Ini dia lima prinsip investasi reksadana

Selasa, 04 Juli 2017 | 11:00 WIB   Reporter: Herry Prasetyo
Ini dia lima prinsip investasi reksadana


Anda tentu memiliki tujuan keuangan di masa mendatang. Alih-alih menabung di deposito, reksadana menjadi alat investasi yang lebih tepat untuk mewujudkan tujuan keuangan Anda.

Nah, supaya tujuan keuangan tercapai melalui investasi reksadana, Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, menyarankan, sebaiknya Anda mempraktikkan lima prinsip investasi reksadana yang disingkat dengan SMART. SMART merupakan singkatan dari spesific, measurable, attainable, relevant, dan time bound.

Pertama, spesifik. Artinya, dalam berinvestasi reksadana, Anda harus menentukan tujuan spesifik. Dengan begitu, Anda tahu mengapa Anda berinvestasi dan mengetahui kapan saatnya untuk berhenti pada saat tujuan tersebut tercapai.

Tujuan keuangan yang spesifik, contohnya, mempersiapkan dana pensiun, sekolah anak, atau tujuan keuangan untuk membeli rumah atawa kendaraan, hingga tujuan membiayai perjalanan ibadah haji.

Kedua, terukur. Jika Anda sudah mengetahui tujuan keuangan yang spesifik, Anda bisa dengan mudah menentukan nilai yang dibutuhkan. Pandji Harsanto, perencana keuangan independen, memberi saran, tujuan keuangan harus diformulasikan dalam bentuk angka nominal.

Ambil contoh, tujuan keuangan Anda adalah menyiapkan dana pendidikan anak masuk sekolah dasar (SD). Anda harus tahu berapa nominal kebutuhan dana tersebut.

Taruh kata, biaya pendidikan masuk SD sebesar Rp 20 juta. Artinya, tujuan keuangan yang harus Anda capai sebanyak Rp 20 juta.

Ketiga dan keempat, dapat dicapai dan relevan. Prinsip ini untuk melihat, apakah tujuan keuangan yang ingin Anda capai cukup realistis dan relevan jika dilihat dari kondisi keuangan saat ini maupun hasil investasi yang berlaku sekarang.

Pandji menyarankan, sebaiknya Anda membikin beberapa skenario. Misalnya, tujuan keuangan membeli kendaraan.

Untuk skenario optimistis, Anda mungkin bisa mematok target Rp 500 juta. Sementara untuk skenario konservatif, bisa jadi dana yang ingin diperoleh Rp 250 juta.

Nah, skenario itu disesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Misal, dengan penghasilan Rp 10 juta sebulan dan investasi sebesar 30% dari total penghasilan, mana tujuan keuangan yang mungkin Anda capai dan sesuai.

Kelima, jangka waktu. Seperti telah diulas sebelumnya, jangka waktu adalah komponen terpenting suatu tujuan keuangan. Selain menentukan jenis reksadana yang Anda pilih, jangka waktu juga berpotensi menyebabkan perubahan pada nilai tujuan keuangan karena adanya inflasi.

Jangka waktu juga akan menentukan nilai investasi yang harus Anda penuhi. Misalnya, Anda ingin menyiapkan dana kuliah anak 10 tahun lagi.

Untuk saat ini, biaya kuliah mencapai Rp 500 juta. Denga asumsi inflasi 10% per tahun, dana yang Anda butuhkan 10 tahun ke depan sebesar Rp 1,3 miliar.

Dengan asumsi return reksadana saham sebesar Rp 20% per tahun, maka investor harus berinvestasi Rp 3,8 juta per bulan selama 10 tahun agar tujuan keuangannya tercapai.

Nah, jika jangka waktu tujuan keuangan 15 tahun, kebutuhan investasi berubah menjadi Rp 2,08 miliar dengan asumsi inflasi tetap 10%. Sedangkan kebutuhan investasi per bulan untuk mencapai target menjadi sebesar Rp 2,18 juta.

Dari skenario tersebut, tampak bahwa komponen waktu sangat menentukan rencana investasi reksadana Anda, apakah realistis atau tidak.

Silakan Anda membuat sendiri tujuan keuangan yang realistis. Agar lebih mudah, Anda bisa memanfaatkan kalkulator finansial yang bisa diakses melalui internet maupun aplikasi telepon pintar.

Jangan lupa, jika tujuan keuangan sudah Anda tetapkan dan reksadana pilihan sudah di genggaman, lakukan evaluasi secara berkala. Jika memang kinerja produk reksadana Anda tidak memuaskan, tidak ada salahnya, kok, untuk mempertimbangkan beralih ke produk reksadana yang lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru