Cara bijak membiakkan dana untuk hari tua

Kamis, 19 September 2019 | 21:57 WIB   Reporter: Dikky Setiawan
Cara bijak membiakkan dana untuk hari tua

ILUSTRASI. Uang rupiah


EVALUASI KEUANGAN -JAKARTA. Kendati bakal memberikan imbal hasil besar, Anda jangan terburu-buru ketika menginvestasikan dana untuk tujuan tunjangan hari tua. Menurut Mohamad Andoko, perencana keuangan dari Oneshildt Financial Planning, setiap instrumen investasi memiliki risiko masing-masing. 

Dia mencontohkan investasi pada aset properti. Saat ini, kata dia, harga properti tergolong stagnan, bahkan cenderung turun. Memang, aset properti bisa disewakan ke pihak lain. Cuma, jika pihak penyewa tidak mengelola aset properti itu dengan baik, sebagai pemilik aset, Anda harus mengeluarkan biaya perawatan. Bukan mustahil, biaya perawatannya bisa lebih besar dibandingkan tarif sewanya.
 
Berbeda dengan berinvestasi di pasar modal seperti saham. Selain tidak ada maintenance cost, imbal hasil investasinya juga cukup tinggi. Hanya saja, investasi di pasar modal juga punya risiko tinggi. Ini terutama ketika pasar modal ‘terguncang’ akibat krisis ekonomi.
 
Andoko mencontohkan krisis moneter tahun 2008 yang sempat membuat indeks saham rontok hingga 50%. Alhasil, saat itu, penempatan investasi di instrumen saham juga terkena imbasnya. Jika kasus serupa terulang kembali, bukan tidak mungkin, dana pensiun yang Anda tempatkan di saham bisa jebol.
 
Yang paling aman dan risikonya kecil, menurut Andoko, adalah berinvestasi di deposito atau obligasi. Cuma, ya itu tadi, risiko membiakkan dana di kedua instrumen itu adalah imbal hasilnya yang tidak mampu mengejar laju inflasi. Saat ini, bunga deposito berkisar 4,25%-7% per tahun. 
 
Sementara itu yield obligasi berkisar 6,5%-7% per tahun. “Jadi, Anda harus melakukan asset allocation atau menyebar investasi di beberapa instrumen. Porsinya disesuaikan dengan profil risiko Anda masing-masing,” tandas Andoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan

Terbaru