Inilah cara investasi aman dan untung pada semester II 2020 menurut Infovesta

Kamis, 02 Juli 2020 | 06:57 WIB   Reporter: Intan Nirmala Sari
Inilah cara investasi aman dan untung pada semester II 2020 menurut Infovesta

ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS.


Ke depan, Wawan menilai komposisi portofolio yang optimal untuk diterapkan para investor yakni skema 5;3;2. Artinya, investor direkomendasikan untuk menempatkan 50% asetnya pada instrumen investasi obligasi, dengan asumsi suku bunga turun dan usahakan pilihan lebih kepada SBN. Mengingat, jika hal buruk terjadi ke depan, obligasi korporasi berisiko mengalami default.

Baca juga: Mobil Ayla di Jakarta diskon hingga Rp 15 juta, jangan dilewatkan!

Selanjutnya, investor bisa menempatkan 30% asetnya pada instrumen pasar uang, kas maupun deposto. Sedangkan sisanya 20% bisa ditempatkan di saham, menguat valuasi kebanyakan saham saat ini sudah berada di level termurah sejak 2008 dan berpotensi memberikan return. "Skema tersebut ideal diterapkan oleh mereka yang konservatif, moderat, bahkan juga agresif," ujar Wawan.

Prediksinya, jika PSBB bisa segera dicabut dan tren suku bunga acuan masih dalam tren rendah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun memungkinkan terparkir di rentang 5.400 hingga 5.500. Sedangkan untuk bisa kembali ke level 6.000 prediksinya baru akan terjadi di tahun depan.

Wawan juga tak berharap banyak pada prospek saham di tahun ini, mengingat pergerakan dalam 6 bulan terakhir sudah sangat fluktuatif. Apalagi, jika kebijakan PSBB terus diperpanjang dan berpotensi menekan kinerja emiten semakin dalam. Saat situasi tersebut terjadi, Wawan memperkirakan IHSG bisa turun ke level 4.500.

"Untuk investor super agresif, dengan jangka waktu investasi long term 10 tahun, pilihan untuk melirik banyak saham dari sekarang tidak masalah, harapannya pasca Covid-19 ekonomi akan segera bangkit seperti 2008 silam," tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru