Raih Kebebasan Finansial: Manfaatkan Gaji Pertama dengan Strategi Ini

Sumber: Fortune India | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Mendapatkan gaji pertama adalah momen yang membanggakan dan membahagiakan. Setelah bertahun-tahun belajar atau mencari pekerjaan, akhirnya jerih payah Anda terbayar.

Namun, setelah euforia itu berlalu, muncul pertanyaan penting: apa yang sebaiknya dilakukan dengan penghasilan pertama?

Mengutip dari Fortune India, keputusan finansial yang diambil sejak awal karier akan membentuk kebiasaan dan arah keuangan di masa depan. Karena itu, penting untuk mulai mengatur keuangan secara bijak sejak menerima gaji pertama.

Berikut ini panduan praktis untuk memanfaatkan gaji pertama agar memberi manfaat jangka panjang bagi masa depan finansial Anda.

1. Bangun Dana Darurat Sejak Dini

Sering kali gaji pertama dihabiskan untuk merayakan pencapaian, tetapi langkah yang lebih bijak adalah mulai menyiapkan dana darurat.

Seperti disampaikan dalam Fortune India, dana darurat ibarat payung yang melindungi Anda dari hujan tak terduga.

Sanjeev Govila, seorang perencana keuangan bersertifikat, menjelaskan bahwa dana darurat idealnya mencakup biaya hidup selama 6 hingga 12 bulan, bukan sekadar pengganti gaji.

Dana ini mencakup kebutuhan pokok seperti sewa tempat tinggal, tagihan, cicilan, dan kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, Anda memiliki cadangan aman bila terjadi situasi mendesak seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi darurat medis.

2. Miliki Asuransi yang Tepat

Asuransi bukanlah instrumen investasi, melainkan pelindung finansial. Seperti diibaratkan oleh Govila, asuransi adalah “pengawal keuangan” yang tak terlihat saat tidak dibutuhkan, tetapi sangat berharga ketika terjadi hal tak terduga.

Mulailah dengan asuransi jiwa berjangka (term life insurance) sebesar 10 hingga 15 kali pendapatan tahunan, serta asuransi kesehatan dengan perlindungan minimal Rp 100 juta.

Hindari produk seperti ULIP atau endowment plan yang sering kali tidak efisien. Fokuslah pada perlindungan murni agar tidak membebani keuangan jangka panjang.

3. Terapkan Strategi Investasi Sejak Usia Muda

Masa 20-an adalah waktu terbaik untuk mulai berinvestasi karena waktu menjadi aset terbesar Anda. Menurut Fortune India, pendekatan sederhana seperti aturan 50-30-20 dapat membantu mengatur keuangan secara seimbang:

50% untuk kebutuhan pokok,
30% untuk keinginan pribadi, dan
20% untuk membangun kekayaan.

Dari porsi investasi tersebut, disarankan untuk menempatkan 70% pada reksa dana saham melalui Systematic Investment Plan (SIP) dan 30% pada instrumen utang atau pasar uang.

Kuncinya adalah memulai lebih awal dan disiplin, karena kekuatan terbesar dalam investasi adalah waktu dan konsistensi.

Tonton: BI Pastikan Redenominasi Rupiah Dilakukan Tanpa Mengurangi Daya Beli dan Nilai Rupiah

4. Lakukan Diversifikasi Aset dengan Bijak

Pepatah “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” juga berlaku dalam keuangan. Namun, Fortune India mengingatkan agar diversifikasi tidak berlebihan hingga sulit dipantau.

Sebagai panduan, bagi pekerja muda, proporsi investasi di saham sebaiknya mengikuti rumus 100 dikurangi usia Anda.

Artinya, jika Anda berusia 25 tahun, maka 75% portofolio sebaiknya dialokasikan ke saham dan 25% ke instrumen utang.

Lakukan peninjauan ulang portofolio setiap enam bulan dan sesuaikan dengan kondisi finansial maupun tujuan baru.

5. Hindari Kesalahan Umum Pengelolaan Gaji Pertama

Kesalahan paling umum para pekerja baru adalah membeli barang mahal dengan cicilan, menunda investasi hingga memiliki penghasilan lebih besar, atau menaruh semua dana di deposito dengan imbal hasil kecil. Padahal, inflasi terus menggerus nilai uang dari waktu ke waktu.

Govila menekankan pentingnya memulai lebih awal, meski dengan jumlah kecil. Bahkan investasi rutin Rp 1.000.000 per bulan di usia 23 tahun bisa menghasilkan nilai lebih besar dibanding Rp 5.000.000 per bulan yang dimulai di usia 30 tahun.

Sama seperti menjaga kebugaran tubuh, hasil keuangan terbaik datang dari langkah kecil yang konsisten.