HARGA EMAS - JAKARTA. Harga emas dunia kembali menembus level US$ 1.900-an. Merujuk data Bloomberg, pada pukul 17.00 WIB, Selasa (5/1), harga emas spot berada di level US$ 1.946,66 per ons troi atau menguat 0,19% dibanding sebelumnya. Level tersebut sekaligus jadi yang tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Seperti diketahui, harga emas yang sempat menyentuh US$ 2.000 per ons troi walau akhirnya terus mengalami koreksi pada akhir tahun. Bahkan, harga emas dunia sempat berada di level US$ 1.700-an per ons troi seiring optimisme pasar akibat ditemukannya vaksin dan proses pemulihan ekonomi global.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menjelaskan, penguatan harga emas pada awal tahun ini dipicu oleh disahkannya stimulus bantuan di Amerika Serikat (AS). Dengan adanya stimulus tersebut, maka jumlah dolar AS yang beredar akan semakin banyak.
Baca Juga: Harga emas melompat 2% mengawali tahun 2021
Dus, hal tersebut bisa memicu kenaikan tingkat inflasi. Emas yang merupakan aset lindung terhadap inflasi pun diuntungkan dengan kondisi tersebut.
“Di satu sisi, adanya stimulus sebenarnya memang mengangkat sentimen risk-on investor, hanya saja dengan melonjaknya kasus baru Covid-19, munculnya mutasi virus Covid-19 yang memaksa Inggris harus lockdown, pada akhirnya justru menekan sentimen risk-on tersebut. Emas pun menjadi aset yang dilirik dan pada akhirnya mengalami kenaikan harga,” jelas Alwi ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (5/1).
Alwi menambahkan, saat ini minat terhadap aset berisiko tengah mengalami penurunan akibat meningkatnya ketidakpastian tentang pemilihan putaran kedua AS di Georgia. Di sisi lain, kebijakan stimulus baru-baru ini juga membebani dolar AS, yang secara pergerakan berlawanan dengan emas.
Dalam jangka pendek, Alwi melihat peluang penguatan emas masih akan terjadi. Selain faktor stimulus dan pelemahan dolar AS, ada faktor pendorong tambahan ketika nanti pemilihan Senat AS dimenangkan Partai Demokrat.
Kemenangan tersebut berarti kebijakan tambahan stimulus dari Presiden Joe Biden akan didukung pula oleh Senat AS. Hal ini akan semakin memicu penurunan dolar AS, dan mengangkat pamor emas sebagai lindung nilai inflasi.
“Namun, sentimen stimulus ini ibarat pedang bermata dua karena juga bisa mengangkat sentimen risk-on, yang secara korelasi berlawanan dengan emas. Jika investor lebih fokus pada aset yang menjanjikan imbal hasil yang tinggi, maka mereka akan melirik saham dan aset berisiko lainnya, ketimbang emas, sehingga mengurangi pamor safe haven,” tambah Alwi.
Apalagi, pada tahun ini akan banyak vaksinasi massal yang dilakukan di berbagai negara. Jika ternyata hal ini berhasil, Alwi melihat pasar akan semakin optimisme terhadap pemulihan ekonomi global. Praktis, minat terhadap aset berisiko akan semakin tinggi dan harga emas akan tertekan.
Alwi memperkirakan, sentimen risk-on kemungkinan akan mendominasi di tahun 2021. Sehingga walaupun harga emas didukung oleh stimulus, penguatan yang terjadi akan dibatasi sentimen risk-on. Hitungan Alwi, emas pada tahun ini akan berada di kisaran US$ 1.764 - US$ 2.074 per ons troi.
Selanjutnya: Harga emas Antam tak beringsut (4/1), potensi tekor 9,75% pembeli sebulan lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News