Merancang biaya nikah agar pesta tetap meriah (1)

Jumat, 08 April 2011 | 19:03 WIB   Reporter: Dikky Setiawan
Merancang biaya nikah agar pesta tetap meriah (1)

ILUSTRASI. Polisi menahan seorang aktivis dari Swadeshi Jagran Manch, sayap organisasi nasionalis Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), selama protes terhadap China, di New Delhi, India, 17 Juni 2020.


JAKARTA. Pernikahan adalah momen terindah yang akan dike­nang sepanjang hidup se­seorang. Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkan momen per­nikahan yang indah, tidak sedi­kit pasangan yang mengabadi­kan hari sakral tersebut dengan pesta yang meriah dan mewah.

Persiapan pernikahan yang panjang dan biaya pernikahan yang besar seolah terbayar. Ke­dua pengantin larut dalam ke­bahagiaan yang berbaur dengan tawa para sahabat, sanak keluarga, maupun kolega yang turut merayakan hari bahagia. Sayang, tidak sedikit pula, pasangan pengantin yang harus pusing usai pesta per­nikahannya digelar. Mereka terbelit utang yang terkadang tidak kecil demi menutupi biaya pesta pernikahan.

Padahal, ungkap Rakhmi Per­matasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, ba­gian terpenting sebuah perni­kahan adalah janji (akad) yang diucapkan dari kedua pasangan pengantin. Rakhmi mengingatkan, sete­lah momen pernikahan, masih banyak hal lain yang perlu di­persiapkan si pengantin untuk kehidupan rumahtangga­nya. Tentu saja, hal ini butuh biaya yang sangat banyak dibandingkan dengan sebuah pesta sesaat.

"Jadi, hin­dari utang karena sangat tidak sepadan hanya demi kesenang­an satu hari, akhirnya si pe­ngantin atau keluarganya sam­pai harus bersakit-sakit selama beberapa tahun kemudian aki­bat terbelit utang," imbuhnya.

Nah, untuk menghindari hal semacam itu, seseorang jelas harus merencanakan biaya per­nikahan dengan matang. Lalu, bagaimana cara menyiapkan biaya itu? Berikut adalah tips merencanakan biaya pernikah­an dari sejumlah perencana ke­uangan dan perencana perni­kahan (wedding organizer).

Siapkan dana

Pada saat Anda dan pasangan telah menggelar lamaran atau telah menetapkan tanggal pernikahan, sebaiknya, saat itu juga mulai mempersiap­kan biayanya. Menurut Rakhmi, lazimnya, persiapan nikah butuh waktu sekitar satu tahun hingga dua tahun. Namun, terkadang calon pengantin baru mulai mempersiapkan dana setelah mengetahui tanggal pernikahan.

Nah, karena jangka waktu yang singkat seperti itulah, bia­ya untuk menikah tidak bisa disimpan dalam instrumen in­vestasi berisiko tinggi. "Harus disimpan dalam investasi yang cukup aman, seperti tabungan atau deposito. Alternatif lainnya bisa di reksadana pasar uang atau emas. Ini sekaligus untuk mempersiapkan mahar emas," katanya.

Tapi, sambung Rakhmi, kalau yang mempersiapkan dana per­nikahan adalah orangtua, biasa­nya dilakukan dalam waktu yang panjang. Semakin pan­jang waktu persiapannya, se­makin fleksibel tipe instrumen investasi yang bisa digunakan. "Tapi, bentuk investasinya juga harus disesuaikan dengan profil risiko orangtua," tambahnya.

Selain dengan cara menabung dan berinvestasi, menyiapkan biaya pernikahan bisa dilaku­kan dengan menjual aset terten­tu yang dimiliki. Langkah ini le­bih bijak dibandingkan dengan berutang. Menjual aset biasa­nya dilakukan oleh orangtua si calon pengantin.

Tetapkan pembagian porsi pembiayaan

Karena pernikahan merupa­kan penyatuan dua insan men­jadi satu keluarga dan menyam­bung silaturahmi dua keluarga besar menjadi saudara, tidak ada salahnya Anda dan pasang­an berbagi tanggungjawab membiayai pernikahan.

Menurut Mike Rini, perenca­na keuangan dari MRE Financi­al & Advisory, dalam merenca­nakan pernikahan, seyogianya calon pengantin menggelar ra­pat pendanaan. Tujuannya un­tuk keterbukaan masing-masing pihak. Keterbukaan perlu dila­kukan untuk menghindari ma­sing-masing pihak dari janji ataupun perencanaan acara pernikahan di luar kemampuan keuangannya.

Pembagian tugas pembiaya­an tergantung dari kesepakatan kedua pihak. Kata Mike, yang penting masing-masing calon pe­ngantin dan keluarganya saling memberikan kontribusi biaya. "Persentasenya bisa 50%-50%, atau pihak pengantin pria yang lebih besar. Syaratnya adil dan terbuka," imbuh Mike.

Sependapat, Muhamad Ich­san, perencana keuangan dari Prime Planner, bilang, cara ter­baik menanggung biaya perni­kahan dengan membagi pendanaan. "Tapi, tren saat ini calon pengantin pria yang me­nyiapkan dana, dan pi­hak pengantin wanita yang aktif mengelola dananya," katanya.

Tetapkan batas bujet pernikahan

Sederhana atau meriah se­buah acara pernikahan, sangat ditentukan jumlah dana yang tersedia. Karenanya, Anda perlu menetapkan batas maksimal anggaran untuk menghindari pengeluaran yang terlalu boros. Misalnya, biaya undangan per­nikahan atau kebaya pernikah­an yang kelewat mahal. Pada­hal, pengantin bisa menyewa.

Selain itu, penetapan batas bujet juga menjadi patokan dana yang harus Anda kumpul­kan secara bertahap sejak awal. Batas anggaran juga berfungsi sebagai alat kendali pasangan pengantin dalam mempersiap­kan pernikahan.

Dengan mene­tapkan batas anggaran, Anda pun bisa menghindari utang. "Yang membuat biaya pernikah­an membengkak adalah banyak keinginan calon pengantin. Se­benarnya, lebih baik menye­suaikan dengan anggaran," kata Rosalin, pemi­lik Glow Wedding Organizer. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini
Terbaru