Uang koin kelapa sawit viral kelewat mahal, uang logam BI ini istimewa

Kamis, 18 Juni 2020 | 07:37 WIB   Reporter: Hasbi Maulana
Uang koin kelapa sawit viral kelewat mahal, uang logam BI ini istimewa

ILUSTRASI. Koin Kelapa Sawit keluaran Bank Indonesia Tahun 1993


UANG LOGAM - JAKARTA. Uang koin lama bergambar kelapa sawit pecahan Rp 1.000 lagi-lagi menjadi perbincangan hangat di jagat internet selama beberapa hari terakhir.

Kabar menghebohkan tentang harga uang koin kelapa sawit keluaran Bank Indonesia (BI) ini bermula dari penawaran harga koin yang melebihi nilai nominalnya di beberapa situs perdagangan dalam jaringan (daring) alias online. Segera harga mahal koin lama terbitan tahun 1993 ini pun menjadi viral, terutama di jalur media sosial (medsos).

Sampai Kamis pagi (18/6) KONTAN.co.id masih mendapati para pedagang di beberapa pasar daring menawarkan uang koin kelapa sawit dengan harga fantastis. Betapa tidak, pecahan uang logam yang memiliki nilai nominal Rp 1.000 per keping itu mereka tawarkan dengan harga sampai jutaan kali lipat.

Baca Juga: Bukan lagi dongeng, harta karun di Amerika akhirnya ditemukan

Di situs Bukalapak, misalnya, harga penawaran tertinggi uang koin kelapa sawit ini ini mencapai Rp 1,4 miliar untuk 100 keping! Di toko online sebelahnya, Tokopedia, harga tertinggi yang ditawarkan beberapa pedagang mencapai Rp 100 juta per keping.

Banyak sekali pedagang yang menawarkan uang koin kelapa sawit dengan harga lebih murah, tapi ya tetap saja termasuk mahal, misalnya Rp 20-an juta per keping.

Jelas tawaran mahal sekeping koin uang logam seharga mobil Toyota Alphard tersebut tidak wajar. Uang koin kelapa sawit belum bisa dibilang pecahan logam yang langka. Kita bisa menguji kelangkaannya dari lapak-lapak perdagangan daring juga.

Di Tokopedia dan Bukalapak, ambil contoh, banyak pedagang menjual uang koin kelapa sawit ini dengan harga cuma Rp 2.000-an per keping. Tak jarang pula pedagang yang menawarkan harga grosiran saking banyak persediaan mereka.

Viral Uang Koin Kelapa Sawit Terjadi Berulang

Kolektor sekaligus penjual uang kuno asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutomo, menganggap para penjual yang menawarkan uang koin Kelapa Sawit dengan harga puluhan juta itu asal-asalan. "Harga bertebaran di internet banyak yang asal posting saja," kata Sutomo kepada Tribunnews, Senin(15/6/2020).

"Mustahil jika harganya jutaan. Sementara uang yang sudah puluhan tahun aja, kenaikannya tidak terlalu signifikan," imbuhnya.

Viral harga mahal uang koin kelapa sawit bukan baru kali ini terjadi. Penelusuran KONTAN.co.id terhadap berita-berita lama, hampir setiap tahun selama beberapa tahun terakhir selalu muncul kabar penawaran harga koin kelapa sawit di luar kewajaran.

Namun begitu, memang, baru kali ini harga uang koin kelapa sawit yang yang ditawarkan sampai miliaran. Sebelum-sebelumnya harga termahal sekeping uang logam ini paling pol belasan juta saja.

Meski banyak pedagang mencoba menadah hoki menawarkan uang koin kelapa sawit dengan harga selangit, nyaris bisa dipastikan tidak ada pembeli yang terlalu bernafsu sehingga lupa berhitung secara waras. 

Data perdagangan di situs-situs perdagangan daring tadi menunjukkan transaksi atas koin-koin kelapa sawit masih di kisaran Rp 2.000-an per keping. Ada juga yang berhasil menjual dengan harga Rp 5.000 per keping, barangkali karena deskripsi dan foto kondisi fisiknya memikat.

Baca Juga: Tips Jual Beli Emas lewat Aplikasi

Oh, iya, mungkin ada pembaca yang bertanya-tanya, untuk apa orang membeli uang koin kelapa sawit lama?

Diskusi antara para pedagang dan calon pembeli menunjukkan banyak bujangan tertarik membeli uang koin kelapa sawit ini sebagai salah satu materi serah-serahan mas kawin ketika lamaran.

Wah, mungkinkah gara-gara harga uang koin kelapa sawit digoreng sampai sangit ada kekasih yang percaya nilai mas kawin dari sang pujaan hati mencapai miliaran?

Entahlah.

Keistimewaan Koin Kelapa Sawit

Lepas dari sebagian tawaran harganya yang tak wajar, koin kelapa sawit ini memang memiliki beberapa keistimewaan yang tak dimiliki oleh uang logam lain. Yuk, kita, cek satu per satu.

Uang logam kelapa sawit ini sering disebut pula dengan sebutan koin bimetal. Maklum, secara kasat mata kita melihat dua jenis logam yang menjadi bahan baku pembuatannya. Ada lingkaran luar logam berwarna putih keperakan dan lingkaran logam berwarna kuning keemasan.

Situs Bank Indonesia (BI) memuat penjelasan komposisi asli logam uang koin kelapa sawit ini. Lingkaran luar koin kelapa sawit terbuat dari cupro nikel sedangkan lingkaran dalam berbahan aluminium bronze (aluminium tembaga). Dibandingkan dengan uang logam keluaran BI yang lain, koin kelapa sawit ini sepertinya satu-satunya koin bimetal terbitan bank sentral Indonesia itu.

Keistimewaan berikutnya juga bisa kita telisik dari daftar uang logam di situs BI. 

Uang koin kelapa sawit terbit pertama kali pada tanggal 8 Maret 1993. Sebelum itu belum pernah BI mengeluarkan uang logam pecahan Rp 1.000 rupiah. Nah, jadi, koin kelapa sawit adalah uang logam pecahan Rp 1.000 yang pertama di Indonesia.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 3.000 menjadi Rp 895.000 per gram hari ini

Keistimewaan lain uang koin kelapa sawit terletak pada temanya. Koin ini merupakan satu-satunya uang logam BI yang bertema tanaman perkebunan. Ada satu koin BI yang bertema tanaman, tapi bunga-bungaan: koin Rp 500 bunga melati. Koin BI yang lain kebanyakan bertema burung, yaitu burung Kepodang (Rp 50), Kakak Tua (Rp 100), serta Jalak Bali (Rp 200).

Dilihat dari bobotnya, uang koin kelapa sawit ini adalah uang logam keluaran Bank Indonesia dengan bobot berberat, yaitu 8,6 gram. Adapun dari diameter alias garis tengah, koin kelapa sawit berada di urutan kedua (26 mm) kalah gede dari koin bunga melati pecahan Rp 500 bunga.

Itulah beberapa keistimewaan uang koin kelapa sawit yang beberapa hari terakhir viral karena ada yang menjualnya dengan harga sampai miliaran. 

Satu lagi yang penting diketahui, sampai tulisan ini naik server, uang koin kelapa sawit ini masih menjadi uang pembayaran tunai resmi Bank Indonesia. Data di situs resmi Bank Indonesia menunjukkan bahwa uang logam terakhir yang dicabut dari peredaran adalah pecahan Rp 25 (1991) pada tahun 2010 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Hasbi Maulana

Terbaru