Membiakkan duit di properti Batam

Jumat, 27 November 2015 | 16:45 WIB   Reporter: Herry Prasetyo, Melati Amaya Dori
Membiakkan duit di  properti Batam


Boleh saja banyak orang menganggap bisnis properti tahun ini tengah lesu darah. Namun, bagi pengembang properti di Batam, bisnis properti tahun ini justru sedang bergairah.

Coba tengok Survei Harga Properti Residensial Kuartal III yang dirilis Bank Indonesia (BI) dua pekan lalu. Berdasarkan survei terhadap pengembang proyek perumahan di 16 kota di Indonesia tersebut, harga properti residensial per kuartal III hanya tumbuh 5,46%. Di kuartal sebelumnya, kenaikan harga rumah masih mencapai 5,9%.

Namun, tren perlambatan kenaikan harga rumah ternyata tidak menerpa bisnis properti di Batam. Berdasarkan survei yang sama, kenaikan harga rumah di Batam pada kuartal III tumbuh hingga 17,63%. Batam menjadi kota dengan pertumbuhan harga rumah tertinggi dibandingkan kota lainnya
(lihat infografis).

Potensi kenaikan harga properti di Batam rupanya sudah terendus pengembang besar seperti PT Ciputra Development dan PT Agung Podomoro Land (APLN). Kedua pengembang besar itu mulai mengembangkan proyek properti di Batam sejak dua tahun lalu.

Tentu, bukan tanpa alasan Ciputra maupun APLN merambah Batam. Direktur Ciputra Tulus Santoso, mengatakan, Batam merupakan daerah yang sedang tumbuh dan memiliki infrastruktur yang baik. Selain itu, letak geografis Batam yang dekat dengan Singapura menjadi daya tarik dan dan kelebihan Batam dibanding kota lainnya.

Wibisono, Head of Investor Relations APLN, mengamini, waktu tempuh dari Singapura ke Batam hanya setengah jam. Ini membuat permintaan rumah tinggal di Batam tidak hanya datang dari warga lokal, namun juga ekspatriat.

Dibandingkan Singapura, harga properti di Batam jauh lebih murah. Apalagi, jika nilai tukar terhadap dollar AS sedang melemah.

Di sisi lain, Singapura saat ini memperketat kebijakan pemilikan properti oleh warga asing. Harga properti di Batam juga lebih murah dibandingkan di Jakarta. Salah satu sebabnya, Wibisono bilang, penjualan properti di Batam masih bebas pajak pertambahan nilai (PPN).


Prospek cerah
Kehadiran pengembang besar juga membikin prospek investasi properti di Batam makin bergairah. Ranto Butarbutar, Marketing Executive Grup Cipta, pengembang lokal di Batam, mengatakan,  sebelum dua pengembang besar masuk Batam, kenaikan harga di Batam hanya kisaran 10%–20% per tahun. “Dalam tempo dua tahun setelah Ciputra dan APLN masuk Batam, harga properti naik hingga dua kali lipat lantaran peminat makin meningkat,” kata Ranto.

Menurut Ranto, permintaan properti di Batam saat ini bukan hanya untuk kebutuhan tempat tinggal. Tidak sedikit permintaan properti karena kebutuhan untuk investasi.

Prospek Batam sebagai tujuan investasi properti semakin menarik seiring rencana pemerintah membuka keran warga asing untuk memiliki properti. Ranto memperkirakan, saat rencana tersebut terwujud, harga properti di Batam bisa naik 50% per tahun.

Nah, bagi Anda yang berminat membiakkan duit dalam bentuk properti di Batam, berikut beberapa proyek yang bisa Anda pertimbangkan.


• Cipta Green Ville
Proyek Cipta Green Ville dikembangkan PT Buana Cipta Propertindo sejak dua tahun lalu. Perumahan ini terletak di daerah Batu Aji, tak jauh dari Simpang Barelang. Proyek seluas 25 hektare (ha) ini berjarak 30 menit dari Bandara Hang Nadim.

