Trik keluar dari jebakan hedonic treadmill

Senin, 04 Juli 2016 | 12:00 WIB   Reporter: Harris Hadinata
Trik keluar dari jebakan hedonic treadmill


JAKARTA. Bagaimana kalau Anda sudah terlanjur masuk dalam jebakan hedonic treadmill? Apa yang harus dilakukan?

Perencana keuangan menyebut, prioritas utama yang harus dilakukan adalah segera mengatur ulang keuangannya. “Kalau misalnya kondisi keuangannya sudah terlalu parah dan utang menumpuk, dia bisa mencari bantuan dari perencana keuangan,” kata Tejasari Asad, perencana keuangan dan Co-Founder Tatadana Consulting.

Secara sederhana, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membenahi kembali keuangan.

Menentukan prioritas keuangan

Para perencana keuangan sepakat, membuat prioritas kebutuhan keuangan merupakan hal pertama yang perlu dilakukan bila ingin membenahi kondisi keuangan. Saat menentukan prioritas, Anda perlu memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. “Utamakan kebutuhan,” tegas perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto.

Banyak orang yang terjebak dalam hedonic treadmill lantaran tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. “Saat terjebak hedonic treadmill, keinginan sekarang biasanya menjadi lebih penting daripada kebutuhan dalam jangka panjang,” sebut Teja, panggilan akrab Tejasari.

Mike Rini Sutikno, Chief Executive Officer Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory, menuturkan, hal pertama yang perlu dilihat saat ingin membenahi keuangan adalah kondisi utang. Bila masih ada utang, apalagi bila jumlahnya besar, maka utang perlu dijadikan prioritas pertama untuk dibenahi. Sisihkan penghasilan yang diterima setiap bulan untuk melunasi cicilan utang.

Setelah menyisihkan dana untuk membayar utang, sisihkan dana juga untuk disimpan sebagai dana darurat. Kalau masih ada dana, gunakan untuk membeli proteksi alias asuransi dan untuk berinvestasi. “Kalau masih ada sisa, baru gunakan untuk bersenang-senang memenuhi gaya hidup,” ujar Mike.

Hindari utang

Saat Anda sedang terjebak dalam hedonic treadmill, utang bisa menjadi masalah. Karena itu, para perencana keuangan menyarankan Anda menghindari berutang selama kondisi keuangan belum sehat.

Anda terutama sebaiknya menghindari utang konsumtif, antara lain menggunakan kartu kredit untuk berbelanja. “Orang itu harus bisa memperbaiki kebiasaan belanjanya,” terang Mike.

Sekadar mengingatkan, keinginan untuk menjalankan hidup dalam hedonisme biasanya mendorong seseorang gampang menggesek kartu kreditnya saat tidak memiliki uang tunai. Karena itu, selama Anda masih terjebak dalam hedonic treadmill, jangan gunakan kartu kredit!

Melakukan diet keuangan

Biasanya, saat seseorang mengalami kelebihan berat badan dan menjadi tidak sehat, dokter akan menyarankan orang tersebut melakukan diet. Begitu pula bila pengeluaran Anda menjadi terlalu besar dari yang dibutuhkan dan keuangan menjadi tidak sehat. Apa boleh buat Anda kudu bersedia melakukan diet keuangan.

Diet keuangan juga tidak jauh berbeda dengan diet kesehatan. Kalau dalam diet kesehatan Anda mengatur pola makan, di diet keuangan Anda mengatur pengeluaran Anda.

Diet keuangan juga bukan berarti Anda harus benar-benar memangkas pengeluaran-pengeluaran yang tidak termasuk kebutuhan pokok. Ambil contoh menonton film di bioskop. Anda bisa, kok, tetap menikmati film favorit di bioskop.

Hanya saja, Anda perlu melakukan penyesuaian. “Misalnya kalau dia biasanya menonton di bioskop itu harus studio IMAX atau yang 3D, bisa diganti jadi bioskop yang biasa saja sehingga pengeluaran juga tidak terlalu besar,” papar Mike.

Siasati kebutuhan

Untuk mengembalikan kondisi keuangan Anda menjadi sehat, Anda mungkin perlu menekan pengeluaran setinggi mungkin. Di saat yang sama, Anda juga mungkin tetap butuh mendapatkan barang-barang kebutuhan dengan kualitas yang tetap.

Untuk mengatasi hal ini, jadilah smart shopper. “Contohnya, manfaatkan program-program diskon yang ditawarkan oleh penjual,” cetus Mike. Tentu saja, Anda tetap harus mempertimbangkan kondisi keuangan. Kalau misalnya penghasilan bulanan tidak memungkinkan untuk mendapatkan barang kebutuhan dengan kualitas yang sama, pertimbangkanlah untuk membeli barang dengan kualitas lebih rendah.

Manfaatkan sisa penghasilan

Setelah kondisi keuangan Anda mulai pulih, utang-utang sudah lunas dan dana darurat sudah terkumpul, Anda bisa memanfaatkan sisa penghasilan yang belum dialokasikan untuk bersenang-senang. “Bersenang-senang dengan uang yang diperoleh sendiri itu hak setiap orang,” kata Mike.

Anda bisa menggunakan dana yang tersisa untuk memenuhi gaya hidup. Tapi ingat, jangan sampai Anda jadi terlalu konsumtif. Jadi, Anda bisa tetap merasa bahagia, dan masa depan tetap terjamin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Harris Hadinata

Terbaru