BIAYA PENDIDIKAN - Anda tengah berhitung untuk menyiapkan dana pendidikan buat si buah hati? Masih galau untuk memilih tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan? Atau justru galau karena tidak yakin terhadap imbal hasil: cukup tidak saat anak Anda hendak kuliah di perguruan tinggi?
Semua kegalauan Anda itu sangat manusiawi. Maklum saja kenaikan biaya pendidikan bisa lebih tinggi dari inflasi. Sedang di sisi lain mencari produk keuangan yang bisa memberikan imbal hasil selaras atau lebih tinggi dari inflasi bukan perkara mudah.
Sebelum Anda menentukan pilihan, sebaiknya Anda harus paham kelebihan dan kekurangan setiap produk.
Tabungan pendidikan
Apa saja kelebihan tabungan pendidikan?
Pertama, sebagai produk bank, tabungan pendidikan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jika sewaktu-waktu bank bangkrut, LPS yang akan menjamin uang yang sudah Anda setorkan.
Kedua, bisa ditarik sewaktu-waktu Anda memerlukan, meski dikenakan biaya penalti oleh bank. Ketiga, Anda akan disiplin menyetor tiap bulan.
Lantas apa kekurangan tabungan pendidikan?
Pertama, bunga tabungan relatif kecil sekali, berkisar 3% - 6% per tahun.
Kedua, nilai perlindungan yang diberikan tidak tinggi. Mengingat asuransi jiwa pada produk tabungan pendidikan hanya mengkaver jika penyetor meninggal dunia, maka pihak bank tetap akan memberikan sejumlah dana sesuai besaran tabungan yang disepakati bagi anak tertanggung. Bank tidak memungut premi terhadap asuransi jiwa dari produk tabungan pendidikan.
Asuransi pendidikan
Asuransi pendidikan juga memiliki kelebihan. Pertama, Anda menjadi disiplin menyisihkan dana setiap bulan. Sebab, jika Anda terlambat menyetor beberapa bulan saja, asuransi Anda akan dinilai batal dan dikenai denda administratif untuk melanjutkan asuransi pendidikan Anda.
Kedua, imbal hasil investasi lebih tinggi dari bunga tabungan, bisa berkisar 15%.
Ketiga, ada asuransi dengan nilai pertanggungan yang besarnya bergantung pada premi bulanan yang Anda bayarkan. Jadi jika nasabah meninggal dunia, ahli waris akan mendapat nilai pertanggungan dan juga hasil investasi dari asuransi pendidikan.
Lalu, apa kelemahan asuaransi pendidikan?
Pertama, biaya administrasi cukup banyak sehingga mengurangi imbal hasil. Kedua, imbal hasil kurang sehingga tujuan dana pendidikan tidak tercapai. Ketiga, tidak ada jaminan pemerintah.
Mana yang harus dipilih, tabungan atau asuransi?
Nah,mengacu pada kelebihan dan kekurangan di atas, Aidil Akbar, perencana keuangan dari Moneesa.com menyarankan tabungan pendidikan lebih tepat untuk menyiapkan dana pendidikan anak masuk ke PAUD atau TK. Karena itu, jika memilih tabungan pendidikan, Aidil menyarankan untuk membeli asuransi secara terpisah.
“Pilih asuransi jiwa berjangka lebih tepat, karena premi murah dan proteksi besar,” jelas Aidil. Saat memilih tabungan pendidikan faktor yang harus Anda cermati adalah bunga dan fleksibilitas penarikan dana tanpa penalti. Tanyakan kepada petugas bank terkait situasi dan kondisi pengenaan penalti.
Jika saat ini Anda memang belum atau sama sekali tidak memiliki asuransi, Anda bisa menjatuhkan pilihan pada asuransi pendidikan. “Hanya tepat bila ada kebutuhan asuransi, kalau mengandalkan hasil investasi, premi yang dibayar terlalu mahal untuk hasil yang diberikan,” ujar Aidil memberi alasan.
Meski pada produk asuransi pendidikan akan ada jangka waktu tertentu, saat anak masuk usia SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, Anda harus waspada dan cermat terhadap jumlah dana yang cair pada waktu-waktu tersebut.
Tetap ada kemungkinan dana yang cair masih kurang untuk membiayai anak Anda pada tahun-tahun yang akan datang.
