Finansial sandwich generation, terjepit antara anak dan orang tua, simak solusinya

Kamis, 23 Juli 2020 | 08:05 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
Finansial sandwich generation, terjepit antara anak dan orang tua, simak solusinya


Komunikasi mengenai finansial sangat penting. Jika tidak terbuka, bisa melahirkan persoalan baru. Misalnya Anda menjadi stres karena harus memikirkan sendiri persoalan. Selain itu bisa membuat kita berutang karena memaksakan diri menanggung biaya lebih dari kemampuan finansial diri.

Menurut Yan, jika Anda sudah membiayai kebutuhan listrik, belanja bulanan, dan pulsa telepon  tidak perlu membiayai pos-pos kebutuhan tersier. Seperti jalan-jalan atau belanja barang yang bukan kebutuhan pokok. 

Jika pengeluaran sedang meningkat, misalnya ada pembayaran uang masuk sekolah anak,  Anda perlu memberitahukan pada anggota keluarga lain soal ini… Seperti transferan ke orang uta berkurang. 

Hal selanjutnya  mengamankan pos-pos pengeluaran utama, yaitu kebutuhan rumah tangga seperti belanja bahan makanan, biaya listrik dan air, sekolah anak, transportasi, cicilan rumah, kendaraan, dan tagihan kartu kredit. 

Setelah itu, sisihkan dana untuk asuransi. Walaupun ada beberapa kasus gagal bayar,  asuransi adalah pelindung dari risiko hidup yang bisa mengganggu keuangan masa depan. Sisihkan sejumlah dana untuk investasi jangka panjang. 

Jika memiliki cicilan kartu kredit maka wajib dibayar sesuai besaran tagihan bukan pembayaran minimum. Bila menunda pembayaran cicilan dapat membuat tagihan bulan berikutnya menjadi lebih besar karena adanya tagihan berjalan dan sisa cicilan tagihan bulan lalu beserta bunga.

Mengenai belanja rumah tangga, Yan menyarankan  menerapkan prinsip wise spender. Apa maksudnya? 

Editor: Ahmad Febrian

Terbaru