Cara investasi dan menyiapkan dana darurat saat kondisi ekonomi tak menentu

Kamis, 24 Juni 2021 | 08:21 WIB   Reporter: Danielisa Putriadita
Cara investasi dan menyiapkan dana darurat saat kondisi ekonomi tak menentu

ILUSTRASI. Cara investasi dan menyiapkan dana darurat saat kondisi ekonomi tak menentu


PERENCANA KEUANGAN - Jakarta. Kondisi ekonomi kembali dalam tekanan karena kasus positif Covid-19 yang melonjak tinggi. Meski ekonomi tertekan, tapi kita harus tetap menyiapkan dana untuk investasi dan dana darurat.

Perencana keuangan menyarankan masyarakat untuk menambah dana darurat atawa kas. Sementara, manajer investasi menyarankan diversifikasi investasi. 

Gelombang ke-2 Covid-19 membuat ketidakpastian arah ekonomi semakin nyata.  Perencana Keuangan sekaligus Founder Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, baiknya masyarakat memperbanyak dana darurat.

"Ke depan tidak tahu apa yang akan terjadi dan kebutuhan bisa berubah, dana kas itu penting," kata Eko, Rabu (23/6). 

Dana kas yang masyarakat siapkan idelnya bisa memenuhi minimal tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan. Jika dana darurat sudah dipenuhi, Eko menyarankan masyarakat bisa melunasi lebih cepat utang konsumtif. Tentunya, agar beban keuangan ke depan akan lebih ringan. 

Baca Juga: Sarana Multigriya Finansial (SMF) meraih sertifikasi ISO 9001:2015

Jika dana kas dan utang sudah dialokasikan, Eko melanjutkan, masyarakat bisa tetap berinvestasi. Namun, di tengah krisis ekonomi saat ini, baiknya masyarakat memilih instrumen investasi yang stabil, seperti emas, obligasi ritel, maupun reksadana pendapatan tetap yang berbasis obligasi pemerintah. 

Sebaliknya, masyarakat Eko sarankan mengurangi investasi di aset yang berisiko tinggi seperti saham dan aset kripto serta properti yang memiliki likuiditas rendah. 

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan dalam kondisi yang masih mengkhawatirkan, ia menyarankan untuk tetap diversifikasi portofolio investasi.

"Tidak semua investor memiliki kemampuan yang baik dalam membaca arah pasar dan melakukan market timing, sehingga diversifikasi investasi penting," kata Rudiyanto. 

Baca Juga: Kenali Berbagai Bentuk Hoax Agar Tidak Terjebak Olehnya

Ia menyarankan untuk membagi porsinya di reksadana pasar uang, campuran, pendapatan tetap, dan saham. Dengan melakukan diversifikasi, walaupun asetnya mengalami penurunan, tetapi porsi menurunnya akan menjadi lebih sedikit.

Meski lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi, Rudiyanto memproyeksikan pasar keuangan dalam negeri akan kembali bangkit. Katalis positif datang dari percepatan distribusi vaksin. 

Rudiyanto memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir tahun berada di level 6.700-6.800. Sementara, return reksadana pasar uang Rudiyanto proyeksikan tumbuh 3-3,5%.

Sedangkan, kinerja reksadana reksadana pendapatan tetap diproyeksikan tumbuh 5-7%, dan reksadana campuran tumbuh 5-10% di akhir tahun.

Itulah cara mengatur keuangan untuk menyiapkan dana darurat dan investasi saat kondisi ekonomi kembali tidak menentu.

Selanjutnya: Ketidakpastian Ekonomi Mengkhawatirkan, Pilih Investasi atau Pegang Cash?

 

.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Adi Wikanto

Terbaru