Memang para agen asuransi biasanya memberikan tabel ilustrasi terkait perkiraan pengembangan dana investasi dan jumlah dana yang bisa dicairkan. Namun, yang namanya ilustrasi tentu bisa saja berbeda dengan realisasinya. Dana yang cair sangat bergantung pada besar hasil investasi dari unitlink yang dipilih oleh perusahaan asuransi.
Nah, agar Anda tidak salah pilih produk asuransi pendidikan sebaiknya Anda bertanya lebih detail kepada agen asuransi sebelum meneken polis. “Biaya yang transparan dan harus ditulis semua termasuk biaya-biaya yang tersembunyi agar bisa dihitung imbal hasil riil,” ujar Aidil.
Jika Anda berpikir bahwa asuransi pendidikan lebih tepat untuk menyiapkan dana pendidikan masuk ke perguruan tinggi, sebaiknya Anda kaji ulang. “Sebenarnya kurang tepat, mengingat hasil yang ditawarkan tidak seimbang dengan peningkatan biaya pendidikan,” ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting.
Hal ini juga ditegaskan oleh Aidil. “Tingginya biaya-biaya dalam asuransi pendidikan sangat jarang bisa memenuhi biaya pendidikan anak-anak klien,” jelasnya.
Mengingat profil kedua produk dana pendidikan tersebut, kini Anda bisa memiliki gambaran berbagai kemungkinan risiko yang terjadi terhadap tabungan pendidikan maupun asuransi pendidikan.
Jika Anda termasuk tipe investor moderat atau agresif, para perencana keuangan akan menyarankan Anda untuk berinvestasi langsung ke reksadana atau saham. Pilihan investasi ini masih mampu mengejar laju inflasi dan juga kenaikan biaya pendidikan.
Tetapi jika Anda termasuk investor bertipe konservatf, yang artinya tidak berani mengambil risiko, maka pemilihan tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan sudah tepat.
Satu produk satu jenjang pendidikan per anak
Nah, bagi Anda yang bertipe moderat dan agresif memang kudu jeli membeli produk investasi. Guna memudahkan proses pencairan dana saat dibutuhkan untuk masuk ke tiap jenjang pendidikan, sebaiknya Anda mendedikasikan satu produk investasi untuk tiap jenjang pendidikan per anak.
Misalnya, saat ini anak Anda baru berusia 2 tahun dan Anda hendak menyekolahkan ke TK saat usia 5 tahun, Anda bisa memilih tabungan pendidikan untuk menyiapkan dana masuk TK. Sedangkan untuk menyiapkan dana masuk SD dan SMP, Anda bisa memilih reksadana campuran atau reksadana saham.
Jika Anda belum memiliki asuransi, maka asuransi pendidikan bisa Anda pilih sekaligus untuk menyiapkan dana masuk SMA. Sedangkan untuk menyiapkan dana masuk perguruan tinggi, Anda bisa berinvestasi langsung ke obligasi pemerintah atau saham, mengingat jangka waktu yang masih di atas 10 tahun.
Tentu saja Anda harus menghitung kemampuan finansial Anda menyisihkan dana setiap bulan untuk menyetor ke- 4 produk sesuai tujuan investasi tadi. Jangan keburu ciut nyali. Saat ini ada banyak pilihan membeli produk investasi yang bisa dimulai dengan Rp 100.000 per bulan.
Ingat, lebih baik sedikit lebih ribet berinvestasi ke beberapa produk, tetapi saat anak Anda masuk ke jenjang pendidikan lanjutan, Anda tidak lagi ribet mencari tambahan dana.
Meski saat ini anak Anda masih berusia 2 tahun, Anda tetap harus berburu informasi terkait sekolah yang hendak Anda tuju untuk memberikan pendidikan terbaik. Sebaiknya juga Anda menyiapkan 2 opsi terkait sekolah favorit yang hendak Anda tuju. Hal ini guna mengantisipasi kenaikan biaya antar sekolah favorit yang bervariasi.
Jangka waktu menyiapkan dana pendidikan memang faktor paling penting terkait pemilihan produk investasi. Perhitungan di atas baru untuk satu orang anak. Jadi jika Anda ingin atau sudah memiliki lebih dari 1 anak, maka tinggal dikalikan jumlah anak. Sebab, rentang usia anak juga berpengaruh terhadap ketepatan memilih produk investasi.
Nah, jangan tunda-tunda lagi, segera hitung dan persiapkan dana pendidikan buat si buah hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News