Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.
Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) selebar itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang.
Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.
Baca Juga: Harga emas spot berada di US$ 1.671,27 per ons troi
Nah, berikut ini gambaran potensi untung/rugi andaikata para investor emas lantakan pada beberapa kurun waktu.
- Membeli emas Antam pada 28 Februari 2020 (Rp 816.000 per gram) = -6,86% (rugi)
- Membeli emas Antam pada 06 Februari 2020 (Rp 770.000 per gram) = -1,30% (rugi)
- Membeli emas Antam pada 06 Desember 2019 (Rp 751.000 per gram) = 1,20% (untung)
- Membeli emas Antam pada 06 September 2019 (Rp 765.000 per gram) = -0,65% (rugi)
- Membeli emas Antam pada 06 Juni 2019 (Rp 662.000 per gram) = 14,80% (untung)
- Membeli emas Antam pada 06 Maret 2019 (Rp 656.500 per gram) = 15,77% (untung)
- Membeli emas Antam pada 06 Desember 2018 (Rp 653.000 per gram) = 16,39% (untung)
- Membeli emas Antam pada 06 September 2018 (Rp 607.014 per gram) = 25,20% (untung)
- Membeli emas Antam pada 06 Juni 2018 (Rp 611.050 per gram) = 24,38% (untung)
Kalkulasi di atas belum memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan biaya meterai Rp 6.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News