Melindungi si buyung, mengamankan isi kocek

Rabu, 06 November 2013 | 10:17 WIB   Reporter: Ruisa Khoiriyah, Mona Tobing
Melindungi si buyung, mengamankan isi kocek

ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi pembelian tiket pesawat melalui fitur Travel Concierge di Super App OCTO Mobile CIMB Niaga di Jakarta,


Kelompok balita dan anak-anak memiliki risiko kesehatan yang tak kalah besar dibandingkan dengan orang dewasa. Bahkan, kerap balita dan anak lebih sering jatuh sakit akibat daya tahan tubuh nan lemah. Perlukah kita mengkaver risiko itu dengan asuransi kesehatan untuk anak?

JAKARTA. Memiliki anak bagi kebanyakan orang menghadirkan kerepotan sekaligus kebahagiaan tersendiri. Selain tentu saja, disertai tanggungjawab yang besar.

Anak yang sehat dan lincah menjadi dambaan setiap orangtua. Namun, banyak orangtua mungkin sepakat bahwa daya tahan tubuh si kecil yang relatif rapuh membuat anak-anak sering jatuh sakit. Sakit ringan seperti demam, flu, batuk, pilek, dan sebagainya kerap menghampiri anak-anak.“Dalam sebulan bisa dua kali ke dokter anak karena si kecil jatuh sakit,” cerita Yasmin, ibu rumahtangga di Depok, Jawa Barat.

Anak Yasmin berusia empat  tahun, tengah aktif-aktifnya. Kondisi itu tentu saja memenga-ruhi urusan kocek keluarga Yasmin. Pengeluaran biaya pengobatan tak jarang membuat arus kas keluarga Yasmin defisit besar. Maklum, biaya dokter anak acapkali jauh lebih mahal ketimbang dokter untuk pasien dewasa. Demikian pula, harga obat-obatannya.

Situasi Yasmin mungkin banyak pula dialami para orangtua di luar sana, terutama orangtua dari anak-anak yang berdaya tahan tubuh relatif rendah. Risiko sakit pada anak nyatanya tidak lebih kecil daripada risiko sakit orang dewasa.

Langkah pencegahan
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh para orangtua untuk mengantisipasi risiko-risiko tersebut agar tetap bisa tertangani dan tak mengganggu kondisi kocek keluarga?

Memperketat penjagaan kesehatan keluarga harus menjadi agenda utama. Ini langkah preventif yang terbilang murah namun sangat efektif. Misalnya, melalui pengaturan menu makanan yang sehat, menggalakkan olahraga, menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, dan seterusnya. Sedang dalam perspektif pengelolaan keuangan, ada beberapa pilihan langkah  yang bisa Anda lakukan menghadapi risiko kesehatan anak.

Pertama, memperbanyak porsi dana darurat. Untuk pasangan beranak satu, porsi dana darurat yang ideal minimal sembilan kali pengeluaran bulanan. Jika jumlah anak lebih dari satu, otomatis dana darurat yang harus Anda siapkan juga harus lebih besar.

Kedua, membeli asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan bisa menjadi pilihan untuk mengalihkan beban finansial saat terjadi risiko anak sakit. “Namun, tetap lihat dulu kebutuhan sebelum membeli,” ujar Budi Raharjo, perencana keuangan One Consulting.
Berikut beberapa hal yang harus Anda timbang sebelum   membeli asuransi kesehatan dan dalam memilih askes untuk anak-anak:

Periksa tunjangan
Sebelum tergesa membeli, ada baiknya Anda memeriksa kondisi yang ada saat ini. Jika Anda atau pasangan Anda adalah karyawan swasta atau pegawai negeri sipil (PNS), coba periksa tunjangan kesehatan yang disediakan pemberi kerja.

Tidak semua kantor memberikan tunjangan kesehatan memadai untuk keluarga pekerjanya. Lengkapi dengan asuransi kesehatan jika Anda merasa tunjangan dari kantor belum optimal. Pemberi kerja biasanya hanya menanggung kesehatan hingga anak ketiga.

Jika Anda seorang wiraswasta, ketiadaan asuransi kesehatan berisiko mengguncang finansial Anda bila kesehatan terganggu. Dus, asuransi kesehatan seharusnya jadi kebutuhan.

Cari yang murni
Lantas, asuransi kesehatan seperti apa yang tepat untuk anak-anak? “Cari asuransi kesehatan murni yang tidak memiliki unsur investasi seperti unitlink,” ujar Ahmad Gozali, dari Zelts Consulting.

Asuransi kesehatan murni bisa memberikan manfaat yang optimal sesuai premi yang Anda bayar. Sedang produk hibrida kerap dilengkapi dengan rider atau asuransi tambahan yang belum tentu diperlukan anak, seperti asuransi jiwa atau asuransi penyakit kritis. “Apalagi, kebanyakan perusahaan asuransi hanya mengkaver penyakit kritis stadium tinggi,” ujar Budi.

Banyak rider menjadikan premi mahal namun manfaatnya kurang optimal. “Anak-anak belum punya nilai ekonomi, jadi tidak butuh asuransi jiwa,” imbuh Budi.

Uber manfaat dasar
Bagi Anda yang sejauh ini memiliki tunjangan kesehatan dari kantor berupa plafon sejumlah tertentu, lebih baik memilih asuransi kesehatan yang menawarkan medical benefits atau menanggung biaya per tindakan medis ketimbang asuransi kesehatan berkonsep santunan harian alias cash plan.

Sebaliknya, jika kantor Anda memberikan medical benefits untuk anggota keluarga, Anda bisa memilih asuransi kesehatan cash plan sebagai tambahan. Pastikan manfaat dasar asuransi yang Anda beli sesuai dengan kebutuhan dan tetap sesuai kemampuan bujet menanggung pembayaran premi.

Premi asuransi kesehatan anak usia 0–17 tahun lebih murah ketimbang premi asuransi kesehatan orang dewasa. Tambahan atau rider asuransi penyakit kritis pun tidak telalu dibutuhkan oleh anak-anak.

Rawat jalan perlu?
Di pasar, banyak pula tawaran produk asuransi kesehatan yang mengkaver rawat jalan. Tapi, premi biasanya mahal. Jika dana Anda terbatas untuk biaya asuransi anak, lebih baik berfokus menambah dana darurat sebagai antisipasi kebutuhan rawat jalan ketimbang memaksakan diri membeli asuransi rawat jalan untuk anak.

Demikian juga untuk manfaat vaksinasi. Sifat vaksinasi adalah terencana alias bukan darurat sehingga asuransi kesehatan jarang mengkavernya. Kalaupun ada, preminya juga mahal.

Ada baiknya membeli asuransi kesehatan anak sepaket dengan asuransi kesehatan Anda dan pasangan. Sebab, perusahaan asuransi biasa memberi diskon premi untuk paket ini.

Jangan lupa, selalu cek pula rekam jejak perusahaan asuransi. Tanya sana sini, apakah perusahaan tersebut tak mempersulit pencairan klaim oleh para nasabahnya.                    o

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah

Terbaru