Supaya liburan berkesan dan tanpa beban

Rabu, 26 Agustus 2015 | 15:29 WIB   Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina
Supaya liburan berkesan dan tanpa beban


Seperti tujuan keuangan lainnya, dana liburan juga harus direncanakan supaya tak menganggu rencana lainnya.  Tergantung jangka waktu, reksadana bisa jadi alternatif pilihan investasi.

Apakah Anda mulai merasa penat dan jenuh dengan aktivitas harian dan bangun di pagi hari mulai terasa berat dan menyiksa lantaran tak lagi menikmati tugas dan pekerjaan sebelumnya? Boleh jadi, ini adalah saatnya untuk berlibur.    

Seseorang memang membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak dari rutinitasnya. Tujuannya supaya memperoleh keseimbangan  jiwa dan kesegaran jasmani. Dengan keluar dari kesibukan yang mendera, mereka berharap akan memperoleh semangat lagi saat bekerja atau menjalani hidup. Bukankah bertemu dengan orang-orang yang berbeda di tempat yang baru bisa memperkaya pengalaman hidup pula?

Apalagi, menurut beberapa studi yang pernah dilakukan, berlibur juga menjadi salah satu cara untuk mendongkrak produktivitas kerja, kualitas hubungan sosial hingga kesehatan. Oleh karena itu, tak sedikit perusahaan yang menetapkan peraturan meminta pegawainya untuk mengambil jatah cutinya. Beberapa di antaranya bahkan punya jadwal rutin liburan bersama sesama karyawan.

Hanya, untuk menikmati momen liburan yang menyenangkan sekaligus berkesan, butuh dana di luar dari biasanya. Apalagi, jika ingin berlibur dengan mengunjungi tempat-tempat nan eksotik lengkap dengan pemandangan alam maupun bangunan yang menakjubkan.

Bagi sejumlah orang, mungkin biaya liburan yang mahal tak jadi soal. Namun, alangkah baiknya jika dana liburan itu memang benar-benar disiapkan. Tujuannya, tentu saja supaya Anda benar-benar bisa menikmati liburan tanpa meninggalkan beban samasekali.

Bahkan, sejumlah orang memiliki target rutin berlibur setiap tahun. Maraknya industri pariwisata memang kian menggugah banyak orang untuk berlibur atau sekadar jalan-jalan merasakan uniknya kehidupan di berbagai negara. Bermacam persiapan pun harus benar-benar Anda hitung supaya target-target Anda tak terlewati.


Susun rencana
Dalam ilmu perencana keuangan, menyiapkan dana liburan bisa menjadi salah satu tujuan keuangan. Dengan demikian, liburan yang Anda lakukan lebih terencana secara finansial. Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, menuturkan, dana liburan memang harus direncanakan karena liburan merupakan kebutuhan konsumtif. "Apalagi kalau butuh dana yang besar, makan perlu direncanakan supaya tidak menganggu cashflow sehari-hari," jelas dia.

Segendang sepenarian, Chairman One Shildt Consulting Risza Bambang juga memaparkan, perencanaan liburan diperlukan agar kebutuhan dana liburan tersebut tidak mengganggu rencana investasi masa depan atau rencana kebutuhan masa depan lainnya. Selain itu, "Agar kebutuhan dana bisa dipersiapkan sejak dini dengan menyisihkan disposable income," terang dia.   Lantas, bagaimana cara membuat dana liburan yang benar?    

Dalam menyusun rencana liburan pun, ada tahap-tahap yang harus terlebih dulu Anda putuskan. Berikut tahapan untuk membuat perencanaan keuangan liburan:  


• Jangka waktu
Pertama, Anda harus menentukan waktu berlibur atau jangka waktu. Ini gunanya untuk menetapkan instrumen investasi apa yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dana liburan.

Eko mengatakan, tidak ada angka ideal untuk menentukan jangka waktu untuk berlibur, tergantung dari keinginan masing-masing individu atau keluarga. "Tidak ada angka yang pasti karena itu pengeluaran bersifat konsumtif," ujar dia.

Namun, sebagian besar orang merencanakan liburan itu dalam jangka pendek. "Paling lama tiga tahun," kata Eko.


• Destinasi wisata
Kedua, Anda harus menentukan tujuan wisata yang akan dikunjungi, kapan dan berapa lama Anda akan menghabiskan waktu di sana. Tujuan wisata ini boleh hanya satu kota. Bisa juga, rencana liburan Anda sekaligus berkunjung ke beberapa kota dan sejumlah negara.

Nah, jika tujuan wisata Anda adalah kota-kota di Indonesia, mungkin akan lebih mudah.  Namun, bila destinasi wisata adalah kota-kota di luar negeri, Anda harus mengantongi surat perizinan untuk masuk ke negara-negara tersebut.  Sebab, ada komponen biaya khusus yang harus Anda keluarkan untuk mengurus perizinan berikut identitas diri ketika berada di luar negeri.

Ambil contoh, Anda juga harus menghitung biaya untuk mengurus paspor dan visa jika berkunjung ke negara-negara yang belum bebas visa.

Belum lagi, Anda juga harus menghitung fluktuasi nilai mata uang. Mungkin biaya-biaya tersebut tidak besar, namun ada baiknya tetap memasukkan komponen tersebut dalam perencanaan keuangan liburan.

Namun, bukan berarti perjalanan domestik tak menguras kantong. Biaya untuk menjelajah destinasi yang menawan di wilayah Indonesia bagian Timur, seperti Raja Ampat di Papua atau Pantai Ora di Maluku tak kalah mahal dengan perjalanan ke luar negeri.

Setelah menetapkan tujuan, Anda juga harus merencanakan aktivitas apa saja yang akan dilakukan, atraksi apa saja yang akan dikunjungi, perlengkapan apa saja yang harus dibawa, tempat tinggal di sana, alat transportasi ke sana dan selama di sana, termasuk oleh-oleh yang akan dibeli.

Oh ya, untuk mengikuti sebuah atraksi, adakalanya ada ketentuan yang harus diikuti. Misalnya, dalam acara Sensation White di Amsterdam. Sesuai tradisi yang berlaku, peserta harus memakai baju putih sebagai ungkapan dukacita.

Atau, jika Anda ingin menonton Opera di Vienna, Anda harus menyiapkan gaun malam nan elegan. Tentu akan menjadi biaya tambahan bila Anda tak punya koleksi gaunnya, bukan?

Untuk memudahkan, itenerary atau jadwal dan rute wisata yang dibuat oleh agen-agen perjalanan bisa menjadi bahan rujukan Anda dalam membuat agenda selama berlibur. Anda bisa mengunduhnya lewat internet atau mengambil brosur yang sering dibagikan saat pameran tour and travel.

Jika destinasi wisata Anda sangat spesifik, Anda juga bisa berselancar di internet untuk menggali informasi dan pengalaman dari orang-orang yang lebih dulu mengunjungi objek wisata yang diincar. Dari situ, Anda bisa menentukan itenerary liburan sendiri.  


• Hitung biaya
Setelah menentukan tujuan wisata, objek yang akan dikunjungi atau atraksi yang akan diikuti, menghitung anggaran biaya merupakan tahapan yang ketiga. Hitunglah semua pengeluaran. Jangan lupa, Anda juga harus memasukkan biaya makan dalam rencana ini.

Dalam menyusun anggaran biaya ini, Anda bisa memilah antara biaya yang harus dibayar di sana dan apa saja yang bisa dibayar di sini. "Tujuannya untuk mengurangi beban biaya di tempat tujuan," kata Risza.

Untuk memperoleh perkiraan biaya ini, rajin-rajinlah mencari info melalui internet atau bahkan melalui telepon jika memungkinkan.

Biaya-biaya yang bisa dibayarkan terlebih dulu, misalnya tiket pesawat, sewa hotel atau penginapan, biaya transportasi lokal (bus dan kereta), serta biaya agen perjalanan jika Anda memang mengikuti tur dari agen perjalanan di sana.

Siapkan alat pembayaran dalam beberapa bentuk, misalnya uang tunai, kartu kredit dan kartu debit. "Jangan terlalu banyak membawa uang tunai, terutama di negara-negara tertentu yang membatasi uang tunai yang dibawa," jelas Risza.


• Sisihkan sebagian penghasilan
Setelah nilai total biaya liburan diperoleh, maka saatnya mulai menabung atau menyisihkan sebagian dari penghasilan dan mencari instrumen investasi yang bisa memberikan imbal hasil yang bagus dalam jangka pendek. Dana yang disisihkan tetap berasal dari pendapatan, namun jangan sampai mengganggu pengeluaran rutin, termasuk pengeluaran untuk tabungan atau tujuan investasi masa depan.  

Anda bisa menghitungnya dengan kalkulator atau lewat program Excell. Bila ingin mudah, Anda bisa memanfaatkan situs perencana keuangan yang biasanya juga menyediakan fasilitas financial calculator untuk menentukan pembayaran reguler atau nilai uang yang mesti ditabung per bulan.

Anda bisa langsung memasukkan jangka waktu (sekarang sampai dengan waktu liburan), bunga investasi dan nilai masa depan. "Jangan lupa, nilai masa depan di-upgrade dengan asumsi inflasi selama periode jangka waktu," kata Risza. Hasil dari perhitungan inilah yang harus disisihkan setiap bulan.

Misalnya, untuk liburan satu tahun lagi, Anda butuh biaya Rp 20 juta, maka setiap bulannya Anda perlu menabung Rp 1,66 juta. Perhitungan dalam tempo setahun memang cukup sederhana lantaran Anda tak perlu memperhitungkan inflasi.

Lain halnya, jika liburan dilakukan sekitar 2–3 tahun lagi atau bahkan lebih lama. Anda sudah harus memperhitungkan kenaikan biaya nantinya.

Jangan lupa, jika sudah memperoleh nilai uang yang harus disisihkan, Anda tetap harus mempertimbangkan dengan kemampuan finansial. Jika tidak cukup, maka rencana liburan harus disesuaikan, yakni dengan menurunkan kenyamanan atau pilihan gaya hidup.

Selain disisihkan dari pendapatan bulanan, persiapan dana liburan juga bisa diambil dari pendapatan tahunan Anda, seperti bonus, THR, dan lain-lain. Hanya, pastikan tidak ada keperluan penting lainnya yang hendak dipenuhi dengan dana tersebut.


• Pilihan reksadana
Ada berbagai instrumen investasi yang bisa dipakai untuk mengumpulkan dana liburan. Salah satunya, reksadana. Sayangnya, untuk persiapan liburan dalam jangka pendek, belum banyak orang yang familiar menggunakan produk reksadana. "Kalau untuk liburan, banyak orang memilih produk tabungan. Reksadana belum familiar," kata Eko.

Meski begitu, Panin Asset Management punya beberapa produk untuk liburan yang direncanakan dalam jangka setahun. Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja mengatakan, pilihan produk untuk liburan adalah Panin Dana Utama Plus 2. Produk ini bisa jadi alternatif ketimbang menyimpan uang di tabungan.

Ridwan melanjutkan, untuk liburan dengan jangka waktu yang pendek di bawah setahun, investor bisa memilih reksadana pasar uang. Panin memiliki produk, yaitu Panin Dana Likuid dengan kebijakan investasi 100% dana kelolaan ditempatkan pada instrumen pasar uang. Jatuh tempo produk ini di bawah setahun.

Kinerja produk ini cukup bagus karena sejak diluncurkan pada Juli 2012, imbal hasil produk ini mencapai 17,76%. Ridwan lebih menyarankan reksadana ini ketimbang deposito yang tak bisa setiap saat dicairkan. “Faktor likuiditas jadi keunggulan dari reksadana,” tutur dia.

Direktur Samuel Asset Management Agus B. Yanuar mengatakan, saat ini masyarakat sudah bisa mempertimbangkan reksadana sebagai alternatif untuk persiapan dana liburan. “Ada klien kami yang merupakan pendaki gunung. Jadi, biaya pendaki gunung tiga tahun ke depan, direncanakan dari sekarang,” ungkapnya.

Kalau digunakan dua tahun atau tiga tahun mendatang, Agus menyarankan investor untuk membeli produk reksadana campuran atau pendapatan tetap. Atau kalau mau jangka waktu lebih lama, misalnya akan berwisata lima tahun yang akan datang, investor bisa ambil produk yang berbasis saham, baik reksadana campuran atau reksadana saham.

Adapun penarikan dana bisa dilakukan saat akan digunakan, dengan kondisi pasar seperti apapun. Agus mengatakan, ini sama halnya dengan reksadana dengan tujuan pendidikan. Setiap tahun, dana pasti ditarik sesuai kebutuhan, misalnya ketika membayar SPP pada awal tahun ajaran, yakni pertengahan tahun. Untuk liburan pun seperti itu, dana ditarik ketika mendekati liburan. Makanya, yang paling menentukan reksadana saham itu untuk uang yang digunakan di atas tiga tahun atau sekitar lima tahun.

Pada dasarnya, kata Agus, semua jenis tujuan keuangan bisa diakomodasi oleh produk reksadana. Yang menarik, produk reksadana sangat terjangkau, mulai Rp 100.000 dan bisa mulai atau ditarik kapan saja seperti tabungan. “Tapi dalam jangka menengah dan panjang, imbal hasilnya lebih tinggi,” sebut dia.

Bila memang ingin merencanakan liburan tiga tahun mendatang, Agus menyarankan produk SAM Dana Berkembang dan SAM Syariah Berkembang. Sementara, untuk produk reksadana saham ada SAM Syariah Equity Fund dan SAM Indonesia Equity Fund.

Secara historis, dengan menggunakan data Juli, reksadana saham dalam lima tahun terakhir hanya memberi imbal hasil 6,3% per tahun lantaran ada koreksi besar di 2013 dan tahun ini. Sementara, dalam jangka 10 tahun, dari 2005, imbal hasil reksadana saham mencapai 12,2% per tahun.

Untuk reksadana campuran, imbal hasil sekitar 9,4% per tahun, sementara inflasi sekitar 7%. Dengan kata lain, return-nya masih di atas inflasi. Agus menambahkan, untuk menggaet investor yang hobi traveling, SAM sengaja berpromo di media, seperti National Geographic. “Kami ingin memperluas segmen pasar saja, jadi SAM juga menyasar investor yang punya hobi berwisata atau berpetualang,” ucapnya.

Mari, rencanakan liburan dengan baik dan bijak agar bisa berlibur dengan tenang dan nyaman!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru