RUMAH TANGGA - Anda pernah membuat anggaran keuangan rumah tangga Anda? Ah, ribet hitung-hitung anggaran. Begitulah alasan yang sering mencuat.
Percayalah lebih ribet saat keuangan Anda ternyata minus di akhir bulan. Ribet sedikit di awal bulan membuat anggaran keuangan rumah tangga, tetapi hati dan pikiran menjadi tenang, karena sikon keuangan rumah tangga makin membaik seiring waktu.
Tujuan membuat anggaran keuangan adalah agar Anda mampu memantau keseimbangan antara pemasukan atau penghasilan bulanan dengan pengeluaran dalam sebulan.
Jika seimbang antara pemasukan dan pengeluaran berarti posisi keuangan Anda pas, tidak minus dan tidak plus.
Tetapi jika pengeluaran Anda sebulan ternyata melebihi pemasukan bulanan, berarti keuangan Anda minus.
Sedang jika pengeluaran Anda sebulan ternyata lebih kecil ketimbang pemasukan bulanan, berarti keuangan Anda positif.
Baca Juga: Yuk Kenali Rambu-Rambu Berinvestasi
Prinsip utama dalam mengatur anggaran rumah tangga menurut Eko Endarto, Perencana Keuangan dari Finansia Consulting adalah karena pemasukan bersifat terbatas dan pengeluaran tidak terbatas, maka bagaimana menjadikan yang terbatas ini bisa memenuhi yang tidak terbatas.
Berikut ini tips dari Eko dalam membagi anggaran keuangan rumah tangga:
1. Sosial, agama, alokasikan 10% dari pemasukan
2. Cicilan utang, alokasikan 30% dari pemasukan
3. Investasi dan proteksi, alokasikan 20% dari pemasukan
4. Konsumsi (kebutuhan sehari-hari), alokasikan 40% dari pemasukan
Nah, jika sudah Anda alokasikan masing-masing pos pengeluaran tersebut, Anda juga bisa mencoba cara tradisional seperti yang disarankan Aidil Akbar Madjid, Financial Planner & Crypto Enthuiast. “Pakai manajemen amplop itu lebih efektif, karena kalau masih dalam bentuk rekening, uangnya tidak dipegang langsung, seolah masih banyak uangnya.”ujar Aidil.
Siapkan amplop dan bagi dana sesuai alokasi dalam amplop masing-masing sesuai peruntukannya, ditulis label. “Kalau amplop yang satu habis, pasti akan ambil amplop lainnya, nah di situ nanti akan lebih berasa mengeluarkan uangnya,”jelas Aidil.
Sekedar contoh, pos pengeluaran untuk jajan dianggarkan Rp 500.000, ternyata sebulan habis Rp 700.000, sehingga Rp 200.000 mengambil dari anggaran lainnya.
Lakukan pembagian anggaran saat Anda baru menerima gaji atau penghasilan bulanan Anda. Pada akhir bulan, Anda lakukan evaluasi terhadap manajemen amplop tersebut. Adakah dana yang tersisa dari berbagai pengeluaran dalam sebulan?
Jika ada, htitung jumlah dananya dan catat dari pos pengeluaran mana. Hal ini untuk menjadi panduan Anda dalam mengalokasikan dana di bulan berikutnya.
Lantas bagaimana jika ternyata malah dana tidak bersisa dan bahkan menarik dana lagi dari rekening? Nah, sikon ini yang patut Anda waspadai. Karena ini berarti Anda belum bisa disiplin dalam pengeluaran sesuai alokasi anggaran.
“Biasanya yang membuat minus cash flow adalah pengeluaran untuk konsumsi, jadi batasi konsumsi, karena konsumsi sifatnya fleksibel dan bisa dinegoisasikan.”jelas Eko.
Jika keuangan Anda minus, cek kembali pengeluaran di pos mana saja yang melebihi dari alokasi anggaran yang telah Anda buat di awal bulan.
Apakah alokasi yang telah Anda buat untuk pos tersebut sudah tepat, terlalu kecil dan ada pos lain yang masih bisa dikurangi anggaran dananya? Atau memang pengeluaran Anda di pos tersebut terhitung boros.
Lakukan evaluasi anggaran di akhir bulan, agar Anda bisa menyusun anggaran yang lebih tepat di bulan mendatang.
Selamat menyusun anggaran keuangan rumah tangga Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News