Tetap sejahtera saat hari tua tiba

Selasa, 13 Oktober 2015 | 13:44 WIB   Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina
Tetap sejahtera saat hari tua tiba


Silakan Pilih DPLK Anda

Ada beberapa pilihan lembaga keuangan yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti. Tentu saja, Anda bisa memilih berdasarkan pertimbangan di atas dan kenyamanan servis yang mereka berikan.

Berikut ini ulasan beberapa produk DPLK yang ditawarkan oleh lembaga keuangan:

BNI Simponi
Bank BNI merupakan pionir program pensiun iuran pasti. Bank berlogo angka 46 ini telah meluncurkan BNI Simponi sejak 5 Juli 1994. Per Agustus 2015, dana kelolaan DPLK telah lebih dari Rp 11 triliun, dengan peserta berkisar 700.000 nasabah.

DPLK BNI menawarkan tujuh pilihan paket investasi yang dibagi dalam empat profil risiko, yakni konservatif, moderat, agresif dan sangat agresif.

Pilihan untuk profil konservatif adalah Paket 10 dengan penempatan portofolio aset 100% deposito. Bagi nasabah yang memiliki profil moderat, pilihannya lebih beragam, yakni Paket 1, Paket 6, dan Paket 13. Portofolio pada paket 1 adalah deposito (75%) dan obligasi (25%). Lalu, Paket 6 terdiri dari aset deposito (50%) dan obligasi (50%). Selanjutnya, portofolio Paket 13 merupakan produk syariah, terdiri deposito syariah, pasar uang dan obligasi syariah.

Untuk nasabah yang memiliki profil investasi agresif, BNI Simponi menawarkan Paket 14 dan Paket 15. Portofolio Paket 14 merupakan produk syariah, yang terdiri dari deposito, pasar uang, obligasi dan reksadana syariah. Sedangkan Paket 15 berisi aset deposito dan saham.

Profil sangat agresif tersedia di Paket 16. "Masih tetap reksadana saham, tapi deposito digantikan oleh obligasi," jelas Hary Aditia Putra, Assistant Manager DPLK BNI.

Sejauh ini, pilihan terbanyak peserta BNI Simponi adalah Paket 6 dan Paket 10. “Karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih kurang menguasai tentang jenis investasi. Maka nasabah akan ambil yang aman dulu," ujar Hary.

DPLK BNI memberi kesempatan bagi nasabah mengganti pilihan investasinya sebanyak dua kali per tahun atau setiap enam bulan sekali. Bila nasabah ingin periode yang lebih cepat dari itu, ada biaya tambahan.  

Pembukaan rekening BNI Simponi bisa dilakukan sejak usia 18 tahun atau sudah menikah. Sementara masa pensiun yang ditetapkan DPLK BNI mulai dari usia 45 tahun hingga 65 tahun.

Peserta bisa bergabung secara kolektif maupun perorangan. Setoran awal nasabah yang ingin mengikuti program dana pensiun ini mulai dari
Rp 250.000 dan setoran selanjutnya minimal Rp 50.000. Tak ada kewajiban bagi nasabah untuk rutin menyetorkan dana setiap bulan. “Tapi, memang lebih baik jika nasabah melakukan investasi ini dengan rutin,” kata Hari.

Seperti nasabah tabungan, peserta BNI Simponi mendapatkan buku rekening. Nasabah bisa mencetak perkembangan saldonya dari cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia karena BNI Simfoni sudah online.


DPLK Manulife
DPLK Manulife saat ini memiliki dua produk pensiun, yakni DPLK reguler yang bersifat allocated fund dan DPLK untuk kompensasi pesangon yang bersifat pooled fund. Perbedaan kedua produk tersebut, DPLK reguler, dana yang disetorkan atas nama karyawan, sementara dana yang disetorkan dalam DPLK kompensasi pesangon atas nama perusahaan atau pemberi kerja. Biasanya, perusahaan memakainya sebagai pencadangan pembayaran pesangon jika diperlukan.

Perbedaan lainnya, manfaat pensiun bagi peserta DPLK reguler dibayarkan secara berkala atau bulanan melalui anuitas. Sedangkan manfaat DPLK kompensasi pesangon dibayarkan secara sekaligus (lump sum).

Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia, mengatakan, setiap program dirancang sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau pemberi kerja. "Ada fitur masing-masing sesuai kondisi perusahaan," terang dia.

Seluruh jenis investasi pada DPLK dipilih oleh perusahaan atau karyawan sendiri. DPLK Manulife memiliki pilihan investasi yang beragam. Ada lima jenis dana investasi, yakni (1) pasar uang, (2) saham, (3) pendapatan tetap, (4) dollar AS, dan (5) syariah. Dana tersebut dikelola secara profesional oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Saat ini DPLK Manulife mengelola lebih dari Rp 11,3 triliun dan melayani lebih dari 2.000 perusahan dengan 500.000 karyawan.


DPLK Mandiri
Bank Mandiri baru menyelenggarakan DPLK sejak Juni 2011. Namun, meski baru 3,5 tahun berjalan, pertumbuhan dana kelolaannya cukup tinggi. Total dana kelolaan hampir
Rp 5 triliun dengan peserta mendekati 60.000 nasabah.

DPLK Mandiri yang baru saja memenangi Annual Report Award (ARA) untuk kategori dana pensiun memiliki beberapa produk. Mereka membidik pasar korporat maupun ritel alias individu. Bahkan, bagi konsumen perorangan, selain produk reguler, Mandiri juga memiliki produk berjuluk Smile yang baru meluncur Maret lalu.

Nilai lebih Smile adalah tambahan asuransi kecelakaan diri bagi pesertanya dengan santunan Rp 5 juta. Selain itu, portofolio Smile sepenuhnya deposito dan bebas pajak. "Ini adalah alternatif investasi bagi nasabah yang sudah punya tabungan, tabungan rencana, deposito, dengan jangka yang lebih panjang," tambah Rudi Rahman, Direktur DPLK Bank Mandiri.

Hanya, penawaran Smile masih terkonsentrasi di wilayah Jakarta dan Bandung. “Tahun ini, kami menargetkan pemasaran Smile ke seluruh cabang Mandiri di Pulau Jawa dan Medan,” kata Rusmi Veronika, Assitant Manager Finance & Accounting DPLK Bank Mandiri.

Produk DPLK reguler yang ditawarkan bagi nasabah dikemas dalam delapan paket investasi yang dikategorikan berdasarkan profil risiko. Misal, untuk tingkat risiko konservatif, pilihannya paket investasi pasar uang yang terdiri 100% produk pasar uang.

Adapun  paket investasi pendapatan tetap untuk tingkat risiko konservatif moderat terdiri dari produk pendapatan tetap dan pasar uang. Untuk nasabah yang memiliki risiko agresif, DPLK Mandiri menawarkan Paket Investasi Saham. Ada dua paket, yakni perpaduan saham dan pasar uang, serta saham dan pendapatan tetap.

Paket Kombinasi disediakan untuk peserta yang memiliki profil konservatif agresif. Ada dua pilihan kombinasi portofolio, yang terdiri dari saham, pendapatan tetap, dan pasar uang. Terakhir, DPLK Mandiri menyediakan Paket Investasi Syariah dengan risiko konservatif.

Mandiri juga membolehkan peserta untuk mengevaluasi hasil investasi dengan mengganti paket investasinya setahun dua kali. Bila hal itu perubahan dilakukan setelah dua kali penggantian, bank mengutip fee Rp 25.000 per transaksi.

Peserta DPLK bisa mulai membuka rekening sejak usia 18 tahun atau sudah menikah. Setoran awal mulai dari Rp 100.000. Setoran selanjutnya juga minimal Rp 100.000. Batasan ini berlaku baik untuk investor individu maupun perusahaan. Masa pensiun yang ditetapkan mulai dari usia 40 tahun hingga 70 tahun.      

   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru