JAKARTA. Gejolak di pasar keuangan dunia tidak akan berakhir pada tahun ini. Karena itu kita harus lebih cermat merencanakan investasi keuangan keluarga, agar target pendanaan jangka pendek, menengah, dan panjang tidak terganggu.
Prospek harga saham masih bisa positif jika lembaga pemeringkat, seperti Standard & Poor’s maupun Moody’s Investor Services, segera mengikuti langkah Fitch Ratings mengerek peringkat utang Indonesia menjadi investment grade atau tempat yang nyaman untuk berinvestasi. “Investment grade akan mendorong investor asing lebih banyak lagi masuk ke Indonesia,” terang Aidil Akbar dari ACF Financial Check Up.
Porsi investasi
Lantas, bagaimana menata keranjang investasi tahun ini? Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting berpesan, tetapkan dulu tujuan investasi, mana kebutuhan jangka pendek yang harus di siapkan tahun ini dan mana yang digunakan untuk jangka menengah dan panjang?
Untuk keranjang investasi yang akan dipanen guna memenuhi keperluan pendanaan kurang dari setahun, Eko masih merekomendasikan tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang, dengan komposisi sekitar 10%–15% dari total investasi.
Selanjutnya, untuk kebutuhan pendanaan di atas setahun dan maksimal lima tahun, produk yang bisa dipilih cukup beragam, mulai dari reksadana pendapatan tetap, obligasi atau sukuk ritel, emas, dan sedikit porsi di reksadana campuran. ”Dengan basis investasi obligasi, porsi sekitar 30% bagi mereka yang tidak terlalu berani menanggung risiko dan 50% untuk yang memiliki karakter risk taker,” kata Eko.
Untuk tujuan pendanaan lebih dari lima tahun mendatang atau jangka panjang, produk yang bisa dipilih adalah reksadana campuran dengan spesialisasi di saham, dan reksadana saham. Sedangkan, Anda yang tergolong sebagai risk taker murni, Eko menyarankan untuk mencoba berinvestasi di bursa komoditi. Sebab, tahun depan ia memprediksi, konsumsi komoditi di Asia makin meningkat. “Alokasi bisa 40% untuk yang risk averse dan sampai 50% untuk risk taker,” katanya.
Sementara, Aidil memperkirakan, saham masih memberikan potensi yang cukup bagus di tahun 2012, untuk investasi jangka panjang. Selain saham, ia memperkirakan, harga properti juga masih bisa naik lebih tinggi lagi sehingga bisa mendatangkan imbal hasil investasi yang tinggi. Tapi, Anda harus hati-hati dengan properti yang harganya sudah cukup tinggi, terutama di kota besar, seperti Jakarta.
Karena itu, ia menyarankan, bila Anda minat menanamkan duit di properti, sebaiknya memilih apartemen dengan harga masih di bawah Rp 800 juta. Alternatif lain yang bisa menjadi pertimbangan untuk investasi adalah rumah susun hak milik (rusunami) dan apartemen sederhana hak milik (anami).
Selanjutnya, untuk investasi jangka menengah, emas batangan Logam Mulia masih bisa menjadi pilihan. Aidil memprediksi, apabila terjadi ketegangan di kawasan Timur Tengah lagi, harga emas akan berkilau lagi. “Emas Logam Mulia (LM) tetap akan menjadi primadona,” katanya.
Selain emas, ia memprediksi, dengan inflasi terkontrol dan suku bunga yang rendah, obligasi akan diincar oleh institusi keuangan dan perusahaan. “SUN, ORI, sukuk dan sukuk ritel bisa dijadikan pertimbangan, selain reksadana pendapatan tetap,” tambah Aidil.
Sedangkan, untuk investasi jangka pendek, Aidil tetap merekomendasikan produk perbankan dan emas batangan Logam Mulia. “Saat ini lebih baik mengumpulkan cash dan tahan diri hingga IHSG beranjak naik, baru kita investasikan ke bursa saham,” terang Aidil.
Nah, Anda tinggal menyesuaikan apa yang menjadi kebutuhan Anda, lalu mana yang menjadi prioritas untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Setelah itu, satu langkah kemudian, Anda tinggal menempatkan di keranjang yang sesuai.
Semoga, rencana finansial Anda terealisasi!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News