RITEL - JAKARTA. "Kecewa, tahun ini enggak terlalu worth it," keluh Ghoida (25) yang rajin memanfaatkan toko online untuk membeli berbagai keperluannya. Tak terkecuali -tentu saja, saat Harbolnas atau Hari Belanja Online Nasional.
Tapi, menurut dia Harbolnas, Kamis (12/12) tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah jenis barang diskonan yang lebih terbatas. Ghoida mencontohkan, salah satu lipstik dari merek kosmetik favoritnya yang memberi diskon hingga 50% pada Harbolnas.
Namun, shade alias warna yang diincarnya ternyata tidak ikut didiskon. Shade yang didiskon, kata dia, cenderung bukan warna-warna populer, misalnya warna merah cabai atau ungu tua. "Warna yang standar best seller harganya tetap normal. Gue banyak menemukan trik seperti itu. Jadi mereka pilih-pilih," ujar dia.
Baca Juga: Promo dan Diskon di Harbolnas Promo dan Diskon di Harbolnas
Jika ingin mencari produk diskonan, kata Ghoida, waktu yang tepat justru bukan pada momentum Harbolnas melainkan waktu promo lainnya. Misalnya, promo yang diadakan oleh situs resmi masing-masing merek.
Dari segi nominal diskon, Ghoida mengakui tidak menemukan situs yang menaikkan harga terlebih dahulu baru mendiskonnya. "Nominal diskon memang benar sih 50%-60% enggak ada mark up harga. Kalau promo harian biasa paling 40% mentok. Tapi enggak jauh beda," ucap dia.
Senada dengan Ghoida, Astari (27) juga tidak berbelanja banyak pada Harbolnas tahun ini. Untuk membeli keperluan anak, Astari lebih memilih memanfaatkan program diskon di luar Harbolnas.
Untuk situs e-commerce Shopee, misalnya, program diskon tak hanya diberikan saat Harbolnas, melainkan di beberapa waktu lain, seperti 9.9, 10.10. dan 11.11. Banyaknya program sejenis membuat euforia Harbolnas 12.12, menurut dia, tidak lagi terasa.
Apalagi, nominal diskon Harbolnas juga dianggap kalah daripada yang lain. "Aku borong pas sebelum 12.12 karena lebih worth it dan jaringan cepat. Kalau sekarang lama, flash sale enggak worth it juga. Mungkin sudah pada tahu (harga) dinaikkin."
Ghoida dan Astari mungkin hanya dua dari banyak orang yang merasakan hal sama. Beberapa orang bahkan mengungkapkannya lewat media sosial. Salah satunya akun @daniswararamadh yang menilai promo Harbolnas tahun ini tak semenggiurkan sebelumnya. "Promo bulan ini banyak kibulnya wkwkw. Ga selamanya doyan diiming-imingi diskan diskon," tulisnya.
Seorang pengikut dengan nama akun Twitter @anindya_rzkyutm membalas unggahannya, "bener banget! Enggak kayak dulu awal-awal Harbolnas ga si."
Harbolnas diselenggarakan sejak 2012 lalu dan bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pelaku industri telekomunikasi, perbankan, logistik, hingga media. Harbolnas pada awalnya diprakarsai oleh Lazada Indonesia, Zalora, Blanja, PinkEmma, Berrybenka, dan Bukalapak.
Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak pihak yang ikut memeriahkan Harbolnas. Program belanja murah pun juga diadakan oleh situs-situs e-commerce dan brand di luar momentum Harbolnas. Dengan begitu, para pembelanja online sebetulnya memiliki waktu belanja murah tidak hanya pada momentum Harbolnas 12 Desember.
Apakah penyelenggaraan Harbolnas memang berkurang kemeriahannya?
Dari segi peminat, perusahaan teknologi solusi periklanan, Criteo sebetulnya pernah meluncurkan riset terkait. Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas 4 Desember 2019, Criteo menilai Harbolnas 12 Desember masih tetap menarik bagi konsumen Indonesia meski saat ini sudah ada berbagai program penawaran khusus dengan diskon besar.
Pada pelaksanaan promo 12.12 tahun 2018, menurut riset itu, penjualan ritel daring naik 389% dibandingkan dengan pelaksanaan ajang serupa tahun 2017. Sementara jumlah pengunjung meningkat 148% dibandingkan promo 12.12 tahun 2017. Penjualan meningkat dan mencapai puncaknya tengah hari dan kurun 21.00-23.00 WIB.
Director of Account Strategy, Large Customer, Southeast Asia, Taiwan, and Hong Kong Criteo Pauline Lemaire menceritakan, di luar hari promo Harbolnas atau pun lainnya, sejumlah pengguna internet tetap mengunjungi toko daring. Kebiasaan mereka adalah menaruh barang yang diincar di keranjang belanjaan.
Mereka baru menyelesaikan transaksi ketika hari promo yang dinanti tiba. Pengemasan promo yang semakin kreatif dan kualitas pelayanan menjadi dua hal yang membuat masyarakat masih cukup setia menanti momentum Harbolnas.
Dari sudut pandang perusahaan e-commerce, Harbolnas tahun ini juga masih diminati. Shopee, misalnya, mengklaim berhasil menjual lebih dari 1,2 juta barang dan dalam menit ke-6, Xiaomi Redmi Note 8 Pro terjual habis. Capaian itu didapatkan hanya dalam waktu satu jam sejak pukul 00.00 pada Kamis (12/12).
Baca Juga: Harbolnas 2019 targetkan transaksi Rp 8 triliun
"Dari indikasi awal di satu jam pertama ini, kami optimis performa Shopee 12.12 Birthday sale tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan 2018," kata Direktur Shopee Indonesia, Christin Djuarto melalui keterangan tertulis. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kala Harbolnas Tak Semenarik Dulu...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News