Di sekitar komplek ini, tersedia berbagai fasilitas seperti sarana pendidikan, pusat perbelanjaan,  maupun kantor instansi pemerintah. Fasilitas di dalam komplek tersedia keamanan 24 jam, kolam renang, taman bermain, jaringan listrik bawah tanah, dan jaringan serat optik.

Ranto mengatakan, Grup Cipta saat ini tengah memasarkan kluster Meteora dan blok baru Madeville yang berada di kluster Greenwich. Properti yang tengah dipasarkan antara lain rumah tipe 48 seharga Rp 488 juta. Saat ini, masih tersisa 26 unit dari 88 unit yang dijual. Dua tahun lalu, Grup Cipta menjual rumah tipe ini seharga Rp 240 juta.

Ada juga rumah tipe 138 seharga Rp 1,5 miliar. Dari 15 unit yang dipasarkan sejak tiga bulan lalu, saat ini hanya tersisa tujuh unit. Selain itu, Grup Cipta juga memasarkan rumah tipe 106 seharga Rp 1,126 miliar. Saat ini, masih ada 7 unit tersisa dari 16 unit yang dijual.

Ranto mengatakan, kenaikan harga rumah di Cipta Green Ville mencapai 50% per tahun. “Prospek paling jelek, harga rumah pasti naik 20% tiap tahun,” kata Ranto.


• CitraLand Megah Batam
Berdiri di atas lahan 15 ha, CitraLand Megah Batam terletak di pusat kota Batam Center. Johan, Associate Director Ciputra, mengatakan, letak proyek besutan Ciputra ini strategis karena hanya 10 menit dari Bandara Hang Nadim dan sangat dekat dengan Mega Mall Batam maupun Pelabuhan Batam Center.

Saat ini, Ciputra tengah memasarkan kluster pertama bernama Royal Hill. Ada tiga tipe yang ditawarkan, yakni tipe 245 seharga Rp 3,8 miliar, tipe 330 seharga Rp 4,8 miliar, dan tipe 490 seharga Rp 5,8 miliar. Dua tipe terakhir sudah habis terjual. Sedangkan tipe 245 masih tersisa 18 unit. Semua tipe tersebut menyediakan fasilitas kolam renang pribadi.

Selain itu, Ciputra juga sedang memasarkan kluster Royal Valley dengan tipe 425 seharga Rp 7,99 miliar. Dari tujuh unit yang ditawarkan, saat ini masih tersisa empat unit. Selain kolam renang pribadi, kluster Royal Valley juga menyediakan fasilitas lift di setiap rumah.

Johan mengatakan, selain membangun 350 unit rumah, Ciputra juga akan membangun apartemen, perkantoran, dan area komersial. Saat ini, CitraLand Megah Batam tengah memasarkan area komersial Ritz Walk sebanyak 36 unit seharga Rp 3 miliar.

Johan optimistis, kenaikan harga rumah ke depan minimal mencapai 25% per tahun. “Sekitar 20% rumah yang kami jual dibeli oleh warga asing,” kata Johan.


• Orchard Park Batam
Orchard Park Batam juga berada di pusat Batam Center, tidak jauh dari Bandara Hang Nadim maupun Mega Mall Batam. Proyek racikan APLN ini berdiri di atas lahan seluas 42 ha. Di komplek ini, APLN akan membangun 1.200-1.300 unit rumah tinggal, rumah toko, serta satu menara apartemen berkapasitas 100 unit.

Wibisono mengatakan, APLN kini tengah menawarkan kluster Citrus, kluster Vitis, dan kluster Carica. Luas tanah tiap rumah di masing-masing kluster bervariasi, antara 100 m2 hingga 300 m2. Harga rumah berada di rentang Rp 1,3 miliar hingga Rp 3 miliar.

Untuk fasilitas, Orchard Park Batam menawarkan penerangan listrik maupun sistem solar cell, keamanan satu pintu, pusat kebugaran, dan pertokoan. Wibisono mengatakan, dari seluruh rumah tinggal dan rumah toko yang dipasarkan, unit yang terjual sudah mencapai 60%. “Mengutip survei BI, potensi kenaikan harga tiap tahun sekitar 17%,” ujar Wibisono.

Nah, silakan pilih-pilih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru