Yuk, kita tubruk properti di Malaysia

Jumat, 20 November 2015 | 16:34 WIB   Reporter: Francisca Bertha Vistika
Yuk, kita tubruk properti di Malaysia


Menanamkan investasi memang tak mengenal lintas negara. Banyak orang Indonesia yang ternyata menanamkan duitnya di luar negeri dalam bentuk properti.  

Setelah banyak yang berinvestasi properti di Singapura dan Australia, kini Malaysia juga banyak menjadi incaran orang Indonesia yang punya duit lebih. Agen properti pun melirik kesempatan ini.  

Agen properti di Indonesia ikutan gencar memasarkan properti Malaysia. Di antaranya adalah ERA Vigo. Baru-baru ini, ERA Vigo bersama ERA Prospek, ERA Maz, dan First Choice menawarkan proyek KL9 Seputeh. Ini proyek superblok di pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia, yang dikembangkan Malaysian Resources Corporation Berhad (MRCB).

ERA Vigo memasarkan sembilan tower apartemen di KL9 Seputeh untuk investor asal Indonesia. Dua tower pertama, yang dikhususkan untuk pembeli di Malaysia, sudah terjual habis. Sekarang ini MRCB mulai menawarkan tower berikutnya  untuk investor asing.

Ini bukan kali pertama ERA Vigo menjual properti di Malaysia. Sebelum ini, ERA Vigo menawarkan apartemen mewah Paradiso Nouva, yang berlokasi di Kota Iskandar.

Direktur ERA Vigo Ridwan Goh mengatakan, soal harga, properti ini cukup bersaing dengan harga di Indonesia.  “Apartemen di KL9 Seputeh ini sama halnya kita memiliki apartemen di Senayan dan sekitarnya. Namun, harga yang ditawarkan seperti harga di pinggiran seperti misalnya di daerah Alam Sutera,” ungkap Ridwan. Harga apartemen yang ditawarkan sekitar Rp 3,5 miliar. Luas apartemen yang ditawarkan sekitar 99 meter persegi (m2).


Termahal kedua
Makanya Ridwan mengatakan properti di Malaysia memang layak dijadikan lahan investasi. Selain harganya lebih murah ketimbang di Indonesia, properti di negeri jiran ini harganya juga masih bisa naik. “Naiknya memang tak langsung segila di Indonesia, biasanya naiknya pelan-pelan,” kata dia.

Tertarik? Asal tahu saja, Malaysia termasuk salah satu negara di Asia Tenggara yang masih mencatatkan kenaikan harga properti, selain Indonesia. Menurut Global House Price Index yang dirilis oleh Knight Frank, di kuartal dua lalu, harga properti di Malaysia naik 4,2% dibanding tahun sebelumnya.

Dengan demikian, Malaysia menempati posisi kedua negara dengan kenaikan harga properti terbesar di Asia Tenggara. Posisi pertama masih dipegang Indonesia, dengan kenaikan harga mencapai sekitar 6%.

Kenaikan harga sewanya juga lumayan, lo. Executive Director Knight Frank Malaysia Judy Ong menulis dalam Malaysia Real Estate Highlights, per semester satu lalu, keuntungan dari sewa apartemen dan kondominium high end mencapai kisaran 4%–5%.

Ada faktor lain yang membuat properti Malaysia menarik untuk investasi. Pertama, Malaysia termasuk negara yang sering dikunjungi sebagai tempat cek kesehatan.

Kedua, di Malaysia juga terdapat universitas yang menjadi incaran banyak pelajar asing. Ketiga, negara ini juga sering dikunjungi orang yang memiliki kepentingan bisnis. “Target konsumen kami memang mereka yang memiliki hubungan bisnis di sekitar Kuala Lumpur atau pelajar yang ingin bersekolah di sana,” kata Ridwan.

Nah, investor yang membeli properti di Malaysia nanti bisa menyewakan properti miliknya, Tidak perlu khawatir. Menurut Ridwan, investor yang membeli properti KL9 akan mendapat garansi sewa. Maksudnya, pemilik tidak perlu pusing mencari penyewa jika unit yang mereka beli belum akan digunakan.

Pasalnya, pengembang di Malaysia yang akan mencarikan penyewa. Selama tiga tahn pertama, pemilik akan mendapatkan 5% dari harga jual unit tersebut per tahun. Setelah itu, investor bisa memilih untuk mencari penyewa sendiri, atau tetap meminta bantuan pengembang mencari penyewa dan hanya mendapat 5% dari harga jual unit.

Aturan kepemilikan properti di Malaysia, khususnya apartemen, ternyata tak jauh beda dengan di Indonesia. Investor asing bisa mendapat kepemilikan di negeri jiran selama 99 tahun. Nah, nantinya bisa diperpanjang lagi 30 tahun, atau terus diperpanjang apabila lahannya tidak digunakan pemerintah. “Soal pajak, hampir sama dengan perpajakan di Indonesia. Hanya saja untuk warga negara Indonesia ada tambahan 3%,” kata Ridwan.

Associate Director Resedensial Sale and Leasing Colliers International Indonesia Aleviery Akbar, yang pernah menjajakan properti di Malaysia, mengatakan properti di Malaysia bukan hanya incaran dari negara-negara tetangga terdekatnya. Namun, juga menarik bagi konsumen di Timur Tengah yang ingin berbisnis di Malaysia.  

Yang membuat warga negara asing tertarik membeli di Malaysia, salah satunya karena ada program my secondhome. Mereka yang memiliki properti di sana lebih mudah bolak-balik Malaysia kapan saja.

Sedang menurut kacamata Head of Research Savills PC Anton Sitorus, properti di Malaysia tak semenarik properti di Australia dan Singapura. “Sebab, Malaysia, khususnya Kuala Lumpur, secara garis besar hampir sama dengan Jakarta, dari sisi ekonomi ataupun bisnis,” kata dia.

Tapi, orang Indonesia yang memiliki kepentingan di Malaysia, misalnya memiliki anak yang bersekolah di sana, bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi properti di Malaysia.

Anda mau coba?   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru