Siapa saja memang perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan. Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga emas tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.
Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) setebal itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang.
Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi dari harga beli sehingga mampu menutup selisih harga jual emas dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.
Baca Juga: Harga emas menuju penurunan bulanan terbesar dalam tiga tahun terakhir
Sekadar ilustrasi, berikut ini kalkulasi potensi untung/rugi andaikata para investor membeli emas pada beberapa kurun waktu berikut:
- Membeli emas pada 23 November 2019 dengan harga Rp 747.000 per gram = sekarang rugi 11,18%
- Membeli emas pada 30 Oktober 2019 dengan harga Rp 751.000 per gram = sekarang rugi 11,65%
- Membeli emas pada 30 Agustus 2019 dengan harga Rp 766.000 per gram = sekarang rugi 13,38%
- Membeli emas pada 30 Mei 2019 dengan harga Rp 662.000 per gram= sekarang untung 0,23%
- Membeli emas pada 02 Maret 2019 dengan harga Rp 660.000 per gram = sekarang untung 0,53%
- Membeli emas pada 30 November 2018 dengan harga Rp 650.000 per gram = sekarang untung 2,08%
- Membeli emas pada 30 Agustus 2018 dengan harga Rp 600.960 per gram = sekarang untung 10,41%
- Membeli emas pada 30 Mei 2018 dengan harga Rp 615.086 per gram = sekarang untung 7,87%
- Membeli emas pada 02 Maret 2018 dengan harga Rp 603.986 per gram = sekarang untung 9,85%
Kalkulasi di atas belum memperhitungkan pajak-pajak yang menyertai transaksi beli maupun jual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News