Karena itu, kalau ada embel-embel pengembalian dana itu sudah pasti produknya digabung dengan investasi.”imbuh Aidil.
Sebagian besar orang merasa rugi jika duit ilang jika tidak terjadi apa-apa, sehingga malah terjebak pada produk yang digabung asuransi dan investasi atau biasa disebut unitlink.
Kedua, kesalahan berikut yang kerap terjadi adalah menempatkan anak kecil yang belum cakap hukum sebagai ahli waris (tertanggung).
“Cakap hukum itu adalah anak yang berusia 21 tahun atau sudah menikah.”jelas Aidil.
Jadi jika dalam polis asuransi ahli waris yang ditulis adalah anak kecil, maka proses klaim akan lebih ruwet prosesnya.
Jika Anda sudah paham produk dan jenis asuransi yang tepat bagi Anda, maka langkah berikutnya adalah memilih perusahaan asuransi yang kredibel.
Lantas perusahaan asuransi dengan kriteria seperti apa yang layak Anda pilih? Berikut ini beberapa indikator yang bisa memandu Anda memilih perusahaan asuransi kredibel.
1.Risk Based Capital (RBC)
Risk Based Capital adalah metode perhitungan kesehatan perusahaan asuransi yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi RBC adalah rasio modal perusahaan asuransi dibandingkan dengan nilai risiko yang dihadapinya. Rasio minimal yang diwajibkan OJK adalah 120%.
Artinya, perusahaan asuransi harus memiliki aset bebas (aset yang tersisa setelah memenuhi kewajibannya) minimal sebesar 120% dari nilai risiko yang dihadapinya.
2.Perusahaan asuransi profitable, setidaknya dalam 3 tahun terakhir.
3. Perusahaan asuransi memiliki rencana bisnis. Misal mengakusisi perusahaan lain. “Itu berarti perusahaannya sehat dan tidak rencana akan ngemplang ke nasabah.”ujar Aidil.
Sedang Eko memberikan 5 indikator dalam memilih perusahaan asuransi.
1.Usia perusahaan
2.Permodalan perusahaan
3.Jumlah nasabah
4.Historical review dari pengguna/nasabah
5.Perlindungan reasuransi
Nah, jika saat ini sedang marak beberapa nasabah asuransi yang tidak menerima pengembalian dana yang telah disetor, bukan berarti Anda menjadi cemas dalam memilih asuransi.
"Sebenarnya tidak perlu terjadi karena perusahaan asuransi mengasuransikan risikonya dengan reasuransi. Cuma sering terjadi pembeli asuransi mengira asuransi sama dengan investasi bahkan tabungan yang menjanjikan pengembalian.”jelas Eko.
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah yang gagal dikembalikan adalah pengembalian hasil investasi, bukan perlindungan asuransinya.
Nah, semoga prinsip-prinsip berasuransi tersebut bisa memudahkan Anda memilih asuransi. Selain itu, Anda terhindar dari berbagai kesalahan umum yang sering terjadi pada nasabah asuransi yang masih menganggap asuransi adalah investasi.
Baca Juga: Cara Agar Klaim Asuransi Kesehatan Tidak Ditolak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News