan unit properti, developer biasanya juga harus mengeluarkan biaya lebih besar. Walaupun pengerjaan proyek tersebut masih dalam tahapan land clearing atau pembersihan lahan, pengurukan, dan pekerjaan tahap awal lainnya.
Sementara, pemilik lahan bisa dikatakan lebih aman. Alasannya, penyertaannya dalam proyek kemitraan adalah berbentuk tanah yang tidak mungkin bisa hilang. Jadi, jika terjadi kegagalan dalam proyek properti, maka developer akan kehilangan uang, sedangkan tanah tidak hilang.
Nah, agar Anda tidak terlalu memiliki risiko besar sebagai developer kecil, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Cara Cerdas Menyiapkan Dana untuk Membangun Rumah
Hari Gani, Wakil Ketua Umum DPP REI, menjelaskan bahwa lokasi lahan properti harus berada di satelit atau pinggiran kota besar. Hal ini untuk menghindari pengeluaran besar dalam pembelian harga lahan. Pasalnya, harga lahan di pusat kota bisa dua kali, bahkan tiga kali lipat dari pinggiran kota.
Selain itu, utamakan lokasi proyek properti berada di area yang telah memiliki sarana infrastruktur lengkap, baik dari sisi jalan maupun penerangan listrik. Tujuannya agar calon konsumen mudah mengakses unit properti yang dipasarkan developer.
Hari mencontohkan wilayah satelit di selatan Jakarta yang cocok untuk dibangun perumahan oleh para pengembang kecil. Di antaranya di daerah Kebagusan, Cileduk, dan Ciputat.
Jika pemilihan lokasi sudah tepat, maka pengembang kecil hanya kalah reputasi dengan pengembang besar. "Harga juga harus bersaing, karena pengembang besar bermain pula di rentang harga Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar," kata Hari.