JAKARTA. Penggila sepakbola di seluruh penjuru dunia pasti selalu menantikan perhelatan akbar FIFA World Cup. Memang, banyak pilihan agar kita dapat menyaksikan pertandingan sepakbola bermutu tinggi tersebut. Kita bisa menonton sendiri di rumah atau nonton bareng di kafe. Tapi, tentu tak ada yang mengalahkan kenikmatan menonton pertandingan itu langsung dari pinggir lapangan alias di dalam stadion.
Anda bisa masuk dalam golongan segelintir orang yang menikmati hal tersebut. Yang terdekat adalah Piala Dunia FIFA tahun 2014 di Brazil. Perhelatan akbar ini akan berlangsung satu bulan, mulai 12 Juni -13 Juli 2014. Jadi, masih ada waktu sekitar 45 bulan sejak sekarang untuk menyiapkan dana wisata spesial itu.
Duit mungkin tak jadi masalah buat orang yang berkantong tebal. Dengan mencuil Rp 100 juta atau Rp 200 juta dari tabungan, mereka bisa langsung terbang ke Brazil. Namun, Anda yang memiliki tabungan pas-pasan tak perlu berkecil hati. Asalkan mau disiplin mencicil investasi sejak sekarang, impian terbang ke Brazil benar-benar bisa menjadi kenyataan.
Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan, sebaiknya, sebelum melangkahkan kaki berangkat ke Brazil, Anda harus memastikan telah menunaikan semua kebutuhan wajib. Misalnya memiliki asuransi jiwa dan asuransi pendidikan anak. "Nonton piala dunia itu kebutuhan khusus yang tidak wajib, karena itu selesaikan yang wajib dulu," katanya.
Nah, jika semua kebutuhan wajib itu ditunaikan, Anda bisa mempertimbangkan beberapa strategi pengumpulan dana untuk menonton piala dunia. Pertama-tama, tetapkan perkiraan dana yang dibutuhkan untuk menuju Brazil, jangka waktu, ongkos penginapan, biaya akomodasi lainnya, dan tiket pertandingan.
Jangan lupa, siapkan dana untuk membeli oleh-oleh. "Karena pasti ada dorongan membawa kenang-kenangan, setidaknya untuk diri sendiri," kata perencana keuangan MRE Financial & Business Advisory Mike Rini.
Anda dapat melakukan riset kecil-kecilan di internet untuk mengetahui harga tiket pesawat pergi-pulang Brazil. Selain itu, biasanya, beberapa maskapai dan biro perjalanan menawarkan paket wisata menuju tempat perhelatan piala dunia itu. Sayang, hingga saat ini, belum ada penerbangan langsung dari Indonesia menuju Brazil. Yang terdekat, Anda bisa memesan penerbangan langsung ke sana dari Singapura. Adapun perkiraan ongkos pesawat pergi-pulang sekitar US$ 3.000 per orang.
Untuk mencari tempat penginapan dan akomodasi selama di Brazil, Anda juga bisa melakukan riset dan langsung memesan kamar hotel di negara itu. Pilihan lainnya adalah memesan melalui biro perjalanan atau wisata. Misalnya, situs www.roadtrips.com menawarkan paket menonton pertandingan final piala dunia dengan menginap di Rio de Janeiro. Paket akomodasinya adalah menginap empat malam plus jalan-jalan city tour senilai US$ 4.295 per orang.
Nama hotel yang ditawarkan adalah Copacabana Beach. Jika memilih paket yang menawarkan fasilitas kelas satu ini, mungkin, Anda akan mendengar gemuruh sorak-sorai para suporter yang mendukung timnya masing-masing. Maklum, lokasi hotel itu sangat berdekatan dengan Maracanã Stadium, lokasi digelarnya partai puncak final World Cup 2014. Jika ingin melawat lebih lama dan bukan partai final, yakni 12 Juni - 28 Juni 2014, www.roadtrips.com menawarkan paket menginap US$ 3.595 per orang.
Sumber dana
Setelah membuat simulasi perkiraan harga tiket, penginapan, akomodasi dan belanja oleh-oleh, Anda bisa menaksir dana yang dibutuhkan untuk menonton langsung piala dunia. Misalnya Rp 100 juta per orang. Dengan asumsi waktu mengumpulkan dana selama 45 bulan, Anda harus menyisihkan dana minimal Rp 2,23 juta per bulan. Tentu, kebutuhan dana bakal membengkak jika Anda juga mengajak pasangan atau anak-anak. Nah, untuk itulah dibutuhkan instrumen investasi.
Perencana keuangan dari Quantum Magna Financial Ligwina Poerwo-Hananto bercerita, dia bersama suami juga sedang merencanakan liburan ke Brazil sekaligus menonton piala dunia 2014 di sana. Skema pendanaan yang sedang dia siapkan adalah menyisihkan Rp 2,6 juta per bulan, dan menempatkan di reksadana saham. Dia membuat estimasi tinggi, yakni imbal hasil mencapai 25% per tahun hingga 2014. Padahal, kepada para kliennya, dia hanya berani membuat estimasi return reksadana 15% per tahun. "Tercapai syukur, kalau tidak, tak apa-apa, yang penting sudah berusaha," katanya.
Sedangkan, Eko menyarankan, jika Anda memang punya dana lebih, sebaiknya menyisihkan dana itu sejak awal dan menyimpannya dalam bentuk deposito. Namun jika saat ini uang Anda pas-pasan, ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan. Pertama, menyisihkan dana dari pengeluaran yang konsumtif, misalnya bujet menonton bioskop, bujet makan di restoran, atau bujet liburan tahunan. "Prinsipnya, kalau mau bersenang-senang di masa depan, kita harus rela menderita di masa sekarang," katanya.
Kedua, berinvestasi pada produk yang berisiko menengah karena kebutuhan dananya sekitar tiga tahun ke depan.
Senada dengan Ligwina, Eko menganggap menonton piala dunia merupakan tujuan yang masih bisa tergantikan. Artinya, jika tidak tercapai, itu tidak menimbulkan masalah besar di kemudian hari.
Nah, dengan asumsi keterbatasan dana dan tidak wajib terpenuhi dalam tiga tahun, tak ada salahnya Anda menggunakan instrumen investasi berbau spekulasi. Misalnya, menyisihkan sebagian dana pada instrumen emas batangan dengan asumsi return per tahun 15%-20%. Pilihan lain menyisihkan dana untuk membeli reksadana pendapatan tetap. Asumsi return berkisar 18%-20% per tahun. Reksadana saham bisa menjadi pilihan lain, dengan asumsi return lebih dari 20% per tahun.
Menurut Eko, dengan asumsi penghasilan bulanan saat ini Rp 7 juta, sebaiknya Anda menggunakan 40% atau sekitar Rp 2,8 juta untuk biaya kebutuhan bulanan. Lalu, untuk asuransi pendidikan dan dana pensiun sebesar Rp 2 juta. Sisa gaji sebesar Rp 2,2 juta dapat diinvestasikan.
Nah, dengan investasi Rp 2,2 juta itu, dalam 36 bulan ke depan, akan terkumpul dana pokok Rp 79,2 juta. Jika return investasi mencapai 20% setahun, bakal terkumpul Rp 95 juta dalam periode itu. "Kekurangan Rp 5 juta bisa diambil dari tabungan atau dana darurat," imbuh Eko. Agar tidak terkena risiko rugi akibat selisih kurs, Eko menyarankan, Anda mengonversi tabungan rupiah ke dollar Amerika Serikat (AS) dalam tempo enam bulan sebelum waktu keberangkatan.
Selain itu, Mike Rini mengingatkan agar Anda menyiapkan dana tak terduga. Jangan lupa juga membeli asuransi perjalanan yang melindungi dari risiko kecelakaan dan kehilangan barang-barang. Sebaiknya Anda hanya membawa dana tunai 50%. Separuh lagi bisa berwujud kartu kredit. Dana tunai juga perlu dibagi dua, yaitu 50% receh dan sisanya bisa ditarik melalui ATM. Tujuannya untuk mengantisipasi kehilangan uang atau perampokan.
Agar lebih irit, Mike menyarankan cara backpackers. Anda dapat bergabung dengan komunitas bola dari Indonesia yang mau menonton ke Brazil. "Ini menghemat penginapan dan transportasi karena bisa patungan," katanya. Silakan mewujudkan mimpi bergoyang samba di Brazil!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News