Pilih yang tepat agar tidak terjerat utang

Senin, 28 November 2011 | 10:27 WIB   Reporter: Fransiska Firlana
Pilih yang tepat agar tidak terjerat utang

ILUSTRASI. A man walks outside the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., November 24, 2020. REUTERS/Brendan McDermid


JAKARTA. Penghasilan yang kita peroleh seringkali tidak memadai untuk mencukupi suatu keperluan yang kita rencanakan. Atau, kondisi darurat kadang memaksa kita untuk mencari sumber dana alternatif.

Salah satunya, utang. Dengan cara ini dana tunai yang Anda perlukan akan diperoleh dengan cepat. "Kalau memang tidak mendesak, sebaiknya memang jangan berutang," saran Lisa Soemarto, Perencana Keuangan dari Akbar's Financial Check'up.

Jika terpaksa berutang sebaiknya jangan melakukan langkah gegabah. "Plafon kredit tidak menjadi masalah, tapi yang harus perhatikan itu kemampuan bayar Anda," kata Prita Hapsari Ghozie, Chief Financial Planner Zap Finance.

Prita mengatakan, cicilan utang maksimal 30% dari pendapatan. "Ini total utang, ya, hitungan utangnya jangan hanya kredit pemilikan rumah (KPR), tapi semua beban utang yang kita tanggung, misalnya kartu kredit dan cicilan motor," jelasnya. Nah, selanjutnya, tentukan instrumen utang seperti apa yang Anda butuhkan.

Untuk keperluan rumah tangga, ada beberapa instrumen utang yang bisa digunakan, yaitu KPR, KPM (kredit pemilikan mobil), kartu kredit, gadai, dan KTA (kredit tanpa agunan). Yuk, kita simak masing-masing instrumen utang ini.

KPR dan KPM

Dua instrumen utang ini termasuk yang paling populer di kalangan masyarakat. Menurut Prita, kedua instrumen ini banyak dimanfaatkan. "Kalau kondisi keuangan seseorang tidak memungkinan untuk membeli properti atau kendaraan secara tunai, instrumen ini yang memang dianjurkan," katanya.

Kedua instrumen ini memang wajar digunakan. "Kalau tidak pakai alternatif seperti ini sampai kapan seseorang akan memiliki rumah dan kendaraan," jelas Prita. KPR termasuk utang produktif karena harga rumah selalu naik. Adapun KPM bisa dibilang utang produktif bila kendaraan itu dipakai untuk menghasilkan sesuatu dan konsumtif bila tak menghasilkan sesuatu.

KPR dan KPM juga berbunga seperti pinjaman yang lainnya. Namun kedua produk ini tidak akan merugikan nasabahnya sebab ada aset, yaitu rumah dan mobil yang bisa Anda miliki. "Kita memang tidak mendapatkan dana tunai secara langsung, tapi ada aset yang menjadi milik kita," ujar Prita.

Untuk bisa memanfaatkan layanan KPR dan KPM secara maksimal, sebaiknya Anda melakukan perbandingan layanan. Terutama, terkait dengan bunga yang ditawarkan serta kemudahan layanan pendukung lainnya. Persaingan bunga KPR maupun KPM di pasaran cukup ramai. Cari penawaran bunga yang kompetitif sehingga cicilan bulanan Anda tidak akan terlalu berat. Bila memang perbedaan bunga kredit tipis, Anda bisa pilih yang menawarkan kemudahan layanan. Misalnya berupa kemudahan transaksi pembayaran cicilan.

Selain itu, pilih lembaga keuangan yang memang berpengalaman dan terpercaya.

Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan salah satu instrumen utang yang diperkenankan oleh perencanaan keuangan, asal penggunaan secara tepat. Ingat, kartu kredit hanya merupakan alat bantu pembayaran. Artinya, kartu kredit hanya pengganti uang tunai yang tak kita bawa saat bertransaksi, bukan pengganti uang yang tidak kita miliki. Dengan kata lain, kartu kredit adalah alat bertransaksi bukan sarana untuk berutang.

Lantaran hanya berfungsi sebagai alat pembayaran, maka ketika tagihan datang, Anda sebaiknya membayar lunas seluruh tagihan dengan tepat waktu. Dengan demikian, Anda terhindar dari kewajiban membayar bunga. Sebaliknya, jika Anda terlambat melakukan pembayaran atau hanya membayar angsuran minimal, maka Anda akan dikenakan bunga.

Bank biasanya menetapkan bunga kartu kredit dalam besaran flat per bulan. "Enaknya kartu kredit, kalau kita ingin melunasinya tidak ada pinalti. Beda dengan KTA yang bila kita lunasi justru kita harus bayar pinalti," kata Lisa.

Persyaratan untuk mendapatkan kartu kredit cukup mudah. Anda tinggal mengisi formulir plus menyerahkan fotokopi identitas diri. Dalam waktu relatif singkat, Anda akan menerima kartu berikut plafon kredit Anda. Tak heran, pertumbuhan kartu kredit cukup pesat. Per akhir Mei 2011, jumlah kartu kredit mencapai 14,16 juta kartu. Ini tumbuh 11,5% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Nah, hal terpenting yang harus Anda perhatikan adalah mengukur kemampuan keuangan Anda dan mengontrol hasrat diri Anda untuk menggesek kartu kredit. Jangan sampai, Anda terjerat utang kartu kredit berbunga tinggi.

Gadai

Produk gadai merupakan salah satu instrumen utang yang disarankan oleh perencana keuangan. Meskipun bunga jasa gadai cukup tinggi, Anda tidak akan kehilangan aset yang Anda gadaikan karena bisa Anda tebus kelak. Kecuali, Anda gagal menebusnya saat jatuh tempo. "Seandainya Anda memiliki emas, instrumen ini bisa Anda manfaatkan untuk mendapatkan uang tunai," kata Prita.

Namun, yang patut Anda catat, Anda tidak boleh sembarangan memilih layanan gadai. Sekarang cukup banyak yang menawarkan jasa gadai ini. Sebaiknya hindari layanan gadai yang tidak resmi. Pilihlah perusahan jasa gadai yang resmi dan memiliki kinerja yang bonafide. Ambil contoh, Perum Pegadaian.

Anda perlu menghindari layanan jasa gadai yang tidak resmi karena ancaman bunganya sangat tinggi. Alih-alih uang tunai, Anda berpotensi besar gagal bayar sehingga aset Anda akan berpindah tangan.

KTA

Instrumen utang yang satu ini memang menggiurkan. Tanpa agunan, Anda sudah bisa mendapatkan sejumlah uang tunai. Namun, patut Anda ketahui, bunga KTA yang tinggi membuat beban cicilan Anda setiap bulan cukup besar. Oleh karena itu, instrumen utang satu ini sebisa mungkin dihindari. "Bila tidak kepepet sekali, jangan sekali-kali ambil KTA," ujar Lisa. Apalagi penggunaan dana KTA ini untuk keperluan pernikahan, liburan, pendidikan, atau pembelian alat elektonik.

Lisa bilang, penggunan dana KTA untuk keperluan di atas sangat tidak menguntungkan. "Pemanfaatannya sesaat, tapi kita harus menanggung cicilan plus bunga. Kita rugi banyak nanti," jelasnya. Menurutnya, bila memang membutuhkan dana KTA, sebaiknya digunakan untuk membeli aset yang memiliki manfaat jangka panjang.

Misalnya, untuk membeli properti atau kendaraan. Harga properti lama-kelamaan akan naik, sementara pembelian kendaraan untuk keperluan produktif akan menghasilkan dalam jangka waktu tertentu. Kendaraan juga memiliki nilai jual meski cenderung menurun dari tahun ke tahun. Bila tak ingin dijual, kendaraan itu bisa disewakan sehingga mampu menyumbang pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru