BURSA EFEK / BURSA SAHAM - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (2/2). Sampai penutupan perdagangan, saham WMUU melesat naik 34,44% ke posisi Rp 242 per lembar saham, dari harga penawaran umum perdana di angka Rp180 per saham.
Saham WMUU juga masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam surat tersebut, OJK telah menerbitkan satu keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP-03/D.04/2021 tentang Penetapan Saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk sebagai Efek Syariah pada tanggal 22 Januari 2021.
Emiten yang bergerak di sektor peternakan ayam terintegrasi ini, akan tetap on the track untuk merealisasikan target kinerja di tahun 2021. Meski, WMUU merevisi target belanja modal atau capital expendicture (capex) menjadi Rp1,5 triliun dari semula Rp1,9 triliun.
Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tumiyana, mengatakan sejauh ini WMU tidak merevisi target pendapatan maupun laba bersih sampai akhir tahun 2021, walaupun target belanja modal diturunkan Rp400 miliar menjadi Rp1,5 triliun dari target semula Rp1,9 triliun. Sebab yang diturunkan adalah volume kapasitas ayam broiler dari 7,7 juta broiler menjadi 6,4 juta broiler. Kendati demikian, Perseroan tetap bisa memenuhinya dengan membeli live bird dari luar.
Baca Juga: Widodo Makmur Unggas (WMUU) menyiapkan belanja modal Rp 1,5 triliun
“Capex on progress, pendapatan masih dalam posisi tidak akan dikoreksi. Di sisi lain, kita masuk dalam saham syariah,” kata Tumiyana dalam konferensi pers usai pencatatan saham perdana secara virtual di Jakarta, Selasa (2/2).
Penggunaan dana capex masih sesuai rencana untuk memenuhi fasilitas produksi, merampungkan pabrik pakan ternak yang ada di Ngawi pada kuartal IV-2021, dan peningkatan volume ayam broiler. Proporsi pendanaan untuk memenuhi ekspansi tahun ini berasal dari IPO, dan juga internal.
Pada posisi tersebut, menurut Tumiyana, rasio keuangan perusahaan masih sangat bagus. Sampai akhir tahun 2021, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) diperkirakan di angka 1,9 kali-2 kali. Jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri (gearing ratio) antara 0,9 kali sampai 0,95 kali. Kinerja Perseroan juga akan terus tumbuh dengan menaikkan kapasitas rumah potong hewan unggas sebanyak 25.500 ekor per jam.
"Jadi kaidah keuangan itu masih kita penuhi dengan asumsi capex Rp1,5 triliun. Nanti di tahun 2022 seiring dengan peningkatan kapasitas maka total capex spending masih bisa landing lagi,” jelas dia.
Baca Juga: Widodo Makmur Unggas akan melantai di BEI dengan kode saham WMUU