Properti sebagai sumber pendapatan berulang

Senin, 03 Oktober 2016 | 14:48 WIB   Reporter: Febriana Tambunan
Properti sebagai sumber pendapatan berulang


Semua orang pasti pernah punya mimpi cuma ongkang-ongkang kaki sambil kipas-kipas di rumah tapi rekening tabungan selalu terisi setiap bulannya. Enak, bukan?

Jangan salah. Mimpi ini bisa jadi kenyataan, lo.

Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan pendapatan berulang, atau bahasa bekennya recurring income. Salah satunya, dengan cara berinvestasi.

Ada banyak pilihan instrumen investasi yang bisa mendatangkan pendapatan berulang menggiurkan. Yang sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia adalah investasi properti.

Bagaimana cara memanfaatkan investasi properti untuk memperoleh pendapatan berulang? “Kalau tujuannya untuk pendapatan sampingan, maka sewa properti adalah pilihan bentuk investasi yang tepat,” tutur Anton Sitorus, Direktur, Kepala Riset dan Konsultan Savills Indonesia.

Anton menyebut, peluang laba dari menyewakan properti saat ini masih sangat menarik. Meski penjualan properti berkurang, sejatinya kebutuhan rumah tetap tinggi.

Orang yang tidak sanggup membeli rumah bakal memilih menyewa. Anton menghitung, di daerah Jakarta, potensi kenaikan sewa properti mencapai 5%–10% setahun.

Saat ini, pilihan jenis properti yang bisa disewakan juga semakin beragam. Kalau investor mau sedikit repot, ia bisa mencari lahan yang strategis lalu membangun rumah untuk disewakan atau membangun indekos.

Kalau tidak, investor bisa memanfaatkan berbagai tawaran properti dari pengembang. Sekarang cukup banyak pengembang membangun properti yang cocok untuk disewakan, mulai dari rumah, apartemen, sampai kondotel dan kos.

Ambil contoh PT Jaya Real Property Tbk. Perusahaan properti yang punya saham berkode JRPT ini tengah menggarap proyek rumah kos (rukos) setinggi tiga lantai. Rukos yang dibangun di atas lahan seluas 60 meter persegi (m2) ini sudah dilengkapi AC dan fully furnished.

Selain itu, yang cukup unik, Jaya Property juga mengembangkan properti kos toko (kosko). Ini adalah kos-kosan yang dilengkapi dengan unit toko, yang antara lain bisa dimanfaatkan untuk berjualan kebutuhan penghuni kos tersebut.

Dana tidak terpakai

Anda berniat mengumpulkan pendapatan berulang dari menyewakan properti? Kalau ya, tentu Anda perlu memiliki properti untuk disewakan terlebih dahulu.

Jadi, persiapkan dana untuk membeli atau membangun properti tersebut. Tapi ingat, jangan asal menggunakan dana milik keluarga, lo.

Perencana keuangan Tatadana Consulting Diana Sandjaja mengingatkan, pastikan modal untuk membeli atau membangun properti bukan berasal dari dana yang sudah ada tujuan keuangannya. “Apalagi kalau tujuan keuangan sudah dekat, kurang dari tiga tahun, sebaiknya tidak menyentuh uang tersebut,” tegas dia.

Perencana keuangan dan CEO Fokus Finansial Ruben Sukatendel menyebut, sebaiknya dana modal awal investasi properti adalah dana lebih yang belum ada alokasinya. “Lebih baik bila modal awalnya adalah dana tunai yang memang disiapkan untuk investasi,” kata dia.

Bila ingin investasi properti tapi dana masih kurang, Anda bisa memanfaatkan fasilitas kredit bank. Tapi ingat, dengan asumsi Anda tidak memiliki utang lain, cicilan kreditnya tidak boleh lebih dari 30% pendapatan per bulan.

Selain itu, kalau Anda berutang untuk modal investasi properti, Anda harus benar-benar memperhitungkan aspek bisnisnya. Idealnya, pendapatan dari investasi bisa digunakan untuk membayar cicilan utang ke bank setiap bulan plus pendapatan bagi Anda.

Setelah memiliki modal yang cukup, Anda bisa memilih, apakah membeli properti dari pengembang atau bangun sendiri. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri.

Beli dari pengembang

Salah satu keuntungan membeli properti dari pengembang adalah Anda jadi punya lebih banyak pilihan. Anda bisa memilih kondotel, rumah tinggal, apartemen atau kos.

Investasi kondotel termasuk pilihan yang paling gampang. Pasalnya, Anda tinggal membayar harga unit kondotel dan tidak perlu pusing mencari penyewa. Operator pengelola kondotel yang akan berjibaku mencari penyewa.

Cuma, modal untuk investasi kondotel cukup besar. Harga kondotel rata-rata berkisar Rp 1–Rp 2 miliar per unit. Selain itu, laba yang diperoleh bakal tipis karena keuntungan dibagi antara pengembang, operator hotel dan investor.

“Investor juga harus jeli pilih pengelola agar investasi berkembang dan hasil maksimal,” cetus Ruben.

Bila Anda memilih investasi kos, sekarang juga banyak pengembang yang membangun kos sekaligus membentuk manajemen untuk mengelola kos tersebut. Jadi, investor tidak perlu repot mencari penyewa.

Manajemen pengelola kos yang akan mencarikan penyewa. Tapi biasanya, pengelola juga sudah menetapkan kisaran tarif kos. Jadi pemilik unit tidak bisa seenaknya menetapkan harga.

Keuntungan lain membeli properti dari pengembang, Anda tidak perlu repot mengurus izin pendirian bangunan dan sebagainya. Cuma, Anda harus mengikuti desain dan ukuran unit yang sudah disiapkan.

Membangun sendiri

Anda juga bisa membangun properti sendiri. Keuntungan membangun properti sendiri adalah Anda bisa membangun unit properti tersebut sesuai selera. Anda juga akan lebih mudah menyesuaikan modal dengan isi kantong.

Bukan cuma itu, Anda bisa lebih bebas mematok tarif sewa properti tersebut. Dus, Anda bisa memperoleh margin yang lebih besar.

Cuma, Anda bakal lebih ribet mempersiapkan pembangunan properti tersebut, seperti mengurus izin pembangunan properti. Anda juga harus bisa menyediakan waktu untuk memasarkan properti Anda dan mencari penyewa.

“Selain itu, bila Anda berbisnis kos-kosan, Anda mungkin harus membayar orang untuk mengelola dan menjaga kos,” kata Ruben. Anda perlu pertimbangkan biaya yang Anda keluarkan ini.

Nah, mana yang lebih cocok buat Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru