Gaji bulanan tak boleh tandas, ini langkah-langkah praktis mencegahnya

Sabtu, 06 Juli 2019 | 07:00 WIB   Reporter: Tri Sulistiowati
Gaji bulanan tak boleh tandas, ini langkah-langkah praktis mencegahnya


MENATA KEUANGAN - JAKARTA. Menerima gaji bulanan, sebagai karyawan, wajib mengolahnya dengan baik jika tidak ingin terlunta-lunta saat pensiun.

Gaji bulanan yang dikelola dengan bijak dan tertib bisa mengantarkan karyawan bisa mewujudkan impian di masa depan.

Meskipun terkesan sebagai hal rutin dan sepele, sesungguhnya mengelola gaji bukan hal yang mudah.

Buktinya, banyak karyawan rutin mengeluh tidak bisa menabung lantaran gajinya habis untuk biaya sewa rumah, cicilan kendaraan, membeli pulsa, dan semacamnya.

Widya Yuliarti, Financial Planner Finansialku.com melihat gaya hidup yang "tinggi" membuat orang merasa kesulitan mengolah gaji.

Kesulitan itu semakin bertambah apabila mereka tidak terbiasa untuk menabung.

"Mindset kebanyakan orang adalah menabung hanya bisa dilakukan bila ada sisa, sementara nyatanya tidak ada gaji yang tersisa," tuturnya, kepada Kontan beberapa waktu yang lalu.  

Akibatnya, banyak para penerima gaji bulanan tidak mempunyai tabungan maupun investasi untuk menjamin kehidupannya di masa depan.

Padahal, kalau tahu triknya, mengelola upah bulanan tidak sulit-sulit amat berapa pun nilainya.

Agustina Fitri, Financial Planner One Shildt menyarankan agar para pekerja bersedia mengolah gaji bulanan mereka, bahkan sejak masih lajang.

Kebiasaan mengelola pendapatan itu lebih mudah diteruskan saat mereka berumah tangga kelak.

Nah, apakah Anda sudah terbiasa mengolah gaji bulanan yang diterima saban bulan?

Bila jawaban Anda belum, jangan khawatir, berikut beberapa tips untuk mengolah gaji bulanan.  

1. Menabung ketika terima gaji

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menabung pada saat tanggal gajian.

Sekali lagi, pada tanggal gajian silakan langsung menabung. Jangan ditunda-tunda. 

Disiplin menabung pada tanggal gajian akan memutus lingkaran setan "gaji habis tak tersisa".

Dengan menyisihkan gaji terlebih dulu, kita akan mencegah seluruh gaji habis untuk keperluan yang mungkin sebagian di antaranya tidak terlalu penting.

Oh, iya, sebelum mulai menabung, Anda mesti menghitung nilai tabungan secara tepat.

Simak rumus menghitung nilai tabungan yang ideal berikut ini.

2. Hitung nilai tabungan dengan tepat

Berapa besar uang yang harus saya tabung? Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. 

Jawabannya tentu sesuai dengan kemampuan dan tujuan dari masing-masing penabung.

Menurut Fitri, porsi ideal minimal nilai tabungan adalah 10% dari total gaji.

Namun, tentu saja, Anda bisa menaikkan porsi tabungan bila belum mempunyai utang.

Widya malah menyarankan agar Anda menyisihkan 20%-30% dari gaji untuk ditabung.

"Kalau mampu lebih besar lagi akan lebih baik," tegasnya kepada Kontan.

Jika Anda berencana memiliki rumah, kendaraan, atau lainnya, alokasikan tabungan secara lebih rinci.

Anda bisa membagi 30% dana tabungan tadi menjadi: 10% untuk dana darurat, 20% sisanya tabungan uang muka membeli rumah.

Opsi lain, Anda bisa mengalokasikan: 10% dana darurat, 10 % dana pensiun, dan 10% sisanya tabungan uang muka membeli properti.

Apa itu dana darurat? Baca penjelasan ringkas soal dana darurat dan arti pentingnya ini.

3. Mengalokasikan dana darurat

Sebagian dari dana dalam tabungan bisa kita pandang sebagai dana darurat juga.

Dana darurat adalah dana yang hanya boleh digunakan ketika kita menemui kondisi darurat.

Kondisi darurat yang dimaksud antara lain: terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), kecelakaan diri dan anggota keluarga, dan semacamnya. 

Idealnya, besar dana darurat yang seharusnya terkumpul adalah tiga kali jumlah pengeluaran Anda per bulan.

 

Dengan memiliki dana darurat, Anda tetap bisa tenang meski terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan

Saat kontrak kerja putus, misalnya, Anda tetap bisa hidup normal selama tiga bulan berikutnya sembari mencari pekerjaan baru.

Setiap kali dana darurat terpakai sebagian atau seluruhnya, Anda wajib memprioritaskan untuk mengisinya kembali.

Dengan begitu kalau sampai sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat lagi, kita bisa menghadapi dengan aman.

Mengelola dana darurat ini menjadi pekerjaan seumur hidup yang tidak ada selesainya.

Intinya, kita harus selalu memiliki dana darurat untuk mengantisipasi risiko yang tidak terduga. 

Setelah menabung dan mengisi dana darurat, prioritas berikutnya adalah mengalokasikan dana untuk kebutuhan berikut ini.

4. Segera melunasi utang

Setelah menyisihkan uang untuk tabungan, sebisa mungkin Anda memprioritaskan diri untuk membayar cicilan utang.

Seperti menabung, membayar cicilan utang ini juga kalau bisa dilakukan segera setelah menerima gaji.

Tujuannya jelas, agar dana untuk membayar utang tidak sampai Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Widya menyarankan sebaiknya nilai anggaran pembayaran cicilan tidak lebih dari 30% dari total pendapatan.

Alasannya sederhana, yaitu agar Anda bisa mengalokasikan cukup uang untuk menabung dan memenuhi kebutuhan pokok.

Jadi, ini yang penting, Anda wajib berhitung cermat terlebih dulu sebelum mengajukan pinjaman atau menggunakan kartu kredit.

Pastikan nilai cicilannya tidak akan merusak arus uang bulanan (cash flow).

Kini Anda tahu bahwa risiko berutang harus benar-benar dihitung sejak sebelum berutang, kan?

Nah, setelah menabung dan menabung serta membayar cicilan utang, uang gaji yang tersisa dipakai untuk apa?

Bolehkah untuk berfoya-foya, toh kita sudah menabung dan membayar utang?

Simat terus penjelasannya selanjutnya.

5. Belanja sesuai kebutuhan

Setelah Anda disiplin menjalankan langkah pertama hingga keempat, sisa gaji Anda masih sekitar 40%-50%.

Apakah bebas untuk dipakai apa saja?

Eits, tunggu dulu! Jangan terburu-buru.

Selama sebulan Anda perlu hidup wajar. Semua itu butuh biaya.

Anda mesti memenuhi kebutuhan pokok seperti makan dan membayar ongkos sewa kos atau kontrakan, kalau belum memiliki rumah sendiri.

Nah, sisa uang yang masih tersisa dipakai untuk memenuhi seluruh kebutuhan pokok tersebut.

Lagi pula, kebutuhan pokok zaman now tak cuma pangan, sandang, dan papan, kan? Anda juga harus membeli pulsa, data langganan internet, game online, belanja, dan seterusnya.

Satu hal penting, apapun yang terjadi, Anda jangan sampai berutang untuk membiayai kebutuhan yang tidak vital.

Jika seluruh langkah ini bisa kita terapkan secara tertib dan disiplin, kita bisa berharap hidup dengan lebih nyaman baik sekarang maupun di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 4 5 6 Tampilkan Semua
Editor: Tri Sulistiowati

Terbaru