Berapa usia yang paling tepat untuk ajarkan anak melek keuangan?

Sabtu, 02 November 2019 | 13:27 WIB   Reporter: Tri Sulistiowati
Berapa usia yang paling tepat untuk ajarkan anak melek keuangan?


ANGGARAN - JAKARTA. Agar anak bijak menggunakan uang, orang tua wajib mengajarkan cara mengelola uang sejak dini. Tujuannya, agar mereka melek keuangan dan tidak bingung mengolah pendapatan saat dewasa. 

Widya Yuliarti, Financial Planner Finansialku.com mengatakan mengajarkan anak melek keuangan akan membuat mereka terbiasa menabung.

Baca Juga: Gaji pas-pasan, ini cara berhemat biaya transportasi

Selain itu, saat mereka dewasa akan lebih mudah mengatur gaji yang didapatkannya.

Mengajarkan anak tentang mengelola keuangan gampang-gampang susah. Anda sebagai orang tua juga wajib memberikan contoh langsung kepada si anak. Alasannya, anak-anak cenderung meng-copy perilaku orang tua.

"Bila orang tuanya boros jangan harap anaknya bisa jadi hemat," kata Agustina Fitria, Financial Planner OneShildt.

Kapan sih waktu yang paling tepat mulai mengajarkan anak tentang keuangan?

Fitria menyarankan Anda dapat mulai mengenalkan anak tentang uang saat berusia lima atau enam tahun. Anda bisa loh mengajak anak saat belanja bulanan dan beramal.

Dengan begitu, anak akan menyadari bila uang adalah barang yang berharga.

Saat menjadi siswa Sekolah Dasar (SD), Anda sebaiknya mulai mengajak anak untuk ke bank. Tujuannya, agar Anda tahu bila uang juga harus ditabung.

Saat itu, sebaiknya Anda mulai mengajarkan anak untuk menabung. Widya mengatakan Anda bisa menggunakan celengan ayam untuk tabungan pertama si anak.

Untuk nilai uang yang ditabung bisa ambil dari uang kembalian jajan. Usahakan, anak mulai disiplin menabung setiap mendapatkan uang kembalian.

Baca Juga: Agar menabung tak cuma wacana, ikuti 3 poin ini

Saat anak sudah bisa berhitung, Anda boleh loh mulai mendorongnya untuk menyisihkan sebagian uang jajan untuk ditabung. "Sebaiknya Anda ajak anak untuk buat tujuan menabung agar bersemangat," kata Widya.

Oh ya, biasakan anak Anda untuk menyisihkan dana di awal untuk ditabung ya. Agar, mereka tidak lantas menghabiskan semua uang jajan yang didapatkan.

Berikan tanggung jawab mengatur uang jajan

Saat anak mulai beranjak remaja, Anda sebaiknya mulai mengajarkan mereka untuk mengatur uang jajan.

Anda sebaiknya mengajak anak untuk mengobrol tentang cara mengolah uang yang didapatkan.

Baca Juga: Agar keuangan aman, ini yang harus dilakukan generasi sandwich

Contohnya :

Total uang jajan per hari : Rp 6.000

Untuk tabungan : Rp 2.000

Untuk jajan di sekolah : Rp 3.000

Untuk infaq : Rp 1.000

Fitria mengingatkan orang tua harus bijak saat memberikan uang jajan, jangan berlebih atau kurang. Sebaiknya, orang tua berhitung kebutuhan anak sebelum menentukan uang jajan hariannya.

Agar tidak hanya jadi obrolan sia-sia, Anda dorong anak untuk mempraktekkannya. Untuk kontrol dan evaluasi, Anda bisa menanyakan penggunaan uang jajan si anak saat pulang sekolah.

"Saat anak sudah SMP (Sekolah Menengah Pertama) Anda bisa menjatahkan uang jajan seminggu sekali," kata Fitria. Alasannya, agar anak mulai belajar mengelola dana dalam jumlah yang cukup besar.

Perlu diperhatikan, Anda harus mengajak anak untuk berkomitmen. Si anak tidak boleh meminta uang jajan tambahan sebelum waktunya. Dengan begitu, anak akan lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya.

Baca Juga: Mau investasi di platform pinjaman online? Simak dulu empat poin penting ini

Anda bisa mulai memberikan jatah uang jajan bulanan ketika anak menjadi siswa SMA. Untuk kontrol, Anda dapat mengajak anak berdiskusi tentang penggunaan uang jajannya sebulan sekali.

"Jangan pernah tabu membicarakan uang dengan anak," kata Fitria. Sifat terbuka akan memudahkan Anda mengajarkan si anak untuk mengelola keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tri Sulistiowati

Terbaru