Studi di luar negeri, siapkan dana untuk kediaman

Rabu, 25 November 2015 | 17:26 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Studi di luar negeri, siapkan dana untuk kediaman


Perjuangan mencari tempat tinggal saat studi S-3  di Australia sangat dirasakan oleh Sri Wiyati Eddyono. Pasalnya ia harus mencari tempat tinggal yang mampu menampung suami dan kedua anaknya. “Separuh uang beasiswa terpakai untuk tempat tinggal,” jelas wanita yang akrab disapa Iyik ini.

Selama tinggal di Australia, sampai Agustus 2015 lalu, Sri dua kali pindah tempat tinggal. Awalnya, mereka tinggal di sebuah flat di Footscray Victoria. “Biaya sewa AUD 680 untuk empat minggu,” ujar Sri. Lokasi ini cukup strategis, karena dengan dengan kampus Sri, yakni Monash University. Di sekitar situ juga ada perpustakaan dan banyak pasar asia. Namun, Sri merasa lingkungan itu kurang cocok bagi anak-anaknya. Belakangan, mereka pindah ke  Moreland Bruncwick West. “Biaya sewa AUD 1180/bulan berupa flat dengan dua kamar,” ujar Sri lagi.

Nah, berdasarkan pengalaman saat mencari tempat tinggal Sri menyarankan agar memperbanyak jaringan pertemanan dengan warga asli Australia. “Karena saat menyewa kita perlu penjamin dari warga asli Australia guna meyakinkan agen dan pemilik properti,” tutur Sri. Saat mencari tempat tinggal, Sri tidak kesulitan mendapat rekomendasi karena suaminya telah setahun lebih dahulu studi di Australia

Sebaliknya,  Anda juga tak perlu ciut nyali jika baru pertama kali studi di luar negeri. Sebab, semua kampus sudah menjalin kerjasama dengan agen properti dan asalkan Anda mau tinggal di flat atau apartemen yang direkomendasikan pihak kampus.  

Yunius Cesar, Business Development Manager EduPlan Indonesia mengatakan bahwa sebagian besar mahasiswa Indonesia pada tahun pertama memilih tempat tinggal sesuai rekomendasi kampus. Lebih lagi, beberapa negara, sebut saja Inggris, Denmark, Swedia, Belanda mematok syarat bahwa mahasiswa harus sudah punya tempat tinggal sebelum yang bersangkutan sampai di tujuan.

Syarat lain untuk memperoleh tempat tinggal, pada lazimnya, adalah membayar deposit sebesar satu bulan sewa. Guna deposit adalah kalau saat meninggalkan apartemen atau flat itu Anda meninggalkan kerusakan, maka pengelola akan memotong uang jaminan untuk biaya perbaikan. Tapi, jika kondisi flat dinilai tetap baik, uang deposit dapat Anda ambil dengan utuh.

Hal ini terjadi, misalnya di Belanda. Universitas menetapkan deposit biaya tempat tinggal sebesar € 10.000. Deposit sebesar ini digunakan untuk biaya tempat tinggal selama satu tahun. Jika sanggup membayar deposit itu, pemerintah Belanda menilai keuangan Anda bonafit. “Biasanya nanti masih ada sisa sebesar € 4500 yang dikembalikan dan bisa digunakan untuk biaya hidup atau ditambah sedikit bisa untuk biaya kuliah tahun berikutnya,” jelas Yunius lagi.

Biaya tempat tinggal di Belanda, Denmark dan Swedia mulai dari € 300/bulan hingga € 450/bulan untuk sebuah apartemen. Jika sewa rumah tentu lebih mahal yakni € 600 hingga € 1000/bulan untuk rumah dengan 3 kamar atau 4 kamar.

Pada tahun kedua barulah mahasiswa bisa pindah dengan menyewa rumah dan berbagi uang sewa dengan beberapa teman. “Kalau rumah biasanya lokasinya agak jauh dari kampus, tetapi bisa naik bus,” imbuh Yunius.

Jika dibandingkan dengan Australia, menurut Yunius, biaya sewa apartemen di Belanda jauh lebih murah. Sekedar contoh, biaya sewa apartemen di Sidney AUD 250/minggu, jika dikurs ke rupiah menjadi Rp 10 juta/bulan. Sedang biaya sewa apartemen di Belanda € 400/bulan atau Rp 6 juta/bulan.

Menurut Nyimas Fitriani, Student Counselor, Education Promotion Department Neso Indonesia, biaya hidup di Belanda berkisar € 600/bulan hingga € 1100/bulan. “Sekitar 40% itu untuk sewa tempat tinggal,” ujar Nyimas.

Saat ini biaya sewa flat di Belanda antara € 350/bulan hingga € 600/bulan dengan kamar sendiri, tetapi dapur dan kamar mandi berbagai dengan penghuni flat lainnya.

Sedang harga sewa apartemen studio yang berisi kamar dengan kamar mandi dan dapur sendiri biaya sewa sedikit lebih tinggi yakni € 500/bulan hingga € 600/bulan. Namun Nyimas yang juga pernah studi di Belanda tahun 2004 hingga tahun 2009 lebih menyukai tempat tinggal berupa rumah. “Rumah di Belanda ada halaman belakang, bisa untuk menjemur baju atau mengadakan barbeque,” jelas Nyimas.

Biaya sewa di Belanda tergantung lokasi kota dan juga keberadaan kampus favorit. Nyimas mencontohkan kota Leiden, meski terhitung kota kecil, biaya sewa justru tinggi karena banyak universitas terkenal dan pasokan apartemen tidak sebanyak animo mahasiswa yang hendak kuliah. “Di Leiden biaya sewa € 600/bulan,” ujar Nyimas.

Lain halnya, pengalaman Wedha Stratesti Yudha saat studi S-2 program Media Education di Universitas della Calabria, Italia. Sebagai penerima beasiswa ia malah mendapat tempat tinggal rumah di Rende, Cosenza, Itali. Rumah tersebut berisi tiga kamar dan tiap kamar ditempati oleh dua orang.

Biaya sewa apartemen di sana, menurut Wedha saat ini adalah € 150/bulan. Sedang biaya makan justru lebih tinggi yakni € 360/bulan.


Perabot lengkap
Kendati Belanda mensyaratkan pembayaran sewa apartemen setahun lunas di muka, tetapi para mahasiswa tak perlu repot membeli perabotan. Sebab apartemen yang direkomendasikan kampus sudah lengkap perabotan seperti kasur, bantal, lemari, meja hingga kompor, panci hingga kulkas dan mesin cuci.  

Ini berbeda dengan flat di lokasi lain, yang kebanyakan kosong, sehingga penghuninya harus membeli perabot demi kenyamanan.

Nah, setelah Anda mendapat tempat tinggal dan hidup di sana, jangan lupa bahwa hak-hak Anda juga harus dipenuhi. Salah satu kebiasaan orang Indonesia di Australia, menurut Sri, adalah enggan komplain pada pemilik apartemen jika terjadi kerusakan. “Karena orang Indonesia sudah bersyukur bisa dapat tempat tinggal,” kata Sri. Padahal penyewa memiliki hak komplain jika terjadi kerusakan. Pasalnya di sana ada aturan, bahwa saat keluar atau pindah, apartemen harus kembali dalam kondisi semula. “Jadi tidak berantakan seperti di Indonesia kalau menyewa,” ujar Sri.  

Di sisi lain agen properti juga banyak yang tidak beritikad baik. “Agen saya termasuk kurang baik, tetapi saya bisa komplain langsung ke pemiliknya, karena tinggal berdekatan,” imbuh Sri.                                